☀ long

21K 2.5K 66
                                    

Kening Jaemin mengerut begitu mengetahui seseorang yang duduk di sebelahnya itu adalah Haru.

Bukan Minju seperti biasanya.

Haru paham saat melihat raut wajah sang ayah yang kebingungan.

"Disuruh mama." bisik Haru lirih tepat di telinga ayahnya.

Jaemin terdiam, ia belum melajukan mobil padahal jam sudah menunjukan pukul sepuluh pagi.

Sangat jauh berbeda dari rencana awal yang katanya mau ke Bandung jam tujuh pagi.

Di jok belakang ada Hera yang sedang membuka cemilan, serta Minju yang sibuk menyenderkan kepala di kaca mobil sebelahnya.

"Ayah!" panggil Haru, dan berhasil membuyarkan lamunan ayahnya.

Jaemin gelagapan, dia langsung melajukan mobilnya keluar dari pekarangan rumah.

"Ayah, mampir ke pom bensin sebentar!" teriak Hera dari arah belakang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ayah, mampir ke pom bensin sebentar!" teriak Hera dari arah belakang.

Jaemin menatap spion kecil yang ada di hadapannya, kemudian mengangguk sekilas.

Dia mengendarai mobil dengan kecepatan penuh saat mengetahui bahwa ada pom bensin yang terletak tidak terlalu jauh darinya.

Begitu sampai di sana, Hera segera melepas sabuk pengaman yang menempel di tubuhnya lalu berlari keluar dari dalam mobil untuk mencari toilet terdekat.

Jaemin terkekeh melihat kelakuan anaknya, "Haru⎯ " panggil Jaemin yang terpotong karena anak bungsunya itu sudah menghilang.

Mungkin Haru ikut ke toilet, pikir Jaemin.

Jaemin melirik sebentar ke arah belakang dimana ada Minju di sana,

"Kamu ga ke toilet nju?"

Minju menggelengkan kepala canggung, "Ah e⎯  engga,"

Jaemin membalas dengan anggukan, entah kenapa suasana menjadi sangat canggung.

Mereka saling diam satu sama lain, Jaemin yang memang tidak suka keheningan pun akhirnya memilih untuk membuka suara terlebih dahulu.

"Pindah ke depan nju, aku kangen."

[3] DAILY LIFE OF NA FAMILY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang