Prolog

22.4K 1.1K 27
                                    

Semua anak di dunia ini terlahir dari seorang wanita yang disebut dengan ibu. Semua ibu menyayangi anaknya dan Semua ibu ingin yang terbaik untuk anaknya.

Bermacam-macam bentuk kasih sayang ibu berikan untuk anaknya.

Mendidik seperti guru, agar anaknya menjadi manusia berguna.
Merawat seperti dokter, agar anaknya tumbuh menjadi manusia yang sehat dan kuat.
Memasak seperti koki, agar anaknya tak merasa kelaparan.
Dan masih banyak lagi bentuknya. Bahkan terlalu banyak, hingga tak dapat di jelaskan dengan kata-kata.

Yang barusan adalah gambaran sosok seorang ibu pada umumnya. Namun, bagi Fella sosok seorang ibu tidaklah seperti itu.

Ibunya, wanita yang melahirkannya adalah sosok wanita yang selalu melukai hatinya. Sosok wanita yang selalu mencacinya dengan kata-kata kasar. Sosok wanita yang dengan teganya berani menyiksa anaknya.

Fella berfikir mungkin ini memang salahnya, tapi apa yang salah pada dirinya hingga diabaikan sejak lahir oleh ibunya.

Dalam cerita ini kita akan merasakan bagaimana perjuangan Fella agar dapat dilihat oleh ibunya. Perjuangan seorang anak untuk mendapat kasih sayang dari orang tuanya.

🎭🎭🎭

"Kalo kerja tuh yang bener. Dari tadi saya liatin kamu, kerja lelet banget. Jadi manusia kok gak ada gunanya sama sekali. Udah nyusahin disuruh ini itu lelet bener. Niat hidup gak sih?" Ucap Wida tentu saja dengan ketus.

"Ma-- maaf Mah."

"Berdiri kamu!"

Fella mengikuti perintah ibunya, setelah berdiri Wida mengambil lap yang di genggam Fella dan melemparnya ke depan kaki Wida.

"Ambil" perintahnya kembali.

Fella berjongkok dengan bibir bawahnya dia gigit untuk menahan rasa sakit di kakinya. Baru saja tangan kananya menyentuh lap, kaki Wida dengan sengaja menginjak pergelangan tangan Fella yang bengkak.

"AHHH.. sakit mah. Tangan Fella sakit." Fella berteriak saat merasakan sakit yang teramat sangat pada tangannya.

"Sakit ya? Ini tuh azab untuk tangan kamu yang tak pernah berguna." Wida tertawa dan lebih menekankan kakinya pada tangan Fella.

"Mah.. sa--kit.. ampun mah ampun." Tangisan pilu Fella tak membuat hati Wida terenyuh. Bahkan dengan kasarnya dia menendang dagu Fella dengan kaki yang dia gunakan untuk menginjak lengannya hingga Fella terhempas ke belakang.

Tak puas sampai disitu Wida juga menginjak kaki Fella yang bengkak. Membuay Fella kembali menjerit kesakitan.

"Mama.. ampun." Fella terus saja memohon pada ibunya untuk menghentikannya.


_____

Semoga suka😉😉

Look at Me, MAMA! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang