soundtrack ada di atas
"You know me better than I do
Can't seem to keep nothing from you
How you touch my soul from the outside
Permeate my ego and my pride"
ANNETTE
Gue mimpi gue ada di rumah, pake seragam SMA. Pulang sekolah di siang hari yang terik dan ngambil minuman dingin dari kulkas, nanya ke diri gue sendiri kenapa nyokap gak ada di rumah.
Gue pun naik ke kamar, mendapati mama ada di dalem, di depan meja belajar gue merhatiin foto gue sama Mark yang gue kasih pigura. Itu foto waktu pertama kali ke Dufan lalu foto di depan maskotnya.
Hari itu konyol banget karena gue sama Mark dan sepupu yang lain dateng ke Dufan tapi gak semua wahana bisa dinaikin anak SD karena ada batas minimum tinggi badan. Jadinya pulang dengan kekecewaan karena gak bisa naik hysteria.
"Kenapa Ma?" tanya gue, ngeliat mama nyimpen pigura itu lagi di atas meja.
"Mama mau cerita sesuatu sama kamu. Tapi kamu ganti baju dulu, sama makan. Tadi makan dulu gak sebelum pulang?"
"Belum. Emang mau cerita apa?"
"Cerita serius. Minggu kemarin kamu udah 17 tahun, jadi sekarang kamu udah boleh denger cerita dewasa."
"Cerita dewasa?" gue ketawa, salah tanggap.
Tapi gue gak tau kalau tawa gue saat itu bener-bener unnecessary.
Gue gak ketawa lagi sepanjang sisa hari itu.
Dan kemudian gue sadar itu bukan mimpi, itu reka ulang saat di mana gue dikasih tau nyokap apa yang terjadi selama ini di belakang gue.
Apa yang selama ini jadi alasan Mark dijauhin dari gue.
Gue membuka mata, disambut langit-langit kamar yang gelap, lampu di tengahnya mati. Gue ada di atas tempat tidur tanpa selimut.
TV nyala, tapi seperti biasa, mute.
Dan itu artinya ada orang yang suka nonton film bisu di apartemen gue.
Gue pun menoleh ke arah sofa, mendapati seorang cowok duduk di sana, menopang kepalanya di atas penyangga tangan dan satu tangannya yang lain megang remote.
Di depannya, di atas meja ada bungkus makanan dan minuman. Beberapa ada yang belum dibuka di dalem kreseknya. Sesuatu yang gue yakin akan berakhir di laci penyimpanan makanan gue padahal yang kemarin pun belum abis.
"Net," panggilnya, tanpa noleh. "Udah bangun?"
Gue lantas membuang muka menghindari dia yang sedari tadi gue perhatiin. Tiba-tiba gue gak mau menghadapi dia lagi.
Entah itu capek, males, atau malu.
"Sekarang jam 11, lo belum makan."
Gue baru inget makanan berwadah-wadah di sebelah kompor tadi, belum gue panasin.
Apakah basi.
"Laskar," gue mengucek-ngucek mata gue yang pandangannya masih burem. "Mark ke mana?"
"Di kosan."
"Dia pulang jam berapa?"
"Gak tau. Dia telepon gue jam 7 katanya udah di kosan."
"Telepon lo ngapain?"
Laskar gak ngejawab.
Udah pasti jawabannya sesuatu yang gak mau gue denger.
"Gue gak mau makan," ucap gue, menggulingkan badan ke sisi lain tempat tidur ngebelakangin dia. Gue bener-bener lagi males ngomong.
KAMU SEDANG MEMBACA
PLAYING WITH FIRE
Fanfiction[15+] Let's fall in love for the night and forget in the morning. © 2020