Gatau deh aku nulis apaan.😂😂
Maaf baru bisa up, soalnya aku males ngetik wkwk.
Happy reading guys..😉
Maaf kalo masih banyak typo.
Vote & comment jangan lupa😉😙😙
______________________
__________________"Assalamualaikum ukhti?" Sapa Diza dia mendudukan dirinya disamping Fella.
"Waalaikumsalam. Tumben kamu baru dateng?" Tanya Fella.
"Kenapa emang? Kangen?"
"Ngga. Cuma tumben aja, biasanya kamu suka datang pagi. Sekarang udah mau bel kamu baru dateng."
"Gue nungguin si Ardy jemput, dia ngaret banget." Fella mengangguk mengerti.
"Hari ini gak upacara?" Tanya Diza.
"Katanya ngga. Gurunya pada rapat."
"Yes. Sampe jam pelajaran ke berapa?"
"Aku kurang tahu." Fella meringis.
"Udah sarapan?" Tanya Diza lagi.
"Udah."
Diza mengangguk lalu tanpa sengaja matanya melirik pada tangan kiri Fella yang bengkak.
"FELLA TANGAN LO KENAPA?" Diza berteriak histeris membuat Fella meringis karena kini semua siswa yang ada di kelas menatap kearah mereka.
"Aku jatuh." Fella menarik tangannya yang berada di genggaman Diza.
"Sampe gini? Coba lo ceritain gimana lo bisa jatoh dan tangan lo sampe bengkak." Ucap Diza menuntut penjelasan.
"Aku jatuh terus aku pegangan sama meja. Mejanya ikut jatuh nimpa tangan aku." Jelas Fella dengan kebohongannya.
"Lo gak bohong kan?" Diza memajukan wajahnya dengan mata menyipit pada Fella.
Fella mendorong wajah Diza dengan telapak tangannya. "Ngga Diza. Aku gak bohong."
Diza berdecak. Dia kembali menarik tangan Fella, dia menarik lengan sweater yang di pakai Fella dan dia terkejut saat melihat beberapa luka kecil di sekitar pergelangan tangan Fella.
"Terus ini kenapa? Gak mungkin kan ketimpa meja ada luka kaya gini. Ini tuh..." Diza meneliti Luka di pergelangan tangan Fella. "Kaya bekas Kuku." Lanjutnya.
Fella dengan cepat menarik tangannya, saat Diza hendak mengangkat lengan jaketnya semakin tinggi.
"Aku gapapa."
"Terus itu luka apa Fell?"
"Ini.. anu.. itu.. emm ini dicakar kucing." Ucap Fella gugup.
Diza tak menjawab, dia memandangi Fella yang kini tengah menunduk.
"Gue pikir, lo benar-benar anggap gue sahabat. Tapi ternyata lo cuma anggap gue teman biasa ya?" Ucap Diza pedih.
Fella mendongak. "Gak gitu Diza. Kamu sahabat aku. Kamu bahkan lebih dari sekedar sahabat."
"Oke aku bakal cerita, kalau itu bisa bikin kamu percaya kalau aku benar-benar anggap kamu sebagai sahabat." Lanjut Fella saat tak mendapat jawaban dari Diza
"Gapapa Fell. Gak usah diceritain kalau lo gak mau cerita. Maaf gue gak ada maksud apa-apa ngomong kaya gitu. Gue cuma ngerasa sedikit kecewa ehh bukan kecewa sih lebih ke kesel. Maksud gue gini. Lo sebagai sahabat gue, lo tahu semua tentang gue, gue selalu cerita apa aja yang terjadi dihidup gue. Tapi gue ngerasa, gue gak tahu apa-apa tentang lo. Gue jadi ngerasa kalau gue itu gak penting." Jelas Diza.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, MAMA! ✔
Teen Fiction"Mama, lihat! Lukaku semakin parah." "Mama, aku ingin sembuh." "Mama, aku kedinginan. Aku ingin dipeluk mama." "Mama, jangan pukul aku lagi. Badanku sakit semua" "Mama, aku menyayangimu." ~~~ Fella, Seorang gadis berusia 17 tahun, tak pernah sekalip...