Maaf yaa kalau ceritanya rada gaje.
Selamat membaca.
Semoga sukaa..🎭🎭🎭🎭🎭
Tok... tok... tok
Suara ketukan pintu membangunkan Fella dari tidurnya. Dia meringis saat merasakan sakit di sekujur tubuhnya, ditambah dengan perutnya yang juga minta diisi makanan.
Sejenak dia melihat jam yang tertempel di dinding, sudah menunjukan pukul 6 itu berarti dia telah tidur lebih dari 1 jam. Pantas saja perutnya terasa sangat perih.
Dengan tertatih dia beranjak untuk membuka pintu. Fella melihat Bi Mun yang membawa nampan berisi makanan tersenyum saat dia membuka pintu.
"Non belum makan dari tadi. Makan dulu ya Non, Nih Bibi udah siapin makanannya." Bi Mun menyerahkan nampan pada Fella. Nampan itu hampir terjatuh saat Fella mengambilnya, untungnya Bi Mun masih menahan nampan itu.
"Tangan Non sepertinya tambah parah, Bibi obatin ya Non." Bi Mun masuk kedalam kamar Fella dia menyimpan nampan di meja yang ada di kamar Fella lalu mengambilnya kotak P3K.
Fella menahan tangan Bi Mun. "Udah Fella obatin tadi. Bibi gak usah khawatir. Sekarag Bibi lanjut kerja aja, nanti Mama marah kalo Bibi malah ngurusin Fella." Ucap Fella
"Ya sudah. Non makan ya. Jika sudah, obatin lagi lukanya. Bibi mau lanjut kerja."
Setelah Bi Mun keluar Fella membawa nampan yang terdapat satu piring nasi bersama segelas air putih kedalam pangkuannya. Fella duduk di kasur dan mulai memakan makanannya.
Baru setengah nasi di piring yang masuk ke perutnya, dia dikagetkan oleh pintu yang terbuka secara kasar. Fella segera meminum air putih saat dia tersedak makanan yang dia makan.
"Bagus. Enak banget makan di sini, bukannya kerja. Bisa gak sih jadi orang itu berguna dikit. Tahu diri kamu itu numpang di sini." Ucap Wida tentu saja dengan suara yang tak pelan.
"Ma--maaf Mah, tadi Fella kecapean jadi Fella tidur sebentar." Fella menunduk seraya tangannya yang memainkan sendok.
"SAYA GAK PERDULI." Wida menarik nampan yang berada di pangkuan Fella. Hingga semua yang ada di atasnya berserakan di lantai kamar Fella.
"Cepat, buatkan tamu saya minuman. Lalu antar ke ruang tamu."
"Tapi Mah, tangan sama kaki Fella sakit. Fella gak sanggup buat bawanya."
"Alah, cuma begitu aja gak bisa. Emang dasarnya aja kamu itu gak berguna. Sekarang cepat buatkan saya gak mau denger alasan apapun." Wida menarik tangan Fella keluar menuju dapur.
"Cepat buat dan antar ke ruang tamu, dan ingat satu hal jangan berbicara apapun pada mereka. Jika mereka bertanya kamu siapa jawab saja kalau kamu anaknya Bi Mun. MENGERTI!" Setelah mengucapkan itu Wida pergi berlalu.
Fella mulai membuatkan minuman seperti yang diperintahkan oleh ibunya. Walaupun harus bersusah payah karena tangannya masih terasa sangat sakit.
"Non sedang apa? Itu biar Bibi aja yang buat. Non istirahat aja di kamar." Bi Mun yang baru saja datang langsung merebut botol sirup yang dipegang oleh Fella.
"Gapapa Bi, ini Mama yang nyuruh. Fella gapapa kok." Fella merebut kembali botol di tangan Bi Mun dan mulai menuangkannya kedalam gelas dengan sangat pelan.
"Tapi tangan Non--" perkataan Bi Mun terpotong oleh teriakan Wida di dalam rumah.
"BIBI CEPAT! KENAPA LAMA SEKALI."
Bi Mun yang mendengar itu segera membawa alat pemanggang yang sudah disiapkan di sana.
"Bibi ngurus ini dulu Non. Nanti kalau udah selesai biar bibi yang anter minumannya." Ucap Bi Mun lalu berlalu mebawa alat pemanggang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, MAMA! ✔
Teen Fiction"Mama, lihat! Lukaku semakin parah." "Mama, aku ingin sembuh." "Mama, aku kedinginan. Aku ingin dipeluk mama." "Mama, jangan pukul aku lagi. Badanku sakit semua" "Mama, aku menyayangimu." ~~~ Fella, Seorang gadis berusia 17 tahun, tak pernah sekalip...