☀ bonchapt : rahasia jia

13.4K 1.4K 567
                                    

Haru terpaksa menghampiri ayahnya yang masih berada di depan cermin sambil membenarkan tuxedo yang dipakainya hari ini. Dia menatap layar hp yang masih menampilkan tiga bubble chat dari om Yohan.

"Ayah, om Yohan gak bisa datang." kata Haru yang telah berhasil membuat ayahnya itu menoleh ke arahnya.

Jaemin kembali menatap dirinya di depan cermin, "Kenapa?" tanya Jaemin tanpa menoleh sedikit pun ke arah anak keduanya itu.

Haru memasukan benda pipih itu ke dalam saku celana hitamnya.

"Nenek Jisoo sakit, yah." jawab Haru.

Jaemin mengerutkan kening heran, dia rasa kemarin mama mertuanya itu masih sehat sehat saja.

"Sakit apa?"

Haru mengendikan bahu asal, "Gak tau yah, om Yohan cuma kasih kabar aja kalo dia gak bisa datang ke nikahan teteh karena nenek sakit."

Jaemin mengangguk sebagai jawaban, "Terus, kakek?"

Haru memalingkan muka ke arah lain, dia malas sekali jika harus membicarakan tentang kakeknya itu. "Masih di Korea." jawabnya, malas.

Kekehan pelan keluar dari mulut Jaemin, dia berbalik arah menghadap anak keduanya itu.

"Haha, kok jawabnya gitu?"

Haru menaruh kedua tangannya di atas dada, "Haru gak suka sama kakek yang udah ninggalin nenek, mama, terus om Yohan dan lebih milih keluarga barunya."

Jaemin paham, dia segera mengalihkan pembicaraan.

"Haru mau jadi wali nikahnya teh
Hera, gak?"

Kirin menata rambut panjang Hera dengan telaten agar terlihat berbeda dari biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kirin menata rambut panjang Hera dengan telaten agar terlihat berbeda dari biasanya.

Hera mengamati setiap inci wajahnya dari kaca yang ada di meja rias. Matanya sembab, mungkin karena menangis semalaman.

"Tante, boleh tanya sesuatu?"

Kirin menghentikan aktifitasnya, "Boleh, cantik. Mau tanya apa sama tante?"

Hera mengulum senyum, dia masih saja kepikiran tentang perkataan ayahnya kemarin.

"Tante dulu kenal mama di mana?" tanya Hera.

Kirin menaruh sisir yang sempat dia pakai untuk menata rambut Hera tadi di atas meja rias kemudian beralih mengambil sebuah hiasan yang akan dipakai di atas kepala Hera.

"Awal kenal sama mama kamu itu waktu tante masih kerja di salon. Dulu, mama kamu datang ke salon buat potong rambut, terus tante ajak ngobrol deh."

Hera menoleh ke belakang, "Terus gimana, tan?" tanya Hera.

Kirin menggerakan kepala Hera agar menghadap ke arah cermin kembali, "Ternyata tante sama mama kamu itu seumuran..."

Kirin melanjutkan perkataannya yang sempat terjeda karena dia menarik nafas.

[3] DAILY LIFE OF NA FAMILY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang