17. Pangeran Luhan

401 46 11
                                    

Happy Reading... ❤❤❤
Ini dadakan guys, kalau ada typo atau kata yang kurang di mengerti kasih tau yah!

🏰🏰🏰

Oh Sehun

Pangeran Xi Luhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pangeran Xi Luhan

Pangeran Xi Luhan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🏰🏰🏰





Luhan hanya mampu menghelakan nafasnya dengan ekspresi wajah yang sangat datar saat melihat Jendral Kris Wu yang sedang bermain dengan pedangnya.

Sangat membosankan. Kehidupan menjadi pangeran ini sangat membosankan. Luhan tidak bisa melakukan aktifitas yang lain selain berlatih pedang, belajar tentang kerjaan yang dibangun oleh kakeknya yang sekarang kerjaan tersebut dipegang penuh oleh ayahnya. Semua yang Luhan makan dan minum pun harus dijaga dan dipantau setiap harinya. Walaupun makanan ringan seperti cookies atau kue tart yang ia bayangkan pasti rasanya sangat manis tapi bayangan semua itu sirna. Ternyata semua kue yang dibuat oleh koki di kerjaan ini rasanya sedikit aneh yang membuat ia harus menelan kekecewaan.

Kerajaan tersebut berada di pinggir ibu kota China. Luhan selama 20 tahun hidupnya, ia sama sekali belum melihat kota kelahirannya itu dengan mata kepalanya sendiri. Ia hanya melihat kesibukan kota tersebut lewat atap istana kerjaannya. Sangat miris.

Luhan ingin sekali melihat lihat kota tersebut tapi selalu tidak diizinkan oleh sang ibu dengan alasan ia tidak tau jalan dan nanti nya akan hilang. Pada akhirnya ia menuruti perkataan sang ibu, impiannya untuk berjalan jalan di kota sirna pada saat ia berumur 13 tahun.

"Sudah cukup latihannya, pangeran Lu. Pangeran Lu bisa kembali ke dalam istana". Kata Kris sambil menundukkan kepalanya hormat kepada Luhan.

Luhan yang mendengar itu langsung melemparkan pedangnya ke rumput hijau sana. "Terimakasih Kris-ge".

"Semoga hari anda menyenangkan". Kata Kris yang masih dengan posisinya sedangkan Luhan sudah pergi meninggalkan dirinya di lapangan hijau sana bersama dengan para pengawal.

Everytime; HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang