Fella terbangun dari tidurnya, melihat jam di dinding yang menunjukan pukul 5 pagi. Dia harus bersiap-siap kesekolah. Dia mengambil handuk yang tergantung di balik pintu, juga seragam sekolah yang ada di lemari. Seragamnya sudah rapi, mungkin Bi Mun yang menyetrikanya.
Fella keluar dari kamar, dengan kaki yang pincang-pincang dia berjalan menuju kamar mandi yang berada di dekat dapur. Kakinya sudah terasa lebih baik mungkin karena pengaruh obat yang dia minum.
"Non udah bangun? Kok bawa seragam. Non mau sekolah?" Tanya Bi Mun yang sedang memasak untuk sarapan.
"Emang Non sudah kuat buat sekolah?"
"Udah kok Bi." Fella melangkahkan kakinya memasuki kamar mandi.
"Yaudah kalo gitu, hati-hati Non jangan sampe terpeleset." Ucap Bi Mun memperingati.
Setelah selesai membersihkan diri, Fella kembali ke kamarnya, memakai dasi, ikat pinggang. Tak lupa dia membereskan buku yang akan dia bawa ke sekolah. Setelah selesai dia menyisir rambut sebahunya dan mengikatnya menjadi satu.
Ketukan pintu membuat dia menolah dan melihat Raka yang membuka pintu dengan tangan yang membawa nampan berisi sepiring nasi goreng juga segelas susu coklat.
Raka ingat makanan ini adalah makanan kesukaan Fella, sama seperti dirinya. Dulu saat Fella masih kecil dia sering meminum sisa susu coklat yang tak dihabiskan Raka. Tak jarang jika ibunya tak ada di rumah, Raka sering meminta Bi Mun untuk membuatkan dia dan Fella susu coklat, dan Raka sangat senang saat melihat binar bahagia dari mata Fella saat melihat susu coklat untuknya.
"Kak!" Seru Fella membuat Raka tersadar dari lamunannya.
"Kakak bawain sarapan. Kamu sarapan disini aja ya." Raka menghampiri Fella dan duduk di kasur yang terasa keras bagi Raka.
"Mama pasti marah kalo tahu kakak bawain aku sarapan. Mana sarapannya bukan sisa lagi." Ucap Fella mendudukan dirinya di samping Raka.
"Udah jangan pikirin itu. Sekarang kamu makan, jangan lupa minum obat." Raka memberikan nampan itu pada Fella.
Fella mengangguk lalu mulai menyantap makanannya.
Raka memperhatikan Fella dari samping. Memar di wajahnya sudah memudar walaupun masih terlihat sedikit. Badan Fella kurus, seperti pepatah hanya tulang yang dibungkus kulit. Dia memakai seragam yang sudah lusuh, baju putih yang sudah kekuning-kuningan juga rok yang warna abunya sudah memudar.
Jika membandingkan dengan dirinya yang memakai pakaian yang bermerek memuat hatinya meringis. Dulu saat dia sekolah dia mengganti seragam 3 bulan sekali, dan sekarang pun sama dia membeli baju hampir sebulan sekali.
Raka mengusap kepala Fella membuat Fella mendongak dengan pipi mengembung berisi nasi.
Raka terkekeh.
"Rizky bilang mau jemput kamu. Nanti di sekolah jangan terlalu cape. Jangan makan sembarangan. Kakak udah nyuruh Bi Mun buat bekal untuk kamu nanti kamu makan. Obatnya jangan lupa dibawa dan diminum." Ucap Raka.
"Iya." Balas Fella setelah meminum segelas susu coklatnya dengan sekali teguk.
Raka menatap piring yang sudah bersih. Raka tersenyum lalu mengambil alih nampan, menyimpannya di pangkuannya. Tangannya merogoh saku celananya dan mengambil dompet hitam miliknya.
Dia mengeluarkan beberapa lembar uang seratus ribuan dan memberikannya pada Fella.
"Ini buat bekal kamu."
"Gak usah kak. Aku kan udah bawa bekal dari Bibi."
"Kamu juga pasti mau jajan kan. Gapapa ambil aja." Raka meraih tangan Fella dan memaksa Fella untuk menerima uang tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, MAMA! ✔
Teen Fiction"Mama, lihat! Lukaku semakin parah." "Mama, aku ingin sembuh." "Mama, aku kedinginan. Aku ingin dipeluk mama." "Mama, jangan pukul aku lagi. Badanku sakit semua" "Mama, aku menyayangimu." ~~~ Fella, Seorang gadis berusia 17 tahun, tak pernah sekalip...