Akhirnya Jujur

35 7 0
                                    

Keylan dan Cassandra duduk di sebuah meja sambil makan siang dengan romantis. Keylan tak lupa membawa gulali untuk Cassandra yang kini telah berstatus menjadi pacarnya yang sah! Keenam anggota Seven B lainnya -- seperti perjanjian mereka -- benar-benar mengawasi kedua insan yang tengah dimabuk asmara itu dari jauh.

Keripik kentang telah habis lima bungkus, keripik singkong telah habis tiga bungkus, keripik tempe sudah habis dua bungkus dan terakhir keripik pisang yang hanya satu bungkus menjadi sasaran empuk bagi mulut mereka. Entah kenapa mereka jadi seperti orang kelaparan sejak memiliki kegiatan memantau Keylan dan Cassandra yang setiap hari bermesraan.

Veyza mengeluarkan ponselnya, ia mengetik sesuatu di layar ponsel itu hingga menimbulkan suara dentingan notifikasi yang serempak dari orang-orang di sekitarnya. Otomatis, mereka pun segera membuka ponsel yang sejak tadi masih tersimpan.

 Otomatis, mereka pun segera membuka ponsel yang sejak tadi masih tersimpan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keylan ikut membuka ponselnya saat Pria itu masih ada di samping Cassandra

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keylan ikut membuka ponselnya saat Pria itu masih ada di samping Cassandra. Rasanya begitu gemas jari-jarinya ingin ikut membalas pesan dari semua sahabatnya itu. Namun ketimbang ikut membalas, ia memilih untuk melakukan hal yang lebih menyebalkan untuk keenam orang sahabatnya. Pria itu mendekat untuk merangkul Cassandra lalu tiba-tiba mengecup pipi gadis itu dengan lembut dan lama.

 Pria itu mendekat untuk merangkul Cassandra lalu tiba-tiba mengecup pipi gadis itu dengan lembut dan lama

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keylan tersenyum diam-diam penuh rasa kemenangan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keylan tersenyum diam-diam penuh rasa kemenangan. Ia berhasil memanas-manasi mata keenam sahabatnya siang itu.

Saat Keylan dan Cassandra akhirnya pergi dari ruang makan sekolah, mereka akhirnya kembali bubar dan mengikuti ke mana mereka berdua melangkah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Saat Keylan dan Cassandra akhirnya pergi dari ruang makan sekolah, mereka akhirnya kembali bubar dan mengikuti ke mana mereka berdua melangkah.

"Hai Far...," sapa Kyara, di depan Ruang Photografi.

"Oh, hai Kak," balas Farel gugup.

"Bisa tolong bantuin gue nggak? Tommy nyuruh gue mindahin semua barang-barang itu selama ruangan ini di renovasi," pinta Kyara.

Wajah gadis itu sudah berkeringat total hingga bajunya pun basah kuyup. Farel akhirnya menganggukan kepalanya untuk segera membantu Kyara. Ia menatap ke arah Alex dan Veyza, kedua orang itu pun akhirnya mengerti dengan kondisi Kyara.

"Kita duluan ya Far," pamit mereka berdua.

Farel meletakkan ranselnya di salah satu meja, Kyara menutup pintu dan menguncinya rapat-rapat. Farel pun menatapnya yang datang mendekat.

"Hari ini gue mau lo jujur dan mengatakan semuanya tentang masalah yang lo sembunyikan bersama Seven B," pinta Kyara.

Farel yang benar-benar gugup sejak tadi pun mencoba memaksakan diri untuk kembali pura-pura tak mengerti tentang apa yang Kyara katakan.

"Kak, gue nggak ngerti lo ngomong apa dan maksudnya apa," balas Farel.

Kyara mengeluarkan salinan surat yang ia temukan setelah di fotocopy tadi oleh Maya. Farel menatap tak percaya dengan apa yang Kyara pegang, ia meneguk salivanya sendiri dengan debar jantung yang meningkat cepat.

"Lo bilang sayang sama gue, tapi untuk masalah seperti ini lo tega bohongin gue, jauhin gue, dan bahkan nggak ngomong sama sekali sama gue. Sekarang gue udah nggak punya alasan buat bertahan di samping lo lagi Far, gue rasa lo memang nggak mau lagi menjalani apapun sama gue," ujar Kyara sambil melipat surat yang ia pegang.

Farel meraih tangan Kyara dan menggenggamnya dengan erat.

"Nggak..., nggak gitu maksudnya Kak. Please..., gue nggak punya maksud bohongin lo ataupun jauhin lo. Gue cuma nggak punya pilihan lain Kak. Please percaya gue, gue sayang banget sama lo," mohon Farel.

"Kalau lo sayang sama gue, maka lo seharusnya nggak membuat gue tersiksa Far. Tapi lo benar-benar membuat gue tersiksa dan bahkan elo juga membuat kebohongan sama gue padahal lo udah janji untuk selalu mengatakan apapun masalah lo ke gue. Jadi apa yang bisa kita pertahankan sekarang? Gue rasa udah nggak ada Far, karena lo sendiri yang udah menghancurkan kepercayaan dari gue," Kyara pun menepis genggaman tangan Farel.

Farel sungguh tak menduga hal itu, Kyara hendak meraih tasnya lalu pergi, namun Farel dengan cepat memeluknya erat-erat.

"Jangan pergi. Please jangan pergi. Gue nggak mau kita berakhir. Gue minta maaf, gue akan jelasin semuanya Kak, please kasih gue kesempatan," pinta Farel.

Kyara hanya mematung di tempatnya berdiri. Farel melonggarkan pelukannya lalu menangkup kedua pipi Kyara dengan lembut. Ia membiarkan dahinya bertemu dengan dahi Kyara hingga dirinya bisa merasakan desah nafas gadis itu dengan jelas.

"Gue cuma mau lo aman. Itu surat ancaman Kak, kalau sampai terjadi apa-apa sama lo karena gue tetap mempertahankan ego yang gue miliki untuk terus bersama lo, maka gue nggak akan pernah bisa memaafkan diri gue sendiri. Gue menjauhi lo bukan karena gue nggak sayang lagi sama lo, justru karena gue sayang banget sama lo makanya gue harus menjauhi lo saat ini," jelas Farel.

"Setidaknya lo bisa kasih tahu gue, biar gue memahami kondisi keadaan kita yang harus menjauh. Tapi lo malah diam, berbohong, dan menjauh begitu aja seakan gue nggak ada artinya buat lo! Dan gue nyerah, gue nggak mau berjuang lagi untuk orang yang memang nggak mau gue tahu segalanya!" tegas Kyara.

"Nggak Kak, please..., kasih gue kesempatan untuk memperbaiki keadaan. Gue nggak mau kehilangan lo, gue cinta sama lo," Farel berusaha bertahan.

Kyara terdiam. Farel masih ada di hadapannya sambil menangkup kedua pipinya sejak tadi.

"Gue sayang sama lo Kak..., gue sayang."

Farel mengecup bibir Kyara dengan lembut beberapa saat. Kyara menatap kedua mata Farel yang entah sejak kapan sudah basah oleh airmata.

"Please, gue nggak mau kita berakhir," pinta Farel, sekali lagi.

"Kalau gitu jangan bersikap seperti orang asing Far, gue tersiksa," pertahanan Kyara pun runtuh bersama tangisannya.

Farel memeluk gadis itu dengan erat di dalam dekapannya.

"Kalau memang ada masalah, kita harus pecahkan bersama Far. Bukan menyimpan masalah itu sendiri lalu dibiarkan meledak sehingga salah satu dari kita menyerah untuk menghadapi yang lain. Hubungan ini bukan hanya tentang perasaan lo ke gue, tapi juga tentang perasaan gue ke elo. Kalau gue benar-benar menyerah, maka lo nggak akan pernah dapat kesempatan kedua!" tegas Kyara sekali lagi.

"Ya, gue ngerti. Gue minta maaf, dan gue janji nggak akan ada rahasia lagi di antara kita," ucap Farel.

"Sekarang biarkan Cassandra kita yang awasi, yang lainnya juga udah tahu mengenai masalah ini."

Farel kini benar-benar terdiam di tempatnya. Apakah ia masih punya pilihan?

* * *

RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang