Chapter 24: Unbearable

229 72 8
                                    

LASKAR

Lo tau seseorang berharap sama lo dari caranya natap lo.

Tapi gue langsung mengalihkan pandangan karena yang natap gue seperti itu adalah orang yang gak gue suka.

Berharap apa? Pulang bareng? Kayak lo ngajak gue ke sini bareng?

Iya gue tau ini udah malem, lo pulang sendiri, tapi gue gak bisa. Gue dateng ke sini sama orang lain, jadi pulangnya pun gue harus sama dia.

"Fareeell mau bareng ih!"

"Gak bisa Je, mau jemput mamah."

"Ren, ikuuut!"

"Kabuuur!"

Semua orang punya alesannya masing-masing buat nolak.

Ya...udah.

"Daaah, semuanya. Jangan lupa besok kuliah!"

Waktu SMA gue sering pulang-pergi sama adik cewek gue, jadi kesempatannya buat bareng sama gue cuma sesekali. Mungkin sekarang dia pikir gue bisa ditebengin, udah maafin dia atas kejadian dua tahun lalu, kesempatannya cuma sedikit karena kapan lagi ketemu gue? Kampus dia sama gue jauhan. Bertolak belakang—dan gue pun lebih sering jalan kaki buat berangkat kuliah toh dari kosan cuma 7 menit.

Je, lo bener-bener menganggap gue udah maafin lo apa gimana?

"Itu Jeara pulang ke mana?" gue denger Tara nanya di belakang gue. Tapi gak ada seorangpun yang ngejawab—mungkin Alia udah jawab, tapi bisik-bisik menghindari gue denger.

"Diem-diem bae bos," tegur Alia, mendorong punggung gue pelan. Gue menoleh, natap dia dengan raut mempertanyakan apa maksudnya barusan. Alia mengangkat alisnya bingung. "Udah pulang tuh, lo bisa seneng lagi sekarang."

Gue mendengus.

"Emang kenapa sih?" Mark baru nimbrung.

"Urusan cewek, udah lo diem aja."

"Heuu gue juga mau gosip dong."

"Gak," Tara menatap Mark sinis. "Gue aja gak suka gosip Mark."

"Kalo kita sama-sama gak suka gosip nanti kita ketinggalan kabar terbaru gimana?"

"Kenapa kalo kita ketinggalan? Ujung-ujungnya juga dikasih tau ntar."

"Heup ah udah jangan berantem," Alia menengahi.

Kemudian Annette malah mancing-mancing, "Mark ada gosip nih, lo mau tau?"

"Apa?"

"Laskar cepirit ya, diem aja."

Gue mendengus, geleng-geleng kepala gak habis pikir. "Gosipnya bener-bener menyesatkan."

"Gosip kan emang belum tentu bener! Ya gue boleh dong nyebarin gosip kayak gitu."

"Ya ya ya. Asalkan nanti lo gapapa dicap sebagai penyebar gosip buruk dan gue bisa nuntut lo atas pencemaran nama baik—"

"Okaaayy sudah sampai di sini saja perbincangan kita hari ini, saya Alia Eriska pamit undur diri, terima kasih. Selamat malam."

Bebasnya telinga gue dari polusi suara hanya bertahan sebentar karena di mobil pun semua orang saling melemparkan suara lagi.

Roasting gue pula.

Gak ada capek-capeknya ini para manusia, heran.

Di lampu merah gue punya kesempatan buat ngecek hape yang dari tadi gak gue sentuh karena gak kondusif. Gak banyak notifikasi karena orang-orang yang biasanya menuhin notif gue ada sama gue seharian barusan.

PLAYING WITH FIRETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang