Maaf kalo masih bayak typonya.
Hope you like it.
Happy reading🎭🎭🎭🎭🎭
Raka tak berhenti mondar-mandir di depan ruang ICU. Pikirannya kacau saat mendapati adiknya tak sadarkan dori dihadapannya, dan sekarang sedang ditangani oleh dokter.
Sudah lebih dari 15 menit Fella ditangani oleh dokter selama itu juga dia melakukan hal seperti itu. Dalam hati dia berdoa tanpa henti. Meminta keselamatan juga kesembuhan untuk adiknya.
Dia menyesal sungguh menyesal, jika dia tak mengabaikan Fella mungkin sekarang Fella lebih baik. Setidaknya dia tak akan merasakan kesakitan sendirian. Setidaknya dia mempunyai teman untuk berbagi.
"Kak.." ucap Rizky yang jengah melihat Raka yang sedari tadi tidak tenang.
Raka menoleh, dia baru sadar bahwa dia tadi pergi bersama seseorang. Karena terlalu panik dia jadi melupakannya.
"Mending lo duduk. Biar tenang." Ucapnya lagi.
Raka menurut dia duduk di kursi tunggu depan ruangan itu, disamping Rizky. Sikunya bertumpu di kedua lututnya sedangkab jemarinya meremas rambutnya kasar.
"Sorry kalo gue boleh tanya, Fella siapa lo?" Tanya Rizky yang sedari tadi begitu penasaran.
"Lo siapanya Fella?" Tanya Raka balik.
"Gue temennya di sekolah." Jawab Rizky.
Diam tak ada suara selama beberapa saat. Raka menghela nafas panjang lalu mulai berbicara.
"Dia adek gue satu-satunya." Raka menghela nafas kembali. "Gue sama Fella beda 3 tahun. Dulu gue sama dia deket banget gue selalu sempatin waktu gue buat main sama dia walau sembunyi-sembunyi karena nyokap gak suka sama Fella, dan gue gak tau apa alesannya. Nyokap cuma bilang kalo gue gak boleh deket-deket sama Fella. waktu gue SMA nyokap nyuruh gue buat jauhin dia, dia ngancam akan usir Fella kalo gue gak nurut. Gue nurutin dia karena gue gak mau adek gue di usir. Gue gak mau kalo Fella jadi gelandangan. Awalnya semuanya baik-baik aja, walaupun nyokap gak pernah nganggep Fella ada tapi dia gak pernah nyiksa Fella. Sampe kemarin gue liat dia lagi nyiksa Fella, hingga tubuhnya lebam-lebam. Gue gak tau apa penyebabnya Fella cuma bilang kalo dia minta sesuatu sama nyokap dan itu yang buat dia marah."
Air mata Raka meluruh, rasa penyesalan juga rasa bersalah yang amat besar membuat dadanya sesak. Ia tak bisa membayangkan bagaimana rasanya menjadi Fella yang mendapat kesakitan yang luar biasa hingga orang yang melihatnya pun akan merasa sakit.
"Lo gak coba buat laporin nyokap lo ke polisi. Ini udah masuk ke kasus penganiayaan." Ucap Rizky.
"Lo pikir itu mudah. Gue dari kecil sampe sekarang selalu mendapat kasih sayang dari nyokap, apa lo tega biarin orang yang lo sayang masuk penjara dan lo bakal kehilangan kasih sayangnya juga?" Raka mengusap wajahnya kasar.
"Lo gak kasian sama adek lo?"
"Kalo gue gak kasian sama dia gue gak akan bawa dia ke rumah sakit. Gue gak akan sekacau ini." Raka menoleh menatap Rizky yang sedang menatapnya. "Menurut lo apa ada kakak yang gak sayang sama adiknya?" Lanjutnya.
"Gue gak tau. Gue anak tunggal. Tapi menurut gue semua kakak pasti sayang sama adeknya. Gak perduli bagaimanapun keadaannya seorang kakak pasti akan menyayangi adiknya." Jawab Rizky.
Sunyi, tak ada lagi yang berbicara di antara mereka. Hanya ada suara beberapa langkah kaki orang yang melewati ruangan itu. Hingga suara pintu terbuka membuat keduanya mendongak dan berdiri dari duduknya menghampiri sang dokter yang baru saja keluar dari ruang ICU.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, MAMA! ✔
Teen Fiction"Mama, lihat! Lukaku semakin parah." "Mama, aku ingin sembuh." "Mama, aku kedinginan. Aku ingin dipeluk mama." "Mama, jangan pukul aku lagi. Badanku sakit semua" "Mama, aku menyayangimu." ~~~ Fella, Seorang gadis berusia 17 tahun, tak pernah sekalip...