Bab 28. Hi, I Guess...?

955 153 19
                                    

Ayah Haruto, yang baru saja pulang dari perjalanan bisnis, tidak dapat menahan amarahnya saat ia melihat anak laki-lakinya mengenakan seragam sekolah yang asing. 

"Kau- apa yang kau pikir kau lakukan?!" Bentaknya kasar.

Haruto hanya memutar bola matanya dengan tidak peduli dan berjalan menuju pintu. 

"HARUTO!!" Dengan perkataan itu, sang ayah dengan kasar menarik kerah baju Haruto dan memegangnya dengan kasar. "Berani-beraninya kau melawan perintahku dan sekolah di tempat lain?!" Ia menurunkan pandangannya dan melihat logo sekolah di seragam Haruto, "Sekolah apa ini?! Bukankah kau sudah diterima di sekolah terbaik di Korea?! Untuk apa kau-"

Lalu dengan kasar, Haruto melepaskan dirinya dari pegangan sang ayah dan menjawab dengan nada tinggi, "Aku tidak pernah ingin sekolah di sana! If you're really proud about that school, feel free to study again by yourself there!"

Ayah Haruto tidak dapat menutup keterkejutannya dan mendaratkan tamparan keras di pipi Haruto. Di lain sisi, Haruto tidak mengeluarkan suara kesakitan apa pun dan hanya menatap ayahnya dengan tajam. Dia berkata dengan mengejek, "Always forcing your ways to me... I won't do it anymore!"

"APA?!" 

Perkataan Haruto tentu saja membuat ayahnya semakin marah. Beliau sudah siap melemparkan gelas kaca yang diletakkan di meja makan ke arah Haruto, tapi untungnya, Ibu Tiri Haruto tiba di saat yang tepat. "Oh my god, dear!" Dengan gesit, wanita itu berdiri di hadapan Haruto dan bertingkah seolah-olah sedang melindunginya. "Dear, tolong dengarkan aku terlebih dahulu! Ini- ini semua adalah salahku dan bukan salah Haruto!"

Mendengar wanita di hadapannya ini semakin membuat Haruto kesal. Wanita itu dengan penuh perhatian berkata, "Haru, apakah kau baik-baik saja?" Sebelum jarinya menyentuh pipi Haruto, ia dengan cepat mundur satu langkah dan berkata dingin, "Aku akan terlambat ke sekolah." Lalu, ia mengenakan sepatu sekolahnya dan melangkahkan kakinya keluar rumah.

"JIKA KAU BERANI KELUAR SEKARANG, JANGAN HARAP UNTUK KEMBALI KE SINI!!!" 

Haruto tersenyum dingin dan pura-pura tidak mendengar murka ayahnya. Seharusnya yang sakit adalah pipi yang baru saja ditampar sang ayah, namun sayang, yang Haruto rasakan adalah hatinya yang bagai ditusuk oleh pisau berulang kali. Dengan kesal ia bergumam, "Sial, sepertinya aku dijebak. Padahal wanita itu bilang ia sudah bilang ke papa."

...

"Dear, apakah kamu sudah lebih tenang?" Ibu tiri Haruto berkata dengan lembut. "Maafkan aku... Haru... Ia sudah meminta izin kepadaku untuk bersekolah di tempat lain dan aku-pun menyetujuinya." Lalu ia menjulurkan tangannya dan menggenggam tangan suaminya yang terkepal. "Kau tahu 'kan ia selalu membenciku... Mendengar permintaan pertamanya, tentu saja aku tidak sanggup untuk menolak..."

Ayah Haruto menghela nafas dan berkata dengan kesal, "Kenapa kamu tidak membahasnya dengan aku?! Memilih sekolah itu penting! Ini berkaitan dengan masa depannya sebagai satu-satunya penerus perusahaan! Bagaimana mungkin kamu main-main dengan hal itu!"

"Jangan khawatir, dear. Haru... Dia bukanlah satu-satunya penerus perusahaanmu..." Dengan senyum lembut, ia mengelus perutnya dan berkata pelan, "Kau tahu? Haru sangat senang mendengar ia akan memiliki adik..."

Ayah Haruto menatap istrinya dengan tatapan yang rumit. Ia menatap perut istrinya dan berdiri dengan cepat. "Penerus perusahaanku haruslah Haruto."

Wanita itu menatap punggung suaminya yang beranjak pergi. Tidak ada lagi senyuman lembut yang ia kenakan dan ia berbisik pelan, "Haru bahkan sudah dengan sukarela memberikan posisinya kepada anakku yang belum lahir ini, dear." 

Back to You - Haruto x Junkyu of Treasure [END] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang