Sebuah Saran

34 9 0
                                    

"Siapa yang mulai duluan?" tanya Pak Yanto, guru BK.

"Keylan Pak. Dia yang mendorong Difta duluan," jawab Tita.

"Lalu kalian berkelahi bersama?" tanya Pak Yanto lagi.

"Iya Pak!" jawab mereka, serempak.

Semua orang berlari-lari berebut keluar kelas secara tiba-tiba setelah mendengar suara Pak Yanto - Guru BK - dan Hendri yang marah-marah di lapangan.

Kyara dan Debby pun berdiri di balkon lantai dua untuk melihat ada kejadian apa di sana. Seven B terlihat berdebat satu sama lain dan Hendri berusaha untuk melerai mereka.

Aris - Ketua Kelas 10-a - terlihat menarik lengan seorang Wanita dan membawanya menghadap pada Hendri.

"Itu siswi baru di kelas 10-a," bisik Kyara pada Debby.

Kyara memperhatikan Debby yang sepertinya sangat ingin tahu apa yang terjadi di lapangan itu sehingga Seven B berdebat hebat dengan Hendri.

"Ini orangnya Pak," ujar Aris.

Kyara melihat ekspresi terkejut di wajah Hendri, ia menduga kalau siswi baru itu adalah orang yang sudah dikenal oleh Hendri maupun Seven B.

"Kamu..., kamu siswi baru yang masuk di kelas 10-a?" tanya Hendri.

"I..., iya Pak...," jawab siswi baru itu, dengan suara lirih.

Hendri menatap ke arah Keylan, Kyara mengikuti arah pandang Hendri.

"Key..., bukankah kejadian itu sudah lewat bertahun-tahun lalu? Kenapa kamu masih juga mengingatnya?" Hendri mencecar.

"Karena saya memang tidak akan pernah melupakannya Pak! Saya kalah, oleh kemenangan palsu! Saya tidak terima!!!" jawab Keylan, marah.

Kyara dan Debby terlonjak di tempatnya berdiri, mereka berdua baru kali ini melihat Keylan mengamuk sampai lepas kendali seperti itu.

"Tapi apakah sampai harus membuat kalian berkelahi seperti ini?" Hendri membalas dengan lebih marah.

"Ini bisa jadi lebih parah kalau Bapak masih membela cewek penipu ini!!!" tunjuk Keylan pada siswi baru itu.

Veyza menepis tangan Keylan yang hendak mendorong Cassandra. Kyara kembali menatap Debby yang terlihat mulai khawatir terhadap Veyza yang sudah jelas takkan membela Keylan.

"Key!!! Jangan keterlaluan ya!!! Cukup!!!" bentak Veyza.

"Kenapa??? Lo mau ikut membela dia juga???" balas Keylan kasar

BUGH!!!

"Ya ampun Vey!!!" jerit Debby.

Kyara segera merangkul Debby dengan cepat sebelum gadis itu berlari untuk mendekat pada Veyza.

"Jangan Deb, bahaya!" cegah Kyara.

Alex maju dan memukul Keylan bertubi-tubi. Difta dan Tita melerai lagi, lalu mereka ikut terpukul oleh Keylan. Ian menambahkan serangan untuk Keylan, Farel yang kembali kena pukulan setelah mencoba melerai sekali lagi. Radit dan Andra terlihat berlari untuk membantu Hendri memisahkan mereka semua. Kyara hanya bisa menatap Farel yang terkapar di lantai lapangan, ia tak bisa mendekat karena ingin memastikan kalau Debby jauh dari jangkauan perkelahian itu.

"CUKUP!!!" teriak Hendri, akhirnya.

Mereka semua berhenti dan menatap Hendri dengan nafas yang terengah-engah.

"KALIAN DISKORS SELAMA SEMINGGU!!! TIDAK BOLEH KELUAR DARI ASRAMA DAN TIDAK BOLEH IKUT EKSKUL APAPUN SELAMA MASA HUKUMAN BERLANGSUNG!!!"

* * *

RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang