Jennie tidak tahan lagi dengan sikap Jisoo, laki-laki itu terus saja menghindarinya. Oleh karena itu Jennie memberanikan diri mengunjungi kamar Jisoo malam ini, ya! Setelah makan malam tadi.
Awalnya laki-laki itu mengusirnya dengan kata-kata menyakitkan, namun karena Jennie sudah kebal dengan makian Jisoo ia mengabaikan kata-kata itu dan malah menerobos masuk ke kamar Jisoo.
Tanpa permisi, Jennie duduk di sofa kamar Jisoo.
"Keluar!" Jisoo yang masih berdiri di ambang pintu mencoba untuk tidak berlaku kasar pada Jennie
"Tidak bisakah kita berbicara sebentar, aku tersiksa kau terus menghindari ku" ucap Jennie masih di posisinya
Cukup lama berpikir, akhirnya Jisoo menyetujui ucapan Jennie. Ia menutup pintu kamar sebelum menghampiri Jennie yang duduk di sofa.
Tak ada yang bersuara setelah mereka duduk berdampingan, atau lebih tepatnya Jennie sedang menyusun kalimatnya agar tidak berbelit-belit.
Jisoo?
Ia hanya menatap jauh ke depan.
"Jisoo" panggil Jennie
Hanya mendapat tatapan tanya dari lawan bicaranya, Jennie mencoba bersikap baik-baik saja.
"Kau menghindari ku karena aku menyukai mu?" Jika Jennie bisa mengendalikan perasaan sukanya, ia bisa pastikan bahwa ia tidak akan pernah menyukai Jisoo
Laki-laki itu sering membuatnya jengkel.
"Kau sungguh menyukai ku?" Tanya Jisoo
"Kau membenci ku?" Jennie juga malah melemparkan pertanyaan
"Sejak kapan kau menyukai ku?"
"Kenapa kau semakin memberi ku harapan?"
"Kenapa kau menyukai ku?"
"Kenapa kau bersikap baik pada ku semenjak kejadian di gudang waktu itu?"
Tidak ada satupun dari mereka yang berniat memberikan jawaban atas pertanyaan yang mereka lempar untuk satu sama lain.
"Karena kau yang terlebih dahulu bersikap baik pada ku" akhirnya Jisoo menjawab pertanyaan Jennie barusan
Jisoo berdiri dari duduknya, kemudian berdiri di depan Jennie yang terlihat terkejut dengan nada suaranya.
"Sekarang giliran mu untuk menjawab, kenapa kau menyukai ku?" Tanya Jisoo terdengar menakutkan
"Karena kau! Kau yang selalu mencuri perhatian ku dengan sikap menjengkelkan mu" ujar Jennie yang sedikit mendongak menatap Jisoo yang berdiri di depannya
Seketika Jisoo melangkah mundur, ia menatap tak percaya ke arah Jennie setelah wanita itu menjawab pertanyaannya.
Gara-gara dirinya? Apa sikap menjengkelkannya pantas untuk disukai? Bukankah seharusnya Jennie membenci dirinya?
"Aku juga tidak tahu pasti kapan aku mulai menyukai mu, namun yang jelas! Hati ku ikut terluka saat melihat kau menangis di gudang waktu itu" ucap Jennie, ia mencurahkan segalanya sekarang
Jisoo tidak tahu harus merespon seperti apa pengakuan Jennie barusan, ia bahkan tak tahu hatinya berkata apa sekarang.
Terasa kosong, tapi entah kenapa ia juga merasa bahagia mendengar pengakuan tersebut.
"Saranghaeyo, Kim Jisoo" ucap Jennie, kini ia bediri tepat di hadapan Jisoo yang mematung
Tak kunjung mendapat respon dari Jisoo, tangan kanan Jennie terangkat menyentuh pipi kiri Jisoo. "Jisoo~ya" panggil Jennie sambil mengelus pipi mulus Jisoo
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Family
Fanfiction"Jika saja abeoji tidak selingkuh, mungkin keluarga kita sudah hidup bahagia" ~ Irene "Apa aku masih punya saudara tiri yang lain abeoji?" ~ Jisoo "Aku akan selalu menjadi yang terbaik dimata abeoji" ~ Krystal "Mom, maafkan aku karena sudah terlahir...