Bab 1. Haruto

5.7K 448 31
                                    

"Sial! Apa-apaan wanita jalang itu?! Cih, orang waras mana yang sudi tinggal di rumah seperti itu!" Haruto, lelaki yang memiliki proporsi badan sempurna dan wajah yang tampan, sedang bersumpah serapah di taman pusat kota

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sial! Apa-apaan wanita jalang itu?! Cih, orang waras mana yang sudi tinggal di rumah seperti itu!" Haruto, lelaki yang memiliki proporsi badan sempurna dan wajah yang tampan, sedang bersumpah serapah di taman pusat kota. Sumpah serapahnya menarik perhatian banyak orang, terkhususnya para wanita. Banyak wanita yang sedang merangkai kata demi kata supaya dapat membawa lelaki ini masuk ke kamar mereka masing-masing.

"Bajingan! Memangnya dia pikir dia berhak mengatur hidupku?! HUAAAAAAAAAAAAA!!!!!" tiba-tiba dia berteriak kencang sambil menjambak rambutnya. Semua orang yang sedang berjalan di sekitar taman terperanjat dan mencari sumber suara itu. Ahh, sepertinya anak ini butuh kasih sayang dan perhatian, batin beberapa wanita yang sedang menatapnya nakal. Orang gila, batin yang lainnya.

*krucuk krucuk*

"FUCK!!!!" Haruto mendapati perutnya berbunyi dan ia semakin marah. Ia kabur dari rumah tanpa membawa uang sepeserpun. Ia hanya membawa smartphone-nya saja namun batrainya-pun sudah habis berjam-jam yang lalu. 

"Hai, anak tampan. Apakah kamu lapar? Mau makan malam bersamaku?" Haruto mendengar suara wanita dan mendongak. Wanita itu berpakaian terbuka, ia bahkan dapat melihat belahan dadanya, menggunakan dress berwarna merah menyala dan lipstiknya yang juga tak kalah terang. 

"Hm? Kenapa diam saja? Tenang saja, aku yang bayar makan malamnya, hihi, bahkan aku dapat mendengar suara perutmu dari jauh," wanita itu terkikik genit. Di dalam kepalanya, Haruto sedang berpikir keras. Shit, apakah aku harus ikut wanita ini demi makanan. Shit, but I fucking hate this kind of woman. Shit shit shit shit!!!!! 

"Ssstt, sudah ikut saja. Tidak perlu banyak berpikir, aku tahu kamu kelaparan 'kan," wanita itu langsung memeluk lengan Haruto dan menyeretnya pergi. Haruto mendapatkan dirinya terdiam seribu bahasa. 

Perempuan itu membawanya ke restaurant di sebuah hotel bintang lima. Restaurant itu mewah dan harga masing-masing makanan di menunya sangat mahal. Wanita itu memesan beberapa makanan western untuk mereka berdua. 

"Ah, siapa namamu? Kamu tampan sekali, hehe," tanya wanita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ah, siapa namamu? Kamu tampan sekali, hehe," tanya wanita itu. Haruto mendapati dirinya tidak ingin berbicara satu katapun, namun demi makanan, dia rela menekan egonya.

"Haru," 

"Ahh Haru? Nama yang bagus, sangat sesuai dengan wajahmu. Ah, kamu bisa memanggilku Hee Jin noona," katanya menggoda sambil mengelus tangan Haruto di atas meja. Haruto terkejut dan langsung menarik kembali tangannya dengan kasar.

"Haha.. Apakah kamu tidak terbiasa dengan perempuan? Haru sangat menggemaskan," Haruto hanya terdiam dan tidak berbicara sambil mengepalkan tangannya, wanita itu-pun tidak memaksa Haruto untuk berbicara lagi bahkan hingga makan malam mereka selesai. 

"Terima kasih," kata Haruto dan dia berdiri, siap untuk beranjak pergi.

"Hey, apa kau bercanda? Kau sudah ingin pergi setelah makan malam selesai?" melihat Haruto yang beranjak pergi, wanita itu mencengkram tangan Haruto erat-erat. Fu...ck...

"Apa lagi?" tanyanya dingin.

"Apa lagi? Tentunya makan malam ini hanyalah pembukaan, Haru. Apakah kamu bahkan memiliki tempat tinggal?" Haruto akhirnya menyadari bahwa wanita ini tahu dia tidak memiliki arah dan tujuan. Haruto juga sadar ke mana arah pembicaraan wanita itu. Nada bicara wanita itu terdengar lembut namun sebaliknya, Haruto merasa wanita ini tidak dapat dipercaya dan dirinya telah mencelupkan kakinya ke api panas.

"Aku masih di bawah umur," kata Haruto.

"Eh?!" Wanita itu terkejut dan melonggarkan cengkramannya.

"Kalau sehabis ini kau ingin tidur denganku, maka aku harus katakan sekarang bahwa aku masih di bawah umur. Noona tidak ingin mendapatkan masalah 'kan?"

"Ba-bagaimana mungkin kau masih di bawah umur?!" Wanita itu menatap Haruto dari ujung rambut hingga kaki.

"Noona, sekarang anak laki-laki berumur 14 tahun sudah memiliki tinggi rata-rata 170 cm ke atas."

"Empat- empat belas tahun?!" Wanita itu terlalu terkejut dan melepaskan genggamannya di tangan Haruto. Sepertinya dia tidak menyangka, lelaki tampan dan tinggi di depannya ini masih berumur 14 tahun, sedangkan umurnya sendiri sudah memasuki 30 tahun. Ketika wanita itu lengah, Haruto langsung mengambil kesempatan untuk lari dari restaurant itu. Dia dapat mendengar wanita itu bersumpah serapah sekencang-kencangnya namun dia tidak peduli. Beberapa penjaga restaurant juga mengejarnya karena wanita itu berteriak bahwa dia adalah pencuri. 

Ia terus berlari beberapa kilometer dan kemudian mendapati dirinya sedang bersembunyi di sebuah gang sempit. Ia kehabisan nafas dan tenaga. Rasanya semua makanan yang telah ia makan tadi telah menguap di dalam perutnya. 

What a shitty day!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

What a shitty day!!

Haruto telah yakin bahwa penjaga restaurant itu sudah kehilangan jejaknya. Ia memutuskan untuk menutup matanya beberapa saat di gang sempit ini karena ia sangat lelah...

...

...

"Hallo? Hallo? Apakah dia mabuk? Tapi aku tidak mencium bau alkohol..." Terdengar suara lelaki yang memanggilnya bangun. Lelaki itu lalu mencolek-colek pipinya.

"Hyung, hyung, bangun hyung. Jangan mati di belakang tempat kerja milik orang, hyung."

"Ugh..." Haruto membuka matanya perlahan. Di hadapannya terdapat lelaki yang sedang mengenakan celemek dan tersenyum lebar ketika mata mereka bertatapan,

"Oh! Hyung, sudah sadar?!"


To be continued...

Back to You - Haruto x Junkyu of Treasure [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang