Embun Sepanjang Hari

77 13 0
                                    

Kyara dan Debby masih duduk di pinggir lapangan upacara pagi itu. Mereka berdua tak ingin buru-buru masuk kelas setelah selesai sarapan di ruang makan sekolah.

"Gue kenyang banget nih, kayanya terlalu banyak deh tadi ngambil bubur ayamnya," keluh Kyara.

Debby terkikik geli.

"Ya makanya Kya, kalau makan itu secukupnya aja. Lo kadang kalau makan kaya kesurupan sih," ujar Debby.

"Deb, makan bubur ayam empat mangkuk itu nggak kesurupan kok! Lagipula kan gue lagi dalam masa pertumbuhan," balas Kyara, dengan wajah imutnya.

Debby semakin tak bisa menahan tawanya saat melihat tingkah menggemaskan Kyara.

"Iya deh iya, makan bubur empat mangkuk itu bukan kesurupan," Debby mengalah.

Seven B terlihat berjalan dari arah asrama bersama-sama. Debby dan Kyara tidak menyadari itu sama sekali dan tetap saja membicarakan bubur ayam dengan santai.

"Pagi Kak Kyara...," sapa Tita, yang berniat menggoda Farel.

Kyara berbalik bersamaan dengan Debby, dan tersenyum ke arah mereka bertujuh.

"Pagi juga...," balas Kyara, pelan.

"Cieeeee...," sorakan untuk Farel benar-benar bergema sekarang.

Pria itu menoleh lalu menatap Kyara dan melambaikan tangan secara terang-terangan. Kyara pun terpana beberapa saat lalu membalas lambaian tangan itu dengan perasaan berbunga-bunga.

"Cieeee...," goda Debby.

"Apaan sih Deb?" Kyara baru sadar kalau Debby memperhatikannya.

"Nggak kenapa-napa Kya, gue cuma bilang cieeee...," Debby semakin menggoda itu.

"Ah..., udah dong Deb," rajuk Kyara.

"Iya deh iya, udah yuk kita ke kelas," ajak Debby.

"Duluan deh, ada yang belum gue ambil tadi," balas Kyara.

Kyara berpisah dari Debby dengan alasan ada sesuatu yang tertinggal di lokernya. Padahal yang sebenanrnya, ia ingin berjalan memutar melalui kelas 10-a untuk melihat Farel. Gadis itu sengaja memperlambat jalannya agar bisa berlama-lama melihat Pria itu.

"Far..., Far..., Far..., Kak Kyara mau lewat," suara Difta terdengar dengan jelas sampai keluar ruangan.

Kyara berusaha sekali menahan tawanya. Farel terlihat benar-benar menatapnya saat ia melewati kelas itu, meskipun beberapa sahabatnya terus saja menghalang-halangi pandangan Pria itu.

"Kalian kenapa sih??? Jangan halang-halangi terus dong..., kesempatan langka tahu nggak bisa lihat Kak Kyara pagi-pagi," gerutuan Farel terdengar dengan jelas.

Kyara pun buru-buru masuk ke ruang loker dan melepaskan tawanya yang tertahan di sana. Ia merasa semua itu begitu menyenangkan. Padahal tahun lalu, ia kadang merasa jenuh berada di sekolah itu, jika bukan karena Debby maka ia mungkin sudah menyerah dan berhenti.

Namun kini keadaan menjadi berbeda. Ada rasa bahagia yang akhirnya ia rasakan saat bertemu Farel. Meskipun dia lebih muda satu tahun darinya, tapi Pria itu justru lebih bisa membawa efek yang jauh berbeda dengan semua hal konyol di dalam dirinya.

Menyenangkan.

* * *

Jam makan siang tiba, Seven B segera menuju ke ruang makan sekolah untuk mengisi kekosongan dalam perut mereka.

"Ada yang mau titip nggak?" tanya Ian.

"Gue..., gue mau titip," jawab Veyza.

"Titip apaan?"

"Titip salam sama yang punya kulkas."

BAGH!!! BIGH!!! BUGH!!!

Pukulan bertubi-tubi pun diterima oleh Veyza dari semua sahabatnya tanpa terkecuali.

"Kita lagi lapar juga, bisa-bisanya dia ngelawak!" umpat Tita.

Veyza hanya bisa meringis kesakitan. Pria itu akhirnya mengekori Farel untuk mengambil makanan. Farel cepat-cepat kembali menuju mejanya lagi setelah mengambil yang ia butuhkan.

Kedua matanya terus menatap ke arah Kyara yang sedang mengobrol bersama Debby. Ia tersenyum tanpa henti, Debby mungkin menyadarinya dan memberitahu Kyara hingga gadis itu berbalik dan ikut tersenyum ke arahnya. Veyza mendekat dari arah belakangnya dan kembali menghalang-halangi pandangan Farel ke arah Kyara.

"Awas Vey! Lo nggak indah sama sekali buat gue lihat!" caci Farel yang sudah gemas sampai ke ubun-ubun.

"Siapa bilang? Gue ini ganteng, jadi pasti enak dilihat," balas Veyza tanpa merasa berdosa.

HAHAHAHAHAHA!!!

Terdengarlah suara tawa Kyara dan Debby setelah perdebatan Farel dan Veyza terjadi. Mereka berdua sepertinya memang tak pernah bisa menahan diri untuk tidak tertawa atas kelakuan konyol para anggota Seven B. Farel bahagia melihat Kyara yang tertawa lepas seperti itu.

"Udah Far..., jangan dilihat terus. Makan cepat, sebelum jam makan siang selesai," Keylan mengingatkan.

"Perasaan gue bawaannya adem banget kalau lihat dia Key..., lo nggak akan ngerti," ujar Farel sambil tetap tersenyum.

"Ini anak lama-lama gue jambak ya! Dia pikir gue nggak pernah jatuh cinta apa? Gue tahu gimana rasanya, nggak usah lo jelasin!" omel Keylan.

"Yee..., sewot amat lo. Lagi PMS?" tanya Ian pada Keylan.

Keylan kini berubah gemas luar biasa.

"Lo kok jadi belain Far sih? Kan memang benar kalau gue juga pernah jatuh cinta," protes Keylan.

"Ya lagian elo nanggapinnya kebangetan sewot sih! Santai aja dong, nggak usah pakai ngomel-ngomel kaya emak-emak lagi PMS," balas Ian.

Alex menatap mereka berdua.

"Woy! Diam!" tegurnya.

Mereka pun segera terdiam dan kembali melanjutkan makan siangnya. Farel terkekeh bersama Veyza, Tita dan Difta saat Keylan benar-benar terdiam, begitupula dengan Ian.

"Eh Far, lo kalau memang suka sama Kak Kyara segera lancarkan serangan. Jangan cuma lihat-lihat dari jauh, melambai-lambaikan tangan kaya orang bego, senyum-senyum nghak jelas. To the point aja," saran Tita.

"Caranya?" tanya Farel.

"Beliin Pop Ice sana, yang rasa sirsak sesuai dengan warna kesukaannya. Nanti gue yang antar," perintah Veyza.

Farel pun segera pergi membeli Pop Ice seperti yang Veyza suruh. Ia kembali dengan dua gelas Pop Ice di tangannya.

"Kok dua gelas?" tanya Difta bingung.

"Pakai hati nurani dong lo! Masa ngasih buat Kak Kyara tapi nggak ngasih buat Kak Debby. Nggak enak tahu," jawab Farel.

Alex menunjukkan kedua Ibu jarinya pada Farel, karena pemikiran Pria itu sangat tepat sekali.

"Oke..., sekarang lo keluar duluan semua. Gue yang kasih ini Pop Ice buat Kak Kyara," Veyza menjalankan langkah selanjutnya.

Mereka semua keluar dari ruang makan asrama, menyisakan Veyza sendiri di meja itu. Veyza pun mendekat ke arah meja Debby dan Kyara.

"Hai Kak Kyara, Kak Debby. Ini gue di suruh mengantar minuman untuk Kak Kyara dari Far," ujar Veyza.

Pria itu juga menyodorkan satu gelas lagi untuk Debby.

"Yang itu buat Kak Debby, biar kalian bisa minum bareng katanya," tambah Veyza.

"Thank's ya Vey, maaf kalaunkita bikin repot," ungkap Kyara, tak enak hati.

"Nggak repot sama sekali kok Kak. Oh ya..., ada titipan lain juga dari Far buat Kak Kyara."

"Apaan tuh?" tanya Kyara.

"Dengar baik-baik ya Kak. Beli sabun ditanya-tanya, Kalau aku daun kamulah embunnya!"

HAHAHAHAHA!!!

Veyza langsung berlari meninggalkan meja itu secepat mungkin.

"Ya ampun dasar konyol!" Kyara berbunga-bunga bahagia.

* * *

RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang