"Kau! Lebih baik kau tidak ada di sini"
Setelah mendapat kabar dari bawahannya jika Irene mengajak Jaemin dan Yuna bertemu dengan dua orang yang selama ini dilarang untuk sekedar menyebut namanya, Taeyeon langsung naik pitam.
Perbuatan Irene selalu berhasil membuat Taeyeon sulit untuk membendung amarahnya, jadi tanpa sadar tangannya bergerak menampar wajah cantik Irene.
Tiffany yang melihat sang anak di tampar segera berdiri di depan Irene, ia akan menjadi tameng pertahanan untuk sang anak.
"Taeyeon! Kau berlebihan!" Meskipun Tiffany juga marah pada Irene karena kelakuan Irene hari ini, tetap saja menampar bukanlah sesuatu yang akan menyelesaikan masalah
"Minggir Phany~aaa, dia memang pantas mendapat tamparan" lihatlah tatapan amarah yang dilayangkan Taeyeon pada Irene, sangat menakutkan
Irene yang di tampar hanya bisa menatap kecewa sang abeoji, ini ke dua kalinya sang abeoji menamparnya. Ya dulu! Waktu ia menampar Jessica yang ia anggap penghancur rumah tangga bumonimnya. Dan yang kedua, hari ini.
"Tidak seperti ini Tae" Tiffany mencoba meredakan amarah Taeyeon yang menggebu-ngebu
"Dari dulu, kau selalu menjadi biang kerok!" Tunjuk Taeyeon pada Irene yang berdiri di belakang Tiffany
Sudah lama Jaemin dan Yuna tidak melihat sang abeoji semarah ini, dan percayalah! Kali ini jauh lebih menakutkan.
Mereka berdua melangkah mundur, menjaga jarak adalah hal yang paling tepat untuk dilakukan.
"Kemasi barang-barang mu! Karena kau akan ku kirim ke Amerika kembali" Taeyeon paling benci jika keluarganya menyebut atau bahkan bertatap muka dengan Yuri, laki-laki yang sangat dibencinya
"Yeobo" Tiffany tidak sependapat dengan Taeyeon, ia tidak bisa jauh dari anak sulungnya itu untuk ke dua kalinya
Irene menatap penuh kebencian pada sang abeoji, "Sepertinya aku bukan anak mu, kau senang sekali aku tidak ada di sini" Irene berusaha menahan air matanya agar tidak terjatuh
Taeyeon tertawa kosong mendengar hal itu, "Majja! Sepertinya kau bukan anak ku"
"Kim Taeyeon!" Kali ini Tiffany benar-benar marah pada suaminya itu
Di waktu bersamaan mobil Jisoo berhenti tak jauh dari keributan itu, ia segera keluar untuk mencari tahu apa yang sedang terjadi.
Melihat suasana yang menyelimuti ke tiga orang itu, Jisoo bisa pastikan sesuatu yang buruk tengah terjadi. Apalagi melihat sang noona menunduk menahan tangis.
Begitupun Jennie! Ia begitu penasaran melihat keluarga Kim itu tengah berdiri di pekarangan rumah, diselimuti dengan suasana entah beranatah.
"Majja! Aku memang bukan anak mu, kau tidak pernah memperlakukan ku layaknya seorang anak!" Ujar Irene yang sudah berderai air mata, ia tidak sanggup menahan air matanya
"Bagus jika kau mengerti" Taeyeon semakin tersulut mendengar ucapan Irene barusan
Jisoo yang mendengar hal itu, langsung berjalan menghampiri sang noona. Ia pernah berada di posisi sang noona, tidak! Malahan sering.
Dimarahi sang abeoji merupakan makanannya sehari-hari.
Jennie hanya diam di tempat, ia tidak punya hak untuk ikut campur dalam masalah keluarga kaya itu. Ia bukan siapa-siapa.
Tanpa berkomentar, Jisoo segera menarik Irene untuk memasuki mobil yang dikemudian Irene tadi. Ia akan membawa sang noona ke tempat yang bisa menenangkan noonanya itu, setidaknya ia harus menghibur sang noona disaat seperti ini bukan?
KAMU SEDANG MEMBACA
Precious Family
Fanfiction"Jika saja abeoji tidak selingkuh, mungkin keluarga kita sudah hidup bahagia" ~ Irene "Apa aku masih punya saudara tiri yang lain abeoji?" ~ Jisoo "Aku akan selalu menjadi yang terbaik dimata abeoji" ~ Krystal "Mom, maafkan aku karena sudah terlahir...