Chapter 30: About to End

220 72 13
                                    

LASKAR

Aneh ketika biasanya lo makan dulu sebelum pulang, tapi kali ini lo langsung melangkah keluar dari kelas dan berniat makan di kosan aja.

Dan juga orang yang harusnya terakhir kali gue liat sebelum nutup pintu kosan bukan Mark, tapi cewek yang barusan ngembaliin charger ke meja gue.

"Makasih."

Gue masih inget saran Alia buat ngebales omongan Annette pas ngembaliin charger—bahkan sarannya ngemodusin dia juga, tapi gue gak bisa. Gue udah janji ke diri gue sendiri gue baru ngomong lagi sama Annette besok. Pengecualian tadi sebelum gue ngobrol sama Alia, karena gue gak bisa nolak.

Tapi saat gue lagi rebahan di kasur sambil nonton youtube pintu kamar gue diketok sama Mark, nawarin es krim.

"Gak, makasih. Masih kenyang."

"Ada Annette di kamar gue."

Gue sempet hampir berubah pikiran, tapi kemudian gue menguatkan diri sendiri dengan sugesti gue juga bisa ngobrol sama Annette sampe puas besok.

"Lagi males ngomong gue, nanti lagi aja. Kalo gue mau, gue nyusul."

Pintu kamar gue kembali ditutup sambil ngomel-ngomel.

Tapi gue gak nyangka pintu itu akan didorong sama Mark dengan heboh cukup lama setelahnya. "Ke kamar gue yuk!" serunya.

"Ngapain?" tanya gue enggan, berguling ke sisi lain tempat tidur gue setengah membelakangi pintu. Gue males.

"Annette mau ngomong sama lo."

...oh. Masa sih.

"Net!" dia berteriak ke luar.

"Gue tau kalian lagi berantem," dia mendorong pintunya lebih lebar selagi dia melangkah masuk, tapi gak melepaskan gagang pintu dari tangannya. "Mau kapan maafannya?"

"Gak tau."

"Astaga, Kar. You're so childish if you—"

"You don't understand."

"...okay. Sorry. But consider I meant to tell you that I want you to make up to her as soon as possible. She can't wait any longer."

"About what?" tanya gue, menahan Mark pergi.

"About being away from you."

Omong kosong belaka.

Dia gak pernah mikir kayak gitu.

Mark pun menutup pintu kamar gue karena gue gak bales omongan dia. Gue kembali sendiri sama pikiran gue, mencerna maksud Mark yang kelewat absurd itu.

Sejak kapan...Annette butuh gue kecuali dia sakit atau mabok?

Dia baik-baik aja. Abis makan es krim sama Mark.

Hhhh, Net. Lo ngapain sih.

Gue lantas beranjak dari kasur buat nyamperin Mark di kamarnya. Berdiri di ambang pintu, gue merhatiin dia beresin bekasnya sama Annette ngobrol tadi.

"Pulang?" tanya gue enggan.

"Kabur."

Gue mendengus. Pilihan kata yang lucu.

"Lo berantem gara-gara apa sih nyet," Mark menghela napas berat persis bapak-bapak yang tau anaknya macem-macem di sekolah, tapi gak bisa mukul. "Kayaknya Annette yang bikin lo marah, bener gak?"

"Iya."

"Tentang apa?"

"Sesuatu yang gak bisa gue kasih tau ke lo."

PLAYING WITH FIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang