Happy Reading... ❤❤
Gak kerasa yah bentar lagi lebaran...
Aku udah ngetik ini dari puasa pertama tapi belum sempat ke update..."Buna, udah boleh buka beyum?". Kata anak kecil yang kira kira umurnya 5 tahun.
Luhan ngusap lembut kepala anak lelakinya itu. "Sabar yah sekarang kan baru jam 2 siang. Tadi bunda suruh buka jam 12 dedek malah nda mau".
Iyah, sekarang masih jam 2 siang dan sekecil dari keluarga Pangestu itu lagi ngerengek buat nanyain kapan buka puasa. Sekarang bulan puasa, udah masuk 5 hari si kecil puasa. Luhan seneng banget melihat anak lelakinya itu puasa di umurnya yang ke 5 tahun nya itu. Tapi ada yang membuat dirinya sedikit tidak bahagia apabila mengingat ayah dari si kecil yang jarang pulang dan jarang menghabiskan waktu bersama dirinya mau pun si kecil.
Pekerjaannya yang sebagai pengusaha sukses yang selalu mengadakan rapat diberbagai negara membuat suaminya itu, Willis Sehun Pangestu tidak mempunyai waktu luang untuk hanya sekedar menghubunginya menanyai kabar si kecil dan dirinya. Itu membuatnya sedih. Bukannya Luhan tidak ingin menghubungi suaminya itu duluan, itu sudah ia lakukan setiap hari.
"Buna, buna...". Panggil si kecil yang saat ini tengah berada di pangkuannya dan bersandar di dadanya.
Luhan yang mendengar panggilan dari si kecil itu langsung menyahutinya sambil mengusap kepala si kecil. "Iyah, kenapa dedek Louis".
"Buna, papa hali ini pulang nda? Lulu kangen banget sama papa". Katanya.
Luhan tidak bisa berkata kata. Selain menanyakan kapan buka puasa, si kecil juga selalu menanyakan kapan papanya itu, Sehun akan pulang. Ia tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut karena Sehun pun tidak memberitahu kapan dirinya akan pulang. "Ehm... papa pulang sekarang kok mang kannya Lulu tidur siang dulu kalo Lulu tidur siang pasti nanti papa bakal pulang".
"Buna, tau kan kalo olang puatha nda boleh boong?". Kata Louis sambil menatapnya dengan tatapan sedihnya.
Luhan sedikit terkejut dengan perkataan si kecil. Ia hanya bisa memberikan senyum terpaksa kepada anaknya itu. "Nda kok, bunda nda bakal bohong kan lagi puasa".
"Buna, Lulu ingin liat papa ayo telpon papa pake kotak itu". Kata Louis sambil membuat gestur kotak pada jari jari mungilnya.
Luhan menatap anaknya itu bingung. "Kotak?".
"Itu yang bunyi bunyi yang seling Lulu mainin". Kata Louis.
"Ahh ponsel". Kata Luhan sambil mengambil ponselnya yang berada di meja.
Luhan menghirup nafasnya dalam dalam setelah itu membuangnya perlahan. Ia takut jika menghubungi Sehun pada jam jam begini, takutnya ganggu. Yah tapi mudah mudahan gak ganggu. Luhan mulai mencari cari nama suaminya itu di kontak ponselnya kemudian menekan panggilan video.
Louis udah sangat antusias kala Luhan memberikan ponselnya kepada si kecil yang dimana panggilan tersebut belum terhubung kepada Sehun. "Buna, kok lama ci~~~".
Lagi lagi Luhan tersenyum paksa. "Sabar yah Lu".
Serius, sekarang Luhan lagi berdoa agar Sehun mengangkat panggilannya. Jika Sehun tidak mengangkat panggilan videonya, abis sudah dirinya yang di serbu oleh Louis dengan beberapa pertanyaan yang keluar dari mulut si kecil.
"Buna, kok jadi na gini?". Kata Louis sambil nunjukin layar ponselnya yang kembali seperti semula, homescreen.
Luhan langsung mengambil ponselnya yang berada di genggaman si kecil. Serius, tidak di angkat panggilan videonya seberapa sibuknya tuan Sehun sampai panggilan dari suaminya ini tidak di angkat. Ia menghembuskan nafasnya pelan, menatap si kecil yang tengah menatapnya dengan ekspresi wajah sedihnya. Astaga, Luhan tidak tega untuk membohongi Louis lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Everytime; HunHan
Short StoryAll About Oh Sehun and Xi Luhan - One Shoot - Bahasa suka suka author - Boys Love - Homophobic? naga juseyeo