Haruto berusaha keras untuk tetap tenang. Perlu jerih payah keras untuk mencapai tempat duduk mereka. Mereka harus melewati seorang ibu yang sedang mencubit anaknya yang nakal, seorang ayah yang sedang bermain pukul-pukulan dengan anak kecilnya, lalu seorang anak laki-laki yang menangis keras karena tidak betah duduk diam. Astaga, batin Haruto, ku ingin pulang saja...
Ketika lampu mulai meredup, Haruto dapat mendengar suara kecil Junkyu yang terkagum-kagum akan kualitas suara serta layarnya yang besar. Film-pun akhirnya mulai...
...
...
...
Haruto menguap lebar-lebar dipertengahan film. Ingin rasanya dia tertidur dan bangun ketika filmnya sudah selesai. "Hiks hiks..."
What the-
Haruto dengan segera menolehkan kepalanya ke samping dan mendapati Junkyu yang sedang menangis pelan. Saat ia perhatikan, ternyata Junkyu menangis pada adegan manusia salju yang sedang meleleh, "Haaa... Lemah sekali hatinya. Bagaimana mungkin dia bisa menangisi manusia salju yang meleleh?" katanya pelan sambil tersenyum kecil. Setidaknya wajah Junkyu ketika menangis lebih menarik daripada menonton tayangan anak kecil.
...
"Hwaaaa!!! Bagus sekali filmnya, hyung. Aku harus berterima kasih kepada boss nanti!" kata Junkyu bersemangat. Matanya sedikit sembab karena dia menangis lagi di beberapa adegan film, "Aku sangat menyukai lagu into the unknownnn~~~"
"Hm," apakah anak ini berumur 12 tahun? Ckckckc... Junkyu kemudian berjalan dengan semangat, "Ah, Ruto hyung. Mumpung kita sedang di pusat kota, ayo kita belanja sebentar! Kau tidak bisa terus menerus mengenakan pakaianku 'kan?"
"Eh? Tapi kita kan belum gajian," balas Haruto. "Haha, hyung tenang saja. Kita dapat menggunakan tabunganku terlebih dulu," katanya ringan.
"Hm... Aku tidak suka jika terus merepotkanmu," Haruto berkata jujur. Baginya Junkyu selalu memberi hal-hal terbaik kepadanya dan dia tidak dapat terus menerus hanya menerima. Junkyu telah memberikannya tempat tinggal, makanan, pakaian, pekerjaan, dan yang paling penting adalah persahabatan. Ya, Haruto sudah menganggap Junkyu sebagai orang terpenting di hidupnya saat ini. Dia telah berhutang banyak hal kepadanya.
"Eyy, hyung. Ini tidak seperti dirimu? Hyung biasanya tidak malu-malu jika menghabiskan jatah pangsitku ataupun meminjam pakaianku. Terimalah saat aku masih dapat memberikan sesuatu kepadamu, hyung. Ruto hyung dapat membalasnya ketika sudah menemukan apa yang kamu inginkan di masa depan, hehe," katanya panjang lebar. Tanpa mendengarkan balasan Haruto, Junkyu melangkahkan kakinya ke dalam toko pakaian. Haruto hanya dapat menghela nafas panjang...
Di toko pakaian, Junkyu terus memilih beberapa pakaian untuk Haruto. "Hyung, kamu suka menggunakan pakaian model apa? Selama ini kau mau tidak mau selalu menggunakan pakaianku," tanya Junkyu. "Apapun. Yang penting pakaian itu nyaman dipakai," balasnya cuek. Untungnya, mereka tidak sadar bahwa kehadiran mereka berdua membuat seisi toko itu gaduh.
"Wow, visual mereka bagaikan pangeran..."
"Apakah mataku sudah rusak? Mereka berdua bukan manusia,"
"Sstt, haruskah aku meminta id line mereka berdua?"
"Wah, tentu saja orang tampan pasti akan berteman dengan orang tampan. Aku iri," tidak hanya para pengujung toko, bahkan para karyawan tidak dapat melepaskan tatapan dari mereka berdua...
...
Tidak butuh waktu lama bagi mereka berdua untuk membeli beberapa pakaian baru, "Junkyu, kau harus menggunakan pakaian-pakaian ini juga, oke? Aku tidak akan memakainya jika kau membelikan ini khusus untukku saja," kata Haruto datar. "Haa... Baiklah, hyung. Hyung ini, padahal aku sedang berbaik hati ingin membelikanmu pakaian. Ckckck." Di jalan pulang, mereka melewati beberapa stan-stan yang menjual produk-produk diskon.
Haruto merasa ada yang aneh karena sudah beberapa saat dia tidak mendengar suara Junkyu, padahal anak itu paling hebat berbicara tanpa henti. Ketika Haruto membalikkan badannya, ternyata dia tidak dapat menemukan sosok Junkyu di sekitarnya, "EH?!" Ia dengan panik menoleh ke kanan dan kiri namun sayangnya Junkyu tetap tidak dapat ditemukan. Dengan segera, Haruto mencari Junkyu, "Dammit! Kemana anak itu menghilang?!"
Untungnya, tidak butuh waktu lama bagi Haruto untuk menemukan si pembuat onar itu. Dia mendapati Junkyu yang sedang berdiri dan memperhatikan sebuah benda di salah satu stan. "Junkyu! Tidak bisakah kau memberitahuku jika kau ingin berhenti dan melihat-lihat?!" bentak Haruto. Junkyu tidak membalasnya. Nyatanya, ia bahkan tidak mendengarkan Haruto sama sekali dan hanya fokus kepada benda di hadapannya. Anak sial ini, batin Haruto. Lalu Haruto ikut mengarahkan pandangannya kepada benda yang sedang Junkyu perhatikan. Ternyata benda itu adalah gelas couple bergambarkan koala. Sudah bukan hal asing baginya jika Junkyu sangat menyukai benda-benda berbau koala.
"Hyung, aku sedang berpikir keras apakah aku harus membelinya atau tidak..." kata Junkyu pelan. Bagi Haruto, harganya tidak terlalu mahal untuk gelas couple namun ia mengerti kenapa Junkyu ragu-ragu. Mereka baru saja sehabis berbelanja, bagi orang yang hidupnya tidak bergantung kepada keluarga, mereka harus memutuskan apakah sebuah barang merupakan suatu kebutuhan atau suatu keinginan saja. Haruto dapat dengan jelas melihat kebingungan Junkyu.
"Heh, belilah. Aku akan mengganti uangmu nanti ketika sudah dibayar oleh boss. Anggap saja aku yang beli," kata Haruto datar.
"Sungguh?! Terima kasih, hyung!!" Junkyu membalasnya dengan senyuman lebar. Dia tidak dapat menutupi kebahagiannya. Haruto-pun turut senang karena akhirnya ia dapat memberikan Junkyu sesuatu walaupun masih harus berhutang. Junkyu akhirnya telah selesai melakukan transaksi dan mereka memutuskan untuk pulang.
"Kau akan memberikan gelas satunya lagi kepada siapa?" tanya Haruto singkat. Ia penasaran kepada siapa pasangan gelas couple itu akan Junkyu berikan, "Oh? Tentu saja satu untukkku dan satu untukmu, hyung. Kau pikir aku akan memberikannya kepada siapa lagi? Hehe," jawabnya ringan sembari bersenandung kecil.
"U-untukku?!"
"Um! Tentu saja untukmu, hyung. Bukankah ini menguntungkan? Seperti beli satu gratis satu. Belum lagi desainnya yang koala. Itu semakin membuatku menginginkannya, hehe," jawab Junkyu ceria. Haruto hanya terdiam sembari wajahnya memanas.
Bagaimana mungkin anak ini terus mengatakan hal-hal memalukan secara terang-terangan, batinnya.
To be continued...
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to You - Haruto x Junkyu of Treasure [END]
FanfictionAttention: Not BL (Bromance - Brotherhood), Explicit words Summary Pertemuan dua anak lelaki yang hidupnya berada di dalam kegelapan dan kesepian. Haruto, pemberontak yang lari dari rumah, bertemu dengan Junkyu, lelaki yang memendam kesedihan yang...