Look at Me, MAMA! ~ 4

6.8K 626 7
                                    

Maaf kalo masih bayak typonya.
Hope you like it.
Happy reading

🎭🎭🎭🎭🎭

Setelah Raka pergi kuliah, Fella hanya diam di kamar. Hingga kini waktu menunjukan pukul 11 siang. Dia terus mengingat apa yang diucapkan ibunya juga yang tadi pagi diucapkan oleh ayahnya. Ibunya selalu bilang dia anak haram. Dan ayahnya berkata bahwa semoga dia tak menjadi berengsek seperti ayahnya.

Berarti kemungkinan dia bukan anak ayah Adam. Karena tidak mungkin seseorang mengatakan dirinya sendiri berengsek. Jadi siapa ayahnya? Apakah dia masih hidup? Jika iya, mungkin dia bisa menemukan ayahnya dan tinggal bersamanya.

Tapi kemana dia harus mencari ayahnya, namanya pun dia tak tahu. Apa dia harus menanyakan pada ibunya. Mungkin bukan jawaban yang dia dapatkan tapi caci maki juga siksaan lagi.

Fella terkekeh miris dengan pemikirannya. Sepertinya sebentar lagi dia akan gila. Dia beranjak dari kamarnya dan menemukan Bi Mun yang sedang berkutat dengan peralatan memasak.

"Bi? Fella bantuin ya?" Ucap Fella. Dia mengambil sayuran yang sudah disiapkan oleh Bi Mun dan membawanya ke washtafel.

"Ehh. Gak usah Non biar Bibi aja. Non istirahat aja." Ucap Bi Mun dia mengambil sayuran yang ada di tangan Fella.

"Gapapa Bi, Fella udah dari tadi istirahat. Bosen kalo harus diem terus." Fella kembali mengambil sayuran di Tangan Bi Mun, dan mulai mencucinya.

"Ya udah, tapi kalo ada yang sakit atau pusing bilang yah, jangan maksain." Bi Mun mengusap rambut Fella. Lalu kembali melanjutkan pekerjaannya yang sedang membuat sup.

"Bi, ini udah selesai langsung Fella potong ya? Atau Fella ngerjain yang lain?" Tanya Fella saat dia telah selesai membersihkan sayuran itu.

"Biar itu Bibi yang potong-potong. Non tolong bantu cuci buah aja." Ucap Bi Mun dengan tangan yang sibuk menuangkan sup ke mangkuk.

"Oke" ujar Fella dengan bersemangat.

Bi Mun tersenyum melihat tingkah anak majikannya itu.

"Seharusnya Bibi gak usah manggil Fella pake embel-embel Non, Fella kan bukan majikan Bibi. Malahan Fella tuh lebih miskin dari Bibi." Ucap Fella sambil mencuci buah.

"Non kok bicaranya gitu?"

"Gak kenapa-kenapa sih Bi, cuman agak aneh aja heheh." ucapnya diiringi kekehan di akhir kalimatnya.

"Aneh apanya atuh Non. Udah biasa juga. Lagian walaupun Bibi udah anggep Non seperti anak Bibi sendiri Bibi harus tetep hormat sama Non. Non kan anak majikan Bibi." Balas Bi Mun tangannya tak berhenti untuk memotong sayuran yang ada di depannya.

"Bibi udah kerja di sini sebelum Fella lahir kan Bi?" Ucap Fella. Dia mengelap tangannya lalu mengambil mangkuk buah di lemari.

"Iya, memang kenapa Non?"

"Berarti Bibi tau kalo Fella bukan anak Ayah?" Tanya Fella tanpa mengalihkan perhatiannya dari buah yang sedang dia susun di mangkuk.

Gerakan tangan Bi Mun yang sedang memotong bawang terhenti dan berbalik menatap Fella yang membelakanginya.

"Bibi gak tau Non." Bi Mun melanjutkan lagi pekerjaannya.

"Bibi bohong. Fella ingin tau Bi. Fella ingin tau siapa ayah Fella." Ucap Fella suaranya sudah mulai bergetar.

"Bibi gak tau persis apa yang terjadi. Tapi saat Nyonya mengandung Non Fella, sikap Tuan Adam menjadi beda. Dia seperti marah, sikapnya pada Nyonya menjadi dingin. Dulu Bibi pikir mungkin karena Tuan belum siap memiliki anak lagi. Tapi semakin kesini Bibi jadi tau kalau bukan hal itu yang membuat Tuan marah dan berubah. Nyonya dilarang keluar rumah oleh Tuan. Dia seperti memyembunyikan Nyonya dari orang-orang, bahkan jika ada tamu Tuan selalu mengurung nyonya di kamar, kondisi mental Nyonya menjadi buruk pernah beberapa kali Nyonya ingin mengugurkan kandungannya saat itu. Mungkin karena Tuhan yang tak menghendaki Non Fella meninggal sebelum melihat dunia, semua usaha Nyonya selalu gagal. Hingga akhirnya Non lahir dengan keadaan sehat. Bahkan saat melahirkan Tuan tak membawa nyonya ke rumah sakit. Tuan membawa bidan ke rumah ini dan membantu nyonya melahirkan." Jelas Bi Mun

Look at Me, MAMA! ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang