33 - Ayah Jihan

703 53 2
                                    

"Udah lo lacak lokasi bokap lo, Han?" tanya Fia.

Jihan mengotak-atik ponsel di tangannya. "Nah, ketemu nihh!"

"Di mana bokap lo?" tanya Ambar yang duduk di samping Fia.

"Club yang waktu itu ..." ucapan Jihan menggantung.

"Liat," ucap Ambar.

Jihan menyerahkan ponselnya ke Ambar. Ia duduk sendiri di kursi penumpang belakang. Ayahnya sekarang berada di club saat Jihan hampir dilecehkan oleh Apriva.

"Ini club yang waktu itu lo ..." pertanyaan Fia menggantung. Ia tak mau melanjutkannya karena takut akan mengingatkan Jihan pada kejadian itu.

"Iya," ucap Jihan. Pikirannya menerawang pada kejadian itu. Saat ia janjian dengan Apriva, lalu dibawa ke club itu.

"Udah, Han. Jangan dipikirin!" ucap Ambar membuyarkan lamunan Jihan.

Fia memarkirkan mobilnya. Mereka bertiga turun dari mobil dan mengamati keadaan luar club malam itu.

"Gue takut," ucap Jihan.

"Gue juga, Han. Bahaya banget kalo kita masuk ke dalam," timpal Ambar.

"Gue teleponin Wildan aja kali ya?" tanya Fia.

"Telepon Gavin sama temen-temennya aja. Lo udah balikan sama dia kan, Han?" ucap Ambar.

"Nggak usah. Kita masuk aja, nggak bakal ada apa-apa," ucap Jihan cukup berani.

Tiba-tiba Ambar menarik tangan Fia dan Jihan. Posisi mereka kini tersembunyi di balik mobil hitam.

"Apaan sih main tarik-tarik kayak gini?" tanya Jihan.

"Itu, Han." Ambar menunjuk ke pintu club malam itu.

"Ayah ..." gumam Jihan. Ia melihat Arwan bersama Alexa, Mamanya Gavin. "Itu ... itu nyokapnya Gavin!"

"Hah?!" kaget Ambar dan Fia.

"Lo yakin itu nyokapnya Gavin?" tanya Fia.

"Iya, itu Tante Alexa," jawab Jihan.

Jihan menyandarkan tubuhnya ke mobil hitam di belakangnya. Tatapannya menatap lurus ke depan. Dia harus bagaimana?

"Jadi, bokap lo selingkuh sama nyokapnya Gavin?" tanya Fia.

Plak

Ambar memukul lengan Fia dengan telapak tangannya. "Belum tentu mereka ada hubungan. Siapa tau cuma urusan bisnis," ucap Ambar berusaha berpikir positif.

Lain dengan pikiran Ambar, Jihan malah berpikir sebaliknya. Pikirannya negatif, keruh. "Tapi Tante Alexa kerjaannya emang kayak gitu, Mbar. Mereka pasti ada hubungan spsial," ucap Jihan lesu.

"Kita tanya ke mereka?" tanya Fia.

Jihan menggeleng pelan. "Jangan."

"Terus gimana?" tanya Fia geram.

"Kita pikirin dulu, omongin sama Gavin juga," ucap Ambar. "Gimana?"

"Iya."

:::::

"Yang udah balikan mah auranya beda," sindir Hanung.

"Kasih PB lah ... pajak balikan gitu," tagih Alan.

"Iya nih, mumpung lagi di kantin. Beliin siomay cukup lah," ucap Ambar ikut-ikutan.

"Sumpah deh, aura Gavin sama Jihan beda banget. Kayak bersinar-sinar gitu," ucap Dwi.

"Lebay lo, Wi," cibir Fia.

"Sebenernya gue patah hati sih liat Gavin sama Jihan balikan. Tapi nggak pa-pa lah. Asal kau bahagia, aku rela. Terserah kamu, Bang. Ingin menduakan sampai menseratuskan juga nggak pa-pa," ucap Hanung.

GAVHAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang