Minju memijat pelipisnya, "Kamu tadi naruh kunci mobil dimana? Jangan ceroboh kayak gini kenapa sih, kamu itu udah gede Haru," omel Minju.
Gimana Minju ga ngomel, kalo harga mobil sport milik Haru sampai ratusan juta yang bisa digunakan untuk makan bertahun tahun. Belum lagi mobil itu adalah hadiah untuk Haru yang dibelikan oleh Jaemin menggunakan uang tabungannya sendiri.
"Haru ga tau, Haru lupaaa," keluh Haru.
Minju menghela nafas pasrah, dia tidak bisa membayangkan jika mobil yang harganya sebanding dengan satu pulau itu hilang begitu saja.
"Cari kunci mobil punya kamu, kalo ayah tau masalah ini kamu bisa kena marah nanti." titah Minju.
Haru mengangguk, tanpa menunggu lama lagi dia keluar meninggalkan ruangan bk ini.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Haru membuka pintu gerbang sekolahannya, sampai dia dipanggil berulang kali oleh pak satpam yang ada di sana. Tetapi Haru tidak peduli, dia berlari ke arah belakang sekolah.
Nafas Haru tercekat saat dia berhenti dimana mobilnya terparkir tadi pagi, namun kini sudah berbeda dan tidak ada mobil sport milik Haru disana.
"Argh bangsat, siapa yang nyuri mobil gue?!" umpat Haru, seraya mengacak rambutnya kasar.
Haru menunduk, seharusnya dia tidak ceroboh, pelupa, atau apapun itu yang membuat mobilnya hilang.
"Mobil kamu dimana?" tanya Minju, yang ternyata sudah berada di belakangnya bersama Hera.
Haru menoleh, "A⎯ anu ma, tadi mobilnya Haru parkir disini ya kan teh? tapi sekarang ga tau kemana,"
Minju menyilangkan kedua tangannya di dada, sambil menatap Haru intens.
"Jangan ceroboh, udah tau kamu itu pelupa malah markirin mobil di belakang sekolah yang sepi. Hera juga, bukannya nasehatin adeknya malah cuma bisa nambah masalah,"
Hera ingin membela diri, namun berhasil dia urungkan begitu mengingat hukuman yang diperolehnya.
"Kalian berdua libur dua hari ke depan, untung aja guru bk kalian itu temen mama dulu waktu kecil, jadi dikasih keringanan," lanjut Minju.
Minju membelakangi kedua anaknya, "Ayo pulang, naik taksi bareng mama." ucap Minju, sebelum dia berjalan mendahului.
Haru menatap Hera seakan akan bertanya tentang bagaimana nasibnya nanti, namun Hera hanya mengangkat kedua bahunya acuh dan segera berjalan menyusul mamanya.