"Mau mampir makan dulu ga?" tanya Jaemin, sembari melirik anggota keluarganya melalui spion mobil.
Sore hari ini, mobil Jaemin melenggang bebas di kota Jakarta ini. Setelah satu minggu berada di Bandung, hari ini mereka sudah bisa menghirup udara di Jakarta kembali. Tadinya Yohan dan keluarganya itu ingin ikut, akan tetapi Yohan baru ingat bahwa beberapa hari lagi dia akan kembali mengajar di sekolah.
Haru mendekatkan wajahnya ke kursi pengemudi, "Mampir yah, Haru pengen ayam geprek⎯ "
"Ga, Hera mau seblak," sambung Hera yang hari ini duduk di sebelah ayahnya.
Jaemin menoleh ke Hera sambil tersenyum, "Hera mau seblak, Haru mau ayam geprek. Kamu mau apa?"
Minju yang merasa ditanya oleh Jaemin pun menggelengkan kepalanya.
"Lagi males makan," jawab Minju singkat, lalu beralih menatap kaca mobil yang ada di sebelahnya.
Jaemin mengangguk, kemudian dia memarkirkan mobilnya di pinggir jalan. Setelah selesai memarkirkan mobilnya, Jaemin melepas sabuk pengaman yang terpasang di tubuhnya.
"Di depan sana ada warung ayam geprek sama seblak, kalian berdua ke sana aja,"
Jaemin membuka dashboard, dan mengeluarkan dompet berwarna hitam dari sana.
"Pake uang ayah yang ada di dompet ini, jangan lupa belikan juga buat mama biar di makan di rumah," ucap Jaemin, sembari menyerahkan dompetnya ke Haru.
Haru cengegesan, "Hehe, siap komandan,"
"Udah sana, ayah tunggu disini sama mama."
Haru langsung menarik tangan tetehnya agar keluar dari dalam mobil. Saat dirasa sudah pergi menjauh dari mobil, Haru segera membuka dompet milik ayahnya.
"Nih buat lo teh," ucap Haru, lalu memberikan selembar uang berwarna merah ke tetehnya itu.
Hera menerima uang pemberian Haru dengan wajah masam, "Dih, terus sisa uang yang masih di dalam dompet itu buat lo, gitu?"
Haru ngangguk sambil nyengir, dia mendorong bahu Hera agar segera pergi dari sana.
"Sana pergi teh, jangan lupa belikan seblak juga buat mama,"
Hera tertawa sarkas, "Haha males, lo aja sana," ucap Hera.
Haru mengerutkan kening heran,
"Gue kan beli ayam geprek buat mama, terus lo juga harus beli seblak juga buat mama, kasihan adek⎯ "
Hera mencibir, "Halah adek apaan, gue tau kalo lo itu ga suka punya adek,"
Haru menggelengkan kepalanya, "Awalnya gue ga suka teh, tapi sekarang udah suka punya adek,"
"Siapa tau adek gue nanti cowok, lumayan lah jadi punya temen gelut di rumah," lanjut Haru disertai cengiran yang khas.
Haru mengacak rambut tetehnya, "Berdoa aja teh, semoga adek yang ada di perut mama nanti kembar,"
Hera melotot,
"ENAK AJA, TERUS NANTI GUE JADI PUNYA TIGA ADEK GITU?!"
Haru mengacungkan dua jari ke arah tetehnya, "Hehe not bad teh." kata Haru sebelum rambutnya berakhir kena jambak Hera.
Btw, aku ganti visualisasinya Haru. Aku baru tau kalo yang dulu itu cewek, maaf banget TT
Sekarang aku ganti, ini Na Haru.
udah ngeselin belum? haha .
KAMU SEDANG MEMBACA
[3] DAILY LIFE OF NA FAMILY ✓
Fanfiction[ sequel of constrained ] Mau tau gimana keseharian keluarga mereka? ©lianana, 2O2O.