Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Suara yang memanggilku, itu terdengar lewat celah pintu yang terbuka. Sentuhan tangan hangat dan mendebarkan
Bahkan bintang-bintang berjatuhan di malam yang sunyi tanpa suara Itu menunjukkan kenangan kita, bisakah kau melihatnya?
~~~~
"Ibu!!! Mas Sehun-nya ngomongin nikah mulu nih!!!" Rengek Luhan kepada sang ibu yang kebetulan lewat ruang tamu.
Sang ibu tertawa ringan. "Gak tau ah ibu pusing. Ibu lagi repot masak"
Luhan mengerucutkan bibirnya sedangkan Sehun yang berada disampingnya tertawa puas melihat tetangganya yang diabaikan oleh ibunya sendiri.
"Mas jangan ketawa aja!!! Katanya mau ngajarin adek belajar" Kesal Luhan sambil memukuli tubuh Sehun menggunakan penggaris plastiknya.
Sehun mengaduh kesakitan. "Sakit dek! Astaga kejam banget kamu sama calon suami"
Luhan merengek lagi. "Aaaa... mas Sehun ngeselin banget!!! Sana balik ke Paris!!!"
"Nanti kalo mas balik ke Paris nanti ada yang ngerengek agar mas cepet pulang ke Jakarta" Kata Sehun dengan nada menggodanya.
"Gak kok! Adek malah seneng mas gak ada karena nanti adek bisa deketin mas Chan" Kata Luhan sambil menjulurkan lidahnya lalu kembali mengerjakan tugas sekolahnya.
"Awas aja adek deket deket mas Chan" Kata Sehun dengan nada yang penuh peringatan.
Bukannya takut, Luhan malah makin menggoda Sehun agar pria tampan tersebut marah. "Memangnya mas siapa si! Suka suka adek lah mau deket siapa aja!!!"
"Yah udah deh mas nikahin kamu sekarang aja!" Kata Sehun sambil beranjak dari duduknya lalu menggandeng tangan Luhan.
Luhan masih terduduk di karpet sana, dia menatap Sehun yang sedang berdiri. "Apa si! Gak jelas banget nih orang tua!"
