Halloo
Happy reading guys..
Semoga suka sama part ini.
Maaf yaa kalo masih ada typo.🎭🎭🎭
Setelah pulang dari Mall, Fella dengan segera membersihkan badannya lalu melakukan kewajibannya sebagai umat muslim.
Setelah melaksanakan sholat maghrib dan isya, Fella membuka buku-bukunya. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru tadi siang.
Fella membaca soal-soal yang berada di buku LKS, lalu membalik-balik halaman saat mencari jawaban yang tidak dia ketahui.
Dia telah mengerjakan lebih dari 5 soal saat pintu kamarnya terbuka dengan paksa.
"Ma-- Mama?" Ucap Fella terbata, saat melihat Wida berdiri di depan pintu kamar Fella dengan wajah angkuhnya.
"Berapa kali saya bilang, jangan panggil saya Mama!" Wida berjalan mendekati Fella, membuat Fella seketika berdiri dari kursi.
"Kembalikan semua yang anak saya kasih!" Wida menjambak rambut Fella dengan kasar.
"Ti- tidak a- a- ada Mah." Ucap Fella terbata. Fella tidak berbohong, memang barang-barang yang dibelinya dengan Raka tak ada padanya.
"Jangan bohong!" Wida menjambak rambut Fella lebih keras hingga Fella merintih kesakitan.
"A- am-- ampun Mah, ss-- sakit." Mendengar kata ampun dari Fella membuat Wida menyeringai, lalu melepaskan jambakannya seraya mendorong kepala Fella hingga Fella jatuh tersungkur ke lantai.
"Kamu sembunyikan dimana, pemberian anak saya?" Wida membuka lemari pakaian Fella lalu melemparkan semua yang ada di lemari tersebut hingga berhamburan di lantai.
Fella menggeleng sembari terisak.
Wida kembali melanjutkan pencariannya, mengacak-acak meja belajar Fella hingga semua buku tercecer di lantai, tak hanya itu dia juga melempar bantal yang ada di kasur juga menarik seprai. Kini kamar Fella sudah seperti terkena badai, begitu berantakan.
Dengan nafas terengah-engah, Wida mengambil penggaris besi milik Fella yang terjatuh kelantai.
Dia mendekati Fella yang masih belum berdiri dari tempat dia tersungkur.Wida menendang punggung Fella, membuat tangis Fella semakin keras. Fella benci harus seperti ini, dia benci harus menjadi manusia yang cengeng.
Wida mencengkeram rahang dengan keras lalu menariknya hingga Fella mendongak. Dia memukulkan penggaris besi yang tadi dia pungut ke pipi Fella, membuat tanda merah panjang di pipi Fella.
Tak hanya sekali Wida melakukan hal yang sama pada pipi sebelahnya lagi. Tak hanya wajah namun tangan juga badannya tak lepas dari pukulan penggaris besi tersebut.
"Rasakan ini, saya sudah bilang jangan dekat-dekat dengan anak saya. Kamu gak pantes buat berada di samping anak saya. Bahkan kamu gak pentes untuk hidup." Wida menendang dada Fella hingga Fella terjengkang ke belakang.
Fella bangkit lalu bersujud di kaki sang ibu, beberapa kali dia menciumnya.
"Ampun, Mah ampun. Fella udah gak kuat," lirih Fella dadanya terasa begitu sesak, kepalanya mulai terasa pusing.
Wida menendang kembali Fella hingga Fella terjengkang, Fella meringkuk di lantai memegangi dadanya yang terasa begitu sakit juga sesak.
Melihat Fella yang sudah tak berdaya tak membuat Wida puas menyiksanya. Tanpa rasa kasihan dia menendang tubuh ringkih Fella.
"Bagus jika kamu sudah tidak kuat, jadi lebih baik kamu mati saja. Kalau kamu mati bukan hanya kamu yang tenang tapi hidup saya juga akan tenang." Ujar Wida, kakinya tak brhenti untik menendang tubuh Fella.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, MAMA! ✔
Teen Fiction"Mama, lihat! Lukaku semakin parah." "Mama, aku ingin sembuh." "Mama, aku kedinginan. Aku ingin dipeluk mama." "Mama, jangan pukul aku lagi. Badanku sakit semua" "Mama, aku menyayangimu." ~~~ Fella, Seorang gadis berusia 17 tahun, tak pernah sekalip...