Irene menahan lengan Jisoo yang hendak menaiki tangga, ia yakin pasti adiknya itu memilih membolos hari ini.
"Wae?" Tanya Jisoo kesal
Abeojinya selalu berhasil menghancurkan mood nya, entahlah! Jisoo sendiri juga tidak mengetahui kenapa sang abeoji suka sekali membuatnya kesal.
"Aku antar ke sekolah" ucap Irene sambil menarik paksa Jisoo mengikutinya
Jisoo tidak memberi perlawanan, ia sedang tidak mood adu argumen kesekian kalinya di pagi yang cerah ini. Cukup tadi sang abeoji merutuhkan mood nya.
Irene memasang seatbelt, kemudian melajukan mobilnya keluar pekarangan rumah.
"Mobil siapa ini?" Jisoo tidak pernah melihat mobil ini terparkir di garasi mobil
"Seulgi" jawab Irene
Jisoo mengangguk mendengar jawaban Irene, namun tak berselang lama tatapan penuh tanya ia layangkan pada sang noona.
Ia baru ingat! Sejak kapan sang noona dan Seulgi dekat.
"Sejak kapan kau dan Seulgi dekat?" Jisoo berharap sang noona menjawab pertanyaan sederhananya ini
"Kau tidak perlu tahu" jawab Irene melirik Jisoo yang terlihat penasaran, kemudian ia tersenyum melihat reaksi kecewa sang adik. "Yang pasti ia sangat menyukai ku" jelas Irene tidak lupa mengedipkan sebelah matanya pada Jisoo
Jisoo tidak mau bertanya lagi, karena ia tahu sang noona tidak akan bercerita apapun padanya.
Keheningan menyelimuti mereka setelah percakapan singkat itu, baik Jisoo maupun Irene tidak berniat membuat topik pembicaraan yang lain.
Hingga mobil Irene berhenti saat lampu lalu lintas berwarna merah. Irene melirik Jisoo yang tampak bermenung, entah apa yang sedang dipikirkan adiknya itu.
"Yuri bagian dari keluarga kita" akhirnya Irene memecah keheningan denga topik yang sedikit sensitif itu
Jisoo tersenyum, ia tidak tahu harus menjawab apa.
"Kau pasti mengetahui segalanya, tentang keluarga luar biasa ini" Irene sangat membeci abeojinya, karena setelah ia dikirim ke Amerika banyak hal yang terjadi. "Bahkan kau sangat dekat dengan kedua orang yang telah menghancurkan keluarga kita" sindir Irene
Kini mobil yang dikendarai Irene kembali melaju saat lampu berubah menjadi hijau.
"Kenapa kau berpikir jika mereka yang menghancurkan keluarga kita? Apa kau tahu masa lalu mereka?" Jisoo tidak pernah setuju dengan pemikiran Irene
Semenjak Jessica eomma dan Krystal datang ke rumah, saat itu juga Irene berpikir jika keluarganya sudah hancur karena wanita murahan itu.
Ia menganggap sang abeoji telah berselingkuh.
"Kau tidak tahu masa lalu mereka, termasuk aku!" Ujar Jisoo, ia menatap serius ke arah sang noona "Apa kau tahu perasaan ku saat aku harus menyaksikan pertengkaran mereka tiap harinya?" Jisoo menjeda kalimatnya, menarik nafas sebelum meneruskannya
"Seharusnya aku yang berada di posisi mu, dikirim jauh dari Seoul. Itu jauh lebih baik" Jisoo benci mengingat masa lalu, dimana sepanjang hari hanya ada air mata
Jisoo membuang muka saat Irene menatapnya, "Aku tidak tahu apa yang terjadi antara orang dewasa itu, kisah cinta mereka terlalu rumit untuk ku mengerti saat seusia itu. Aku masih 10 tahun" Jisoo tertawa hambar saat ia mengingat kembali masa lalu. "Bahkan sampai sekarang aku masih belum mengerti" lanjut Jisoo
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Family
Fanfiction"Jika saja abeoji tidak selingkuh, mungkin keluarga kita sudah hidup bahagia" ~ Irene "Apa aku masih punya saudara tiri yang lain abeoji?" ~ Jisoo "Aku akan selalu menjadi yang terbaik dimata abeoji" ~ Krystal "Mom, maafkan aku karena sudah terlahir...