Happy reading
Hope you like it.🎭🎭🎭
Bel istirahat berbunyi dan para siswa langsung berbondong-bondong keluar dari kelas. Entah untuk mengisi perut mereka atau melakukan aktivitas lain untuk menyegarkan otak yang dipaksa untuk terus berpikir.
"Fell, lo mau makan atau sholat dulu?" Tanya Diza, dia menatap Fella yang sedang membereskan alat tulisnya.
"Sholat dulu." Fella memasukan alat tulisnya ke kolong bangku.
"Yaudah ayo, gue anter."
"Gak usah, kamu istirahat aja. Nanti keburu masuk."
"Ck. Ayo cepet gue anter." Diza menarik pelan tangan Fella dan menuntunnya menuju mushola.
"Nanti gue ke kantin beli makanan dulu. Kalo sholatnya udah beres jangan kemana-mana. Tunggu gue disana nanti gue jemput." Ucap Diza saat mereka dalam perjalanan menuju mushola.
"Apa sih, aku kaya anak pejabat aja harus di anter jemput." Fella mengerucutkan bibirnya.
"Lo tuh lagi sakit. Kalo gengnya, si siapa sih tadi yang nabrak lo di lapang?" Diza berucap dengan telunjuknya yang mengetuk-ngetuk keningnya.
"Dena?"
"Nah iya kalo gengnya si Dena tiba-tiba ngelabrak lo lagi gimana? Pokonya lo tungguin gue jangan keluar dari mushola sebelum gue dateng."
"Iya iya bawel." Fella berdecak.
Diza menoyor kepala Fella pelan.
"Gue lakuin ini karna gue sayang sama lo. Harusnya lo tuh bersyukur punya sahabat kaya gue."
"Iya iya terima kasih Diza sahabat aku yang paling baik sedunia." Ucap Fella.
"Gak usah lebay juga."
Mereka tertawa, setidaknya Fella mempunyai mood booster yang sangat menyayanginya. Diza benar dia sangat bersyukur memiliki sahabat seperti Diza yang selalu menjaganya.
Mereka sampai di mushola. Diza yang telah selesai dengan tugasnya untuk mengantar Fella segera beranjak dari tempat itu menuju kantin.
Setelah Diza pergi Fella segera membuka sepatunya lalu menggantinya dengan sendal. Dia meringis saat melihat kakinya yang sedikit membengkak dan kebiru-biruan. Dengan berpegangan pada dinding dia menuju tempat wudhu.
Setelah wudhu Fella memasuki mushola, lalu melaksanakan kewajibannya sebagai muslim, tak lupa dalam setiap do'a dia mendoakan kedua orang tua, kakaknya dan orang-orang yang selalu ada untuknya.
Fella keluar dari mushola dan memakai sepatunya kembali. Dia melihat Diza yang duduk di bangku depan mushola dengan membawa kresek berisi makanan.
"Udah?" Tanya Diza saat melihat Fella berdiri di hadapannya.
"Udah, yu ke kelas."
Diza mengangguk lalu kembali menuntun Fella untuk kembali ke kelas.
Seperti biasa saat di perjalanan mereka akan membahas segala macam hal, termasuk masalah percintaan Diza seperti sekarang ini.
"Gue bingun sama si Ardy. Dia tuh bilang suka dan sayang sama gue, tapi gak pernah nembak. Gue kan jadi serba salah." Curhat Diza kepada Fella.
"Serba salah gimana?"
"Gini ya, lo tau kan kalo si Ardy itu banyak banget yang suka. Nah gue tuh mau bilang jangan deket-deket sama cewe tapi gue ngerasa kalo gue gak ada hak gitu."
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, MAMA! ✔
Teen Fiction"Mama, lihat! Lukaku semakin parah." "Mama, aku ingin sembuh." "Mama, aku kedinginan. Aku ingin dipeluk mama." "Mama, jangan pukul aku lagi. Badanku sakit semua" "Mama, aku menyayangimu." ~~~ Fella, Seorang gadis berusia 17 tahun, tak pernah sekalip...