Ini Kita

38 7 0
                                    

Hendri membagikan kertas yang berisi ujian akhir bulan di kelas gabungan siang itu. Farel baru membaca soalnya ketika Hendri mulai membagikan kertas ujian untuk kelas 11 IPA. Ia menoleh sekilas ke arah Kyara yang sedang serius menatap soalnya sendiri.

"Far..., isi soalmu!" tegur Hendri.

Farel pun menatap ke arah Hendri sambil tersenyum malu-malu. Tita dan Alex yang ada di belakangnya pun terkikik geli. Farel menyadari itu tapi tak bisa membalas mereka. Hendri mendekat ke arah mereka dan berdiri di sana sepanjang waktu.

"Nanti sore akan ada penggeledahan di kamar asrama, saya harap kalian tidak menyembunyikan apa-apa sama sekali," Hendri memberi peringatan untuk semua anak-anak di kelas gabungan itu.

"Nggak ada Kak!" jawab semuanya.

"Oke, bagus. Karena kalau sampai ditemukan yang aneh-aneh maka kalian akan kena sanksi dari Kepala Asrama," jelas Hendri.

Usai ujian akhir bulan itu selesai, anggota kelas gabungan pun membubarkan diri untuk segera menuju ke gedung khusus Ekstrakurikuler. Farel menarik tangan Kyara untuk duduk di pinggir lapangan basket sebelum jadwal Ekskul mereka dimulai.

"Ada apa Far?" tanya Kyara sambil tersenyum manis.

"Makan dulu ya, biar lo nggak lapar pas Ekskul nanti," jawab Farel sambil membuka kotak styrofoam berisi Bubur ketan hitam.

Kyara terlihat senang sekali saat melihat Bubur itu, Farel membuka bungkusan santan manis dan menuangkannya di atas Bubur itu.

"Ya ampun Far, elo repot-repot banget sih sampai harus beli ini buat gue...," Kyara merasa tak enak.

"Gue nggak merasa di repotkan kok Kak. Makan aja ya, biar perut lo kenyang," pinta Farel.

Difta dan Maya muncul di lapangan bersama anggota Ekskul Basket lainnya.

"Duh ya ampun..., udah sore begini kok masih panas aja ya?" sindir Difta.

Farel terkekeh.

"Sirik bin dengki aja lo NOT!" balas Farel.

"Udah jadian belum? Kalau udah jangan lupa traktirannya!" ujar Maya.

"Minta traktir sama Ian sana! Bilang ke dia, jangan pelit sama pacar!" balas Farel, gemas.

Maya dan Difta terlihat sangat puas karena bisa menggoda Farel. Tim Basket junior dan senior pun mulai latihan mereka sore itu. Kyara masih menyantap buburnya dengan tenang bersama Farel di sampingnya.

"Lo baru aja gabung dengan Seven B kan Far?" tanya Kyara.

"Iya. Dulu gue cuma sendiri, nggak gabung sama siapa pun. Gue nggak suka menjadi bagian orang populer, meskipun kalau gue mau ya gue pasti bisa menjadi salah satu dari orang-orang itu. Gue lebih suka nggak terikat sama kepopuleran, makanya gue gabung sama Seven B sekarang karena mereka udah nggak memikirkan hal-hal seperti itu lagi," jawab Farel.

Kyara mengusap punggung Farel dengan lembut.

"Gue bangga sama lo Far. Lo bisa aja jadi sombong sama orang lain, lo bisa aja jadi playboy buat semua cewek, tapi lo memilih untuk nggak melakukan semua hal bodoh itu. Lo mampu mengendalikan diri, dan lo mampu bertahan dengan apa yang lo yakini. Gue bangga," ungkap Kyara, tulus.

"Thank's Kak. Gue jadi malu karena lo bilang begitu," Farel menutupi wajah dengan sweater yang dipegangnya.

Kyara terkekeh saat melihat kelakuan konyol Farel yang kumat lagi. Farel ikut tertawa saat mendengar suara tawa Kyara yang ceria.

Tik..., tik..., tik...!!!

Gerimis tiba-tiba turun dengan cepat, dan dengan cepat pula Farel memayungi Kyara menggunakan sweaternya agar gadis itu tidak kebasahan. Mereka semua berlari menuju tempat anggota Ekskul Basket berteduh.

"Lah..., Ekskul Photografi libur? Kalian nggak masuk?" tanya Radit.

"Kayanya kita terlambat Kak," jawab Kyara.

"Haduh..., pacaran melulu sih," sindir Andra.

"Eh kita belum pacaran kok Kak, kita masih pendekatan," ralat Farel.

"Pendekatan terus!!!" serang semua anggota Tim Basket, serempak.

HAHAHAHAHA!!!

Langit tak terlalu mendung, sebagian masih ada cahaya Matahari yang terlihat. Gerimis mulai mereda, Farel menangkap lengkungan pelangi dari arah samping tempat mereka semua berteduh saat itu. Ia pun bergegas mengeluarkan kameranya dan keluar dari tempat berteduh. Kyara menatapnya setengah terkejut.

"Hei! Tetap di posisi kalian ya! Gue ambil fotonya!" teriak Farel.

"Oke!!!" jawab mereka semua.

Farel mulai kebasahan, namun ia tetap berkeras ingin mendapatkan momen itu, bersama Kyara di dalamnya.

"Satu..., dua..., tiga!"

Dua kali kilatan blitz menandakan kalau Farel telah mengambil foto itu dua kali. Kyara ingin melihat hasilnya, namun Farel malah berlari mendekat dan menarik lengannya untuk berdiri di satu tempat berbeda. Kyara mengikutinya dan benar-benar berdiri di tempat yang Farel mau.

Pria itu kembali mengambil gambar sebanyak dua kali, lalu mendekat pada Kyara untuk memperlihatkan hasilnya.

"Ya ampun bagus!" seru Kyara sambil terlonjak-lonjak senang.

Difta dan Maya mendekat untuk ikut melihatnya juga.

"Wah..., pelangi dong latar kita tadi!" seru Maya, takjub.

"Mana..., mana...??? Kita mau lihat juga dong...," pinta Wayan.

"Gue cetak nanti malam deh buat kalian semua," janji Farel.

"Oke! Kita tunggu!" seru Reno, yang senang karena akan mendapat foto gratis.

Kyara menatap Farel dan Pria itu segera merangkulnya dengan lembut.

"Elo basah Far," ujarnya khawatir.

"Nggak apa-apa. Gue senang basah-basahan begini, karena hasilnya gue dapat satu gambar terbaik dengan elo yang ada di dalamnya," balas Farel.

Kyara tersenyum mendengar hal itu. Ia memeluk Farel dengan erat dan penuh rasa sayang.

"Ekhm! Tolong jangan peluk-pelukan di depan kita dong! Kami yang masih jomblo menangis karena kalian!" sindir Aris pada Farel dan Kyara.

Difta pun bergegas memeluk Radit.

"Sampai ada yang larang gue meluk Kak Radit, gue bakal cabein mulutnya!" ancam Difta.

"Aduuuhh!!!" keluh semua orang.

Kyara dan Maya tertawa melihat kelakuan Difta yang tak jauh berbeda dengan anggota Seven B lainnya. Farel kembali memeluk Kyara lagi dan tak mau peduli dengan sindiran siapapun.

'Karena bahagia ini milik kita, jadi tak perlu dengarkan orang lain. Mereka hanya tahu kita saling jatuh cinta, tapi nyatanya kita lebih daripada itu.'

* * *

RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang