"Annette..."
Di tengah ngawurnya jalan pikiran gue saat itu, gue masih bisa denger suara laki-laki yang tadi jawab telepon gue dengan enggan berjalan mendekati gue, mengambil gelas yang gue pegang dan memegang kedua bahu gue supaya tegap. "Annette, pilih satu sampai tuj—"
"Lima," gue menjawab sebelum pertanyaannya selesai. Pertanyaan itu selalu muncul setiap kali gue mabok. Mudah buat dijawab.
Kalau gue jawab lima, berarti gue masih bisa mengenali dia. Alias masih punya pegangan ke dunia nyata.
Jawaban gue selalu lima.
Alias bulan Mei—bulan di antara bulan kelahiran dia dan gue. Bukan hal yang penting tapi dijadiin kesepakatan untuk safe word gue setiap minum.
"Kenapa lo ke sini? Besok Senin, kenapa gak dari kemarin aja sih."
Gue ketawa. Dia pasti ngomel karena gue udah mengganggu rencana tidur awalnya setiap malam Senin.
"Gue gak kebagian...tiket~"
"Tiket apa?"
"Noraebang...Friday...temen gue pada dapet."
"Terus lo sirik?"
"Mau noraebang sendiri aja!"
Satu hal yang selalu gue lakukan setiap otak gue gak ada pada tempatnya adalah nyanyi-nyanyi gak jelas—sebait dari lagu A, disambung bait dari lagu B, dengan nada lagu C.
"Udah kelar nangisnya?" tanyanya lagi. Mengingatkan gue bahwa setengah jam yang lalu pipi gue basah sama air mata. "Udah. Sekarang gue mau pesen lagi."
"Kakak sayang, mau satu lagi—yang ini—"
"Udah aja yuk, mending minum air putih di apartemen lo. Kulkas lo baru dibenerin kan? Sekarang lo punya air dingin lagi. Ayo pulang, Net."
Gue merengek. Sesuatu yang gue benci kalau gue lakukan selagi sadar. "Air putih gak enak."
"Yogurt, ayo. Gue beliin yogurt. Lo mau yogurt apa?"
"Anggur...anggur merah."
"Gak ada anggur merah."
"Ada! Di laci yang itu."
Arah pandang dia pun mengikuti telunjuk gue yang sangat meleset. "Annette, yogurt stroberi, deal?"
"Gak bisa bayar...gak punya duit."
Gue ketawa. Bener-bener semakin ngawur.
Bentar lagi gue kolaps.
"Jalan sendiri. Gue mau jalan sendiri."
Dan gue benar-benar dibiarkan jalan sendiri dengan pikiran yang gak lurus.
Satu detik berlalu gue pakai untuk ngedip, begitu gue buka mata gue merasa diri gue jatuh ke pelukan passenger seat mobil gue sendiri. Juga suara klik seatbelt yang kemudian mengikat diri gue supaya diem.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING WITH FIRE
Fanfiction[15+] Let's fall in love for the night and forget in the morning. © 2020