Happy reading
Maaf jika masih ada typo
Semoga suka sama part ini
Vote dan commentnya jangan lupa😁🎭🎭🎭
Pagi ini Fella merasakan sesuatu yang berbeda. Dia yang telah memakai seragam barunya kini tengah sarapan bersama dengan Raka dan ayahnya di meja makan.
Wida tak terlihat hari ini, jika dia tahu Fella ikut sarapan di meja yang sama dengan Raka dan Adam sudah pasti berbagai makanan yang ada di meja sudah terlempar kepadanya.
"Hari ini kamu bareng Kakak kesekolah." Ucap Raka saat dia telah selesai dengan sarapannya.
Fella mengangguk, tak menjawab karena dia sedang mengunyah.
"Kamu habisin sarapan kamu, Hp kakak ketinggalan di kamar, mau kakak ambil dulu." Raka mengusap kepala Fella sekilas lalu melenggang pergi.
Fella menatap punggung Raka yang semakin menjauh, seketika suasana menjadi tidak enak dia melirik Adam sekilas. Dan saat itu tatapan mereka bertemu. Adam menatap Fella dengan tajam membuat Fella menundukan kepalanya melanjutkan makannya.
"Kamu boleh mencuci otak anak saya sampai dia berani melawan ibunya." Fella mendongak memastikan bahwa Adam memang sedang berbicara padanya. "Tapi jangan pernah kamu menghasut anak saya untuk keluar dari rumah ini." Lanjutnya dengan memandang tajam Fella.
"Fe- Fella tidak melakukan itu." Ucap Fella.
"Terserah apa katamu. Perlu kamu tahu dulu ibumu mau membuangmu ke panti asuhan. Namun aku melarangnya. Kenapa? Karna saya masih memiliki rasa kasihan padamu. Jadi saya mau kamu tahu diri, jangan pernah kamu menghasut anak saya lagi untuk keluar dari rumah ini. Anggap saja ini sebagai balas budimu padaku." Ucapan Adam menusuk tepat ke ulu hati Fella. Sangat sakit. Keberadaannya disini hanyalah sebuah masalah. Dia merasa seperti sampah yang sungguh tidak berguna sama sekali. Bahkan keberadaannya disini hanya sebatas belas kasihan dari Adam.
Apakah memang benar jika dia bukan anak dari Papa Adam. jika iya, dimana ayah kandungnya sekarang, apa dia masih hidup?
Fella mendongak mencoba memberanikan diri untuk menatap Adam.
"Kalau Papa bukan Papa kandungku, sekarang dimana Papa kandungku berada? Mungkin jika dia tahu aku ada, dia mau merawat Fella. Jadi Fella bia ikut dia dan bisa pergi dari sini." Ucap Fella.
Adam tertawa. "Kau mau ikut bersama Ayahmu?"
Fella menatap Adam dengan kening berkerut. Dia bingung kenapa Adam tertawa, apakah perkataannya terdengar seperti lelucon?
"Kalau begitu kamu harus mati terlebih dahulu, dengan begitu kau akan bertemu dengan ayahmu di Neraka." Ucap Adam lalu dia beranjak dari kursi dan melenggang pergi meninggalkan Fella yang syok mendengar ucapan dari Adam.
"Dek, kamu kenapa?" Ucap Raka saat melihat air mata yang mengalir di pipi Fella. Dia baru saja datang setelah mengambil ponselnya.
Fella tersentak dengan cepat dia mengusap air matanya dengan kedua tangan, dia sendiri tidak sadar jika dia menangis.
"Gapapa kok kak, Udah ketemu handphonenya?" Ucap Fella mengalihkan pembicaraan.
"Papa ngomong sesuatu sama kamu?" Selidik Raka, dia merasa curiga saat melihat Fella menangis dan Ayahnya sudah tak berada disana.
"Ngga kok kak, Papa gak bilang apa-apa. Mau berangkat sekarang?"
"Kamu udah selesai sarapannya?" Raka mengalihkan pandangannya pada piring Fella dan dia melihat nasi yang masih tersisa hampir separuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Look at Me, MAMA! ✔
Teen Fiction"Mama, lihat! Lukaku semakin parah." "Mama, aku ingin sembuh." "Mama, aku kedinginan. Aku ingin dipeluk mama." "Mama, jangan pukul aku lagi. Badanku sakit semua" "Mama, aku menyayangimu." ~~~ Fella, Seorang gadis berusia 17 tahun, tak pernah sekalip...