Membujuk

47 9 0
                                    

Semangkuk bubur masih ada di tangan Kyara. Semua orang telah kembali ke kamar mereka masing-masing, dan ia kini sedang menghadapi Debby yang baru saja sadar. Kyara memberikan suapan bubur yang terakhir pada Debby. Wajah itu masih pucat dengan seluruh tubuhnya yang lemas akibat ketakutan. Kyara memberikan air minum padanya agar gadis itu tak mengalami dehidrasi.

"Maaf ya Kya, gue bikin lo repot seharian ini," ujar Debby, pelan.

"Nggak repot sama sekali kok Deb, lagipula, yang gendong lo sampai di kamar kan Vey bukan gue," balas Kyara.

Debby melotot seketika setelah mendengar apa yang Kyara katakan. Kyara ingin sekali tertawa saat melihat ekspresi Debby yang kaget luar biasa.

"Apa??? Vey yang gendong gue ke sini???" tanyanya.

Kyara tersenyum salah tingkah, ia pun segera menganggukan kepalanya ke arah Debby.

"Aduh ya ampun...," Debby menutup wajah dengan kedua telapak tangannya.

Kyara terkikik geli diam-diam tanpa sepengetahuan Debby yang sedang menutup wajahnya karena merasa malu. Ia benar-benar tak menyangka kalau sahabatnya itu benar-benar tak sadar kalau dirinya sedang jatuh cinta pada orang yang juga mencintainya.

Tok..., tok..., tok...!!!

Pintu kamar itu di ketuk, Kyara pun membukanya lebar-lebar dan melihat wajah Veyza di sana. Sebisa mungkin ia menahan tawanya agar tak meledak. Kejadian tadi saat Pria itu menggendong Debby terus saja berputar-putar di ingatannya.

"Hai Vey, masuk," ujar Kyara.

Veyza pun masuk dan langsung memeriksa keadaan Debby yang masih kaget dengan sosoknya yang datang tiba-tiba.

"Hai Kak, gimana keadaan lo? Buburnya udah habis?" tanya Veyza.

"Duh..., kenapa harus ditanya segala sih Vey??? Langsung periksa aja biar dia tahu kalau lo juga suka sama dia!!!" gemas Kyara dalam hati.

"Gu..., gue..., gue...," Debby terbata-bata.

"Udah, istirahat aja kalau memang perasaan lo masih nggak enak. Ini buah-buahan buat cemilan, makan supaya lo merasa lebih segar. Ada Strawberi di situ," ujar Veyza seraya meletakkan plastik berisi buah di samping meja tempat tidur Debby.

Debby menatap Veyza dengan kedua matanya yang berkaca-kaca. Kyara melihat hal itu dengan jelas. Ia tahu kalau Debby ingin mengatakan sesuatu pada Veyza. namun bibir gadis itu malah terkunci rapat. Kyara juga melihat Veyza tersenyum ke arah Debby.

"Istirahat ya Kak, gue pergi dulu," pamit Veyza.

Debby hanya menganggukan kepalanya. Kyara kembali menutup pintu kamar dan mendekat pada Debby setelah Veyza pergi. Tangannya meraih Strawberi dan mencabut daunnya untuk di berikan pada Debby.

"Veyza panik banget tadi pas lo pingsan di tengah jalan. Dia minta gue berhenti dan langsung menggendong lo sambil lari ke sini," ujar Kyara.

"Dia nggak nanya gue kenapa?" Debby terlihat ingin tahu di mata Kyara.

"Vey lebih khawatir sama kondisi lo daripada alasan kenapa lo tiba-tiba drop. Tapi Tita yang nanya sama Kak Andra tentang keadaan lo," jawab Kyara, jujur.

"Jadi Vey udah tahu semuanya?"

Debby bersiap menangis, Kyara mengusap bahunya dengan lembut.

"Udah. Dia ngamuk tadi, dia bahkan nyuruh AL buat cari tahu dari mana Dino bisa masuk lagi ke area sekolah kita. Dia juga teriak-teriak di depan Kak Hendri dan Bu Indri. Dia lepas kendali tapi Difta masih bisa kontrol dia," jelas Kyara.

RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang