Setelah berpisah di koridor sekolah bersama Minju, Jaemin pun segera memasuki kelas Haru untuk mengambil rapot.
Jaemin sangat beruntung karena saat dirinya masuk ke dalam kelas, nama anak bungsunya sudah dipanggil dan membuat Jaemin harus duduk di depan wali kelas Haru.
Wali kelas itu menatapnya bingung, "Sebentar, kamu kakak kandungnya Haru?"
Jaemin menggeleng seraya tersenyum manis,
"Bukan bu, saya ayahnya Haru,"
Wali kelas dengan marga Lee itu cukup terkejut dengan jawaban yang diberikan oleh Jaemin. Begitu juga dengan orang tua lainnya yang sedang menunggu giliran untuk dipanggil.
Bagaimana tidak terkejut? Penampilan Jaemin hari ini tidak seperti seorang orang tua yang sudah mempunyai dua anak, karena dia memakai kemeja berwarna hitam serta celana panjang dan jangan lupakan rambutnya yang masih setia berwarna biru gelap.
"Bu?" tanya Jaemin, menyadarkan wali kelas anaknya itu yang sempat melamun.
Wali kelas yang biasa dipanggil Yeona itu mulai memberikan rapot milik Haru dengan gugup.
Jaemin menerimanya dengan baik, "Anak saya selama ini tidak ada masalah di sekolah kan bu?"
Yeona menggeleng, "Tidak ada sama sekali, nilainya juga terbilang sempurna padahal usianya baru menginjak lima belas tahun, bukan?"
Jaemin menganggukan kepalanya sebagai jawaban.
"Haru naik ke kelas sebelas dengan usia paling muda di angkatannya," jelas wali kelas itu lagi.
Jaemin tersenyum kembali, kemudian berdiri dari duduknya.
"Terima kasih bu." ucap Jaemin ramah, lalu berjalan meninggalkan kelas.
"Ayah yah yah yah," panggil Haru yang ternyata sudah menunggu ayahnya di ambang pintu kelas.
Jaemin merangkul tubuh Haru yang sekarang lebih tinggi darinya.
"Haru naik kelas kan yah?"
Jaemin menggelengkan kepala, "Gak, nilaimu jelek semua-"
"Dih gak ya, Haru kan pintar selalu dapat ranking satu paralel,"
Jaemin akhirnya mengalah, "Iya kamu naik kelas, mau minta-"
Haru nyengir, mengacak rambut ayahnya sampai berantakan.
"Mobil sport yah,"
"Nanti ayah belikan-"
Hera memeluk ayahnya dari belakang, "Ayah, Hera juga mau iphone keluaran terbaru,"
"Teteh minta ke mama lah,"
"HEH, TETEH GAK BILANG KE KAMU YA!" teriak Hera, memarahi adiknya.
Minju berjalan mendahului mereka bertiga, "Kalian berdua itu gak di rumah gak di sekolah pasti berantem terus,"
"Anak kamu itu." balas Jaemin, yang kini merangkul kedua anaknya.
Minju membalikan arah tubuhnya, "Anak aku itu anak kamu juga!"
Jaemin tertawa dengan kelakuan Minju yang marah marah, dia tahu bahwa istrinya itu sedang kedatangan tamu bulanan hari ini.
"Nanti ayah belikan- Eh, Haru ikut eskul basket di sekolah ya?"
Haru mengangguk,
"Jadi ketua basket dong, biar kayak ayah dulu waktu SMA,"
Hera ikut berbicara, "Haru itu katanya males yah-"
Haru mengelak jawaban tetehnya, "SOK TAU LO TEH!"
"Gak males yah, tapi ya emang males hehe,"
Jaemin mengeluarkan kunci mobil dari saku celana, "Besok kalo ayah libur coba kamu main basket lawan ayah,"
Hera meledek adiknya,
"HALAH, HARU ITU BISANYA MAIN COOKING MAMA DI HP YAH- HMMPPHHH," teriak Hera yang terpaksa berhenti karena tangan kekar milik Haru yang menutup mulutnya.
Hera menggigit tangan Haru yang masih menutup mulutnya.
"ARGH SAKIT, TEH HERA ANJINGGGG,"
"LO YANG ANJING,"
Minju memasukan hp ke dalam tas kecil yang dia bawa, lalu menatap Hera dan Haru dengan tajam yang berada di samping dirinya.
"Hera and Haru your language!"
Mereka berdua menunduk secara bersamaan, "Sorry mom." ucap Hera.
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] DAILY LIFE OF NA FAMILY ✓
Fiksi Penggemar[ sequel of constrained ] Mau tau gimana keseharian keluarga mereka? ©lianana, 2O2O.