6. You Never Know

670 68 10
                                    

Happy Reading... ❤❤❤❤


Music play!

Luhan menatap Sehun yang lagi sarapan pagi di depannya ini. Sarapan yang ada didepannya bahkan gak dia makan. Masakannya sendiri padahal. Pria manis ini malah sibuk menatap suami tampan yang lagi baca dokumen perusahaan dengan sangat terliti. Sesekali Sehun nyeruput susu yang di buat Luhan sambil makan roti selai cokelat.

"Kenapa kamu?". Luhan langsung tersadar sama lamunannya.

Mata Luhan melirik kesana kemari. Gugup tiba tiba. "Apa kamu akan lembur lagi?".

Sehun tampak berpikir sebentar. "Yah sepertinya, ada apa?".

"Ehmm, mama mengajak kita makan malam nanti. Apa kamu bisa hadir?". Tanya Luhan takut takut.

"Aku tidak akan berjanji untuk itu, tapi akan aku usahakan untuk hadir". Kata Sehun.

Luhan mengangguk mengerti kemudian memakan roti selai cokelatnya dengan beberapa pikiran yang mulai memenuhi otaknya.

Tiba tiba Sehun beranjak dari duduknya dengan gerakan refleks Luhan pun terbangun dari duduknya. "Apa kamu ingin berangkat kerja sekarang?".

"Yah". Kata Sehun yang enggan menatap Luhan.

Luhan melirik jam dinding yang keberadaannya gak jauh darinya. "Tapi ini masih jam 6 pagi, apa ada sesuatu yang harus di selesaikan dengan cepat di perusahaan? Kalo ada aku akan membantu--".

"Tidak tidak, aku bisa melakukannya sendiri. Kamu diam lah dirumah atau pergi bersama teman teman mu". Kata Sehun sambil memakai jas nya yang di bantu oleh Luhan.

Selesai membantu Sehun, Luhan menatap Sehun yang berdiri di hadapannya. "Kalo kamu kesulitan saat di perusahaan, aku bisa membantu mu kapan saja. Tolong hubungi aku kalo kamu butuh bantuan".

Sehun mengusap lembut kepala Luhan kemudian tersenyum. "Aku akan menghubungi mu, jja aku pergi dulu".

Luhan tersenyum sambil menatap kepergian Sehun dari ruang makannya. Ia menghembuskan nafasnya. Tidak ada ciuman pagi hari lagi. Biasanya Sehun akan menciumnya sebelum berangkat kerja tapi sekarang suami tampannya itu hanya mengusap lembut kepalanya.

Sehun berubah tidak semanis dulu. Luhan gak tau perubahan apa yang ada di dalam diri Sehun. Beberapa bulan ini, Sehun selalu mengabaikannya entah itu sarapan paginya atau sebuah ciuman di pagi hari dan saat saat menjelang tidur.

Bahkan untuk malam hari. Luhan sudah menemukan dirinya berada di sebuah kasurnya bersama dengan Sehun. Luhan selalu menunggu suami tampannya itu pulang kerja sampai tidak sadar kalo dirinya tertidur di sofa dan Sehun memindahkan dirinya di kasur mereka.

Luhan selalu menyingkarkan semua pikiran buruknya terhadap Sehun, suaminya itu. Biarkan waktu yang menjawab, Luhan hanya bisa menunggu kapan waktu tersebut akan datang.

💔💔💔

Malam pun tiba sesuai rencana Sehun dan Luhan yang ingin pergi ke rumah ibu Luhan yang berada di pedesaan yang sejuk.

From; Sehun
Bisakah kamu pergi dengan paman Ahn untuk pergi ke rumah mama? Ada urusan yang harus aku selesaikan. Aku akan menyusul mu nanti

See you

Luhan mengigit bibirnya kala membaca pesan singkat dari Sehun. Ia menahan air matanya yang akan siap meluncur ke pipinya kapan saja. Lagi lagi seperti ini, sebenernya ada urusan apa yang menyebabkan suami tampannya itu tidak bisa menundanya.

Everytime; HunHanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang