Bel istirahat kedua berbunyi. Para murid langsung bergegas ke kantin, untuk mengisi perut yang sudah keroncongan. Namun beda dengan Fella, setelah bel istirahat berbunyi dia langsung pergi ke mushola seorang diri, karena Diza memiliki keyakinan yang berbeda dengannya.
Sebenarnya Fella lapar. Tapi mau bagaimana lagi, dia tidak membawa bekal hari ini. ingin membeli, Fella tak punya uang.
Mushola kini masih sepi, hanya ada satu dua orang saja. Karena memang kebanyakan murid akan shalat sesudah mereka makan siang. Fella membuka sepatu dan kaus Kakinya lalu meyimpannya di rak sepatu yang disediakan, tak lupa dia mengambil sepasang sandal untuk dia pakai ke tempat wudhu.
Hanya butuh sekitar 20 menit untuk Fella menyelesaikan ibadahnya. Saat keluar dari mushola Fella tak menemukan sepatunya yang tadi dia simpan di rak sepatu. Fella tak salah tadi dia menyimpannya disini. Namun, Fella melihat segerombolan anak laki-laki yang sedang memperhatikannya sambil tertawa.
“Pasti ulah mereka.” Ucap Fella dalam hati.
Fella tak mengerti kenapa di dunia ini ada orang-orang macam mereka, yang seenak jidat meginjak-injak orang yang statusnya ada di bawah mereka.
Fella berusaha tak memperdulikan mereka, dia harus mencari sepatunya terlebih dahulu sebelum mushola semakin ramai. Dan akhirnya dia menemukan sepatunya, tapi berada di atas sebuah pohon yang sudah kering. Sepatunya tergantung di salah satu ranting pohon itu yang sudah tak memiliki daun.
Fella ingin menangis, bagaimana ia bisa mengambil sepatunya. Saat dia melihat sekelilingnya dia melihat murid lain hanya melihat sambil menahan tawa mereka tanpa berniat membantunya.
'Manusia macam apa mereka, yang bahagia melihat orang lain kesusahan.' batin Fella.
“Kenapa Kak?” Fella terkejut ketika ada yang menepuk bahunya. Fella menoleh dan melihat murid lelaki yang menaikan sebelah alisnya.
"Itu sepatu aku ada disana." Ucap Fella menujuk sepatunya yang menggantung di dahan pohon itu.
“Kenapa bisa sampe ada disana?” tanya lelaki itu.
“Dijahilin deh kayanya”
“Aku ambilin ya?” lelaki itu melangkah menuju pohon yang berada 2 langkah di depannya.
“Emang bisa?” tanya Fella.
“Gampang” jawab lelaki itu enteng.
Dengan sigap lelaki itu naik ke atas pohon tanpa kesusahan, kemudian mengambil sepatu Fella, lalu turun dengan sekali loncat.
“Nih Kak!” lelaki itu memberikan sepatu kepada Fella.
“Makasih ya-“ Fella membaca nametag lelaki itu sekilas “Andri”
“Iya kak sama-sama, aku kekelas duluan ya?” ucap Andri dengan senyum di Bibirnya.
“Iya, sekali lagi makasih." Ucap Fella dan dibalas dengan anggukan.
Setidaknya di dunia ini dia masih menemukan orang yang baik walaupun memang sudah sangat jarang. Fella langsung memakai sepatunya dan pergi dari mushola ke kelasnya.
Kesialan Fella tak sampai disitu, saat melewati ruang guru dia terjatuh karena seseorang tiba-tiba keluar dari ruang guru sehingga dia menabraknya.
“Ehh.. sorry gue gak sengaja.” Sebuah tangan terulur di hadapan Fella.
Fella mendongak untuk melihat siapa yang mengulurkan tangannya itu.
“Kak Rizky?” Fella terkejut karena hari ini dia terjatuh dua kali oleh hal yang sama, yaitu menabrak orang, dan orang yang ditabraknya pun orang yang sama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, MAMA! ✔
Teen Fiction"Mama, lihat! Lukaku semakin parah." "Mama, aku ingin sembuh." "Mama, aku kedinginan. Aku ingin dipeluk mama." "Mama, jangan pukul aku lagi. Badanku sakit semua" "Mama, aku menyayangimu." ~~~ Fella, Seorang gadis berusia 17 tahun, tak pernah sekalip...