Di tempat lain, Haruto sedang menatap kosong langit-langit kamarnya. Ia tidak memiliki keinginan untuk berpindah tempat dari kasurnya, bahkan ia tidak bergerak untuk mengisi perutnya yang kosong. Suara perutnya terus menerus memecah keheningan namun ia tetap tidak peduli. Ia hanya menghela nafas panjang lagi dan lagi...
Ia merindukan seseorang, namun ia tidak dapat menemukan cara untuk menghubunginya. Karena dirinya yang terus menerus berada di samping Junkyu, ia tidak pernah meminta nomer handphone-nya. Siapa sangka mereka akan berpisah secepat dan dengan cara yang menyedihkan malam itu? Sudah satu minggu berlalu, Haruto tidak memiliki semangat untuk melakukan kegiatan apapun. Tapi bahkan jika ia mempunyai cara untuk menghubunginya, apakah ia memiliki keberanian? Apa yang akan dikatakannya kepada Junkyu? Menanyakan kabarnya? Apakah ia tidur dan bekerja dengan baik? Apakah boss mencarinya? Atau meminta maaf karena telah menyembunyikan identitasnya? Lalu mengatakan bahwa ia menyesal telah melibatkannya dalam urusan keluarganya? Tapi apakah Haruto benar-benar menyesal telah bertemu dengan Junkyu...?
Waktu yang ia habiskan bersama Junkyu cukup menyenangkan. Tidak, bagi Haruto, waktu itu adalah waktu yang paling membahagiakan dalam hidupnya selama 14 tahun. Ia dan Junkyu saling mengisi kekosongan satu sama lain, mereka saling memberi dan menerima, layaknya saudara. Mereka saling memberikan kehangatan yang tidak dapat didapatkan dari orang-orang yang disebut keluarga. Ketika mereka bersama, mereka akhirnya mengetahui bahwa hubungan keluarga tidak harus berdasarkan darah. As long as you love and care with each other, then you're a family.
Blood is thicker than water? What a bullshit. Haruto tidak akan pernah setuju dengan peribahasa itu seumur hidupnya.
Ketakutannya saat ini yaitu Junkyu yang bersungguh-sungguh mengatakan bahwa ia adalah beban di hidupnya. Apakah Junkyu sekarang membenci dirinya? Memikirkan kemungkinan bahwa Junkyu sudah membenci Haruto dan menarik kembali semua ucapannya, membuat Haruto bergidik. Ia memutuskan untuk melupakan semua perkataan Junkyu dan memilih untuk menyalahkan ayahnya karena ia yakin jika orang itu pasti telah mengatakan sesuatu kepada Junkyu...
...
Tiba-tiba pintu terbuka dan sosok orang yang sedang dibencinya masuk. Haruto tidak repot-repot untuk bangun dari kasurnya ataupun menatap orang itu. Ia hanya terus mendongak ke langit-langit kamarnya. Sosok itu, yang adalah ayah Haruto, berdiri di depan pintu dan hanya menatap anaknya yang sedang terbaring malas-malasan selama satu minggu ini.
"You still don't want to eat? Why do you turn into a childish person?" Ayahnya berkata dengan nada dingin. Ia sudah lelah dengan pekerjaannya sebagai CEO dan sekarang anaknya sedang menambah beban hidupnya dengan bertingkah konyol seolah-olah ia telah kehilangan dunianya. Haruto tidak menjawab.
"Stop acting like this and eat. You're making my head hurt,"
"Yeah? That's good... If acting like this gives you a headache then I won't stop," balasnya singkat. Haruto sudah berada di tahap tidak peduli dengan apapun lagi. Ia akan bertindak sesuka hatinya di rumah ini. Siapa tahu ayahnya akan muak dengannya dan mengusirnya saat ini juga?
"WHAT A USELESS CHILD!" Setelah berteriak demikian, ayahnya menarik nafas panjang dan mengontrol emosinya, "Kau... Kau bersikap seperti ini hanya karena aku memaksamu pulang ke rumah? Apa kau tidak memikirkan masa depanmu? Sebentar lagi semester baru akan dimulai, apa kau memiliki niat untuk pulang jika aku tidak menjemputmu? Apa kau tidak memikirkan masa depanmu?"
"Masa depan? Memangnya apa masa depanku? Aku bahkan tidak tahu apa yang aku inginkan... Selama ini aku bahkan tidak mengerti apa masa depan yang terus menerus orang-orang dewasa ini katakan kepadaku. Jadi katakanlah sekarang, apa masa depanku?" Akhirnya Haruto menatap ayahnya dengan tatapannya yang menusuk. Mungkin orang akan mengangapnya anak yang kurang ajar karena telah berperilaku demikian dihadapan orang tuanya, namun Haruto tidak peduli sama sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Back to You - Haruto x Junkyu of Treasure [END]
FanfictionAttention: Not BL (Bromance - Brotherhood), Explicit words Summary Pertemuan dua anak lelaki yang hidupnya berada di dalam kegelapan dan kesepian. Haruto, pemberontak yang lari dari rumah, bertemu dengan Junkyu, lelaki yang memendam kesedihan yang...