Menggenggam Masa Depan

40 9 0
                                    

Kyara membuka pintu ruang perawatan itu dan masuk bersama Debby yang membawa bunga mawar putih seperti biasanya. Sally -- yang sudah lebih dulu berada di rumah sakit -- berdiri di tengah-tengah ruang perawatan itu bersama Radit, Andra, dan Maya. Gorden-gorden pembatas antar tempat tidur dibentangkan lebar-lebar.

"Hai semua, ini ada apa?" tanya Kyara, heran.

"Mereka lagi menjalani treatment, gordennya dilarang dibuka sama Dokter dan Perawat," jawab Radit.

Kyara pun hanya menganggukan kepala, begitupula dengan Debby. Debby pun bergegas menyimpan tas seperti biasa lalu membagikan bunga ke atas meja samping ranjang masing-masing dari anggota Seven B.

Kyara duduk di dekat ranjang Farel sambil tetsenyum menatap Debby yang berkeliling. Tak lama kemudian gadis itu tiba di samping ranjang Farel.

"Hai Far, gue bawain lo bunga lagi. Meskipun gue tahu kalau lo bukan kambing betulan seperti yang Kyara katakan, tapi gue tetap bawain lo bunga. Jangan di makan! Ingat kalau lo itu bukan kambing! Ya kali, gue mau punya saudara ipar sejenis kambing!" gerutu Debby.

"Deb..., langsung ke tempat Vey aja sana. Urusan kambing biar gue yang tangani," bujuk Kyara.

"Oke..., oke..., sabar! Gue cuma ngingetin aja, kalau gue nggak mau punya saudara ipar kambing," Debby sangat berhati-hati agar ia bisa menangkis serangan Kyara.

Sally, Radit dan Maya sudah tak tahan untuk tidak tertawa.

"Pergi dan temuin Lee Min Ho kesayangan lo di sebelah!!!" usir Kyara yang hampir tertawa.

Debby pun melesat dengan cepat dan duduk di samping ranjang Veyza yang masih tertutup gorden.

"Hai Vey, maaf ya gue agak terlambat datang. Hari ini gue berdebat dulu sama Tommy gara-gara mulut sialnya. Gue bawa bunga buat lo. Gimana kondisi lo? Gue harap semakin membaik agar lo bisa cepat bangun. Gue kangen. Nggak ada yang ngasih gue pantun di ruang makan asrama."

HAHAHAHAHA!!!

Kyara tak mampu menahan dirinya.

"Tolong abaikan suara Ratu Kambing di sebelah ya Vey, soalnya entah kenapa Dokter sengaja banget menyimpan tempat tidurnya Far di sebelah tempat tidur lo! Gue pengen protes, tapi gue lebih pengen lo cepat bangun buat mindahin sendiri tempat tidurnya Far biar agak menjauh. Gue jadi nggak bisa curhat dengan tenang kalau Far ada di situ. Karena di mana ada Far, pasti ada Kyara!" adu Debby.

"Gue salah apa sih Deb sama elo?" tanya Kyara.

"Mulut lo nyinyir Kya..., sadar dong! Pakai nanya!" jawab Debby, cepat.

Hendri masuk ke ruangan itu dan mengerutkan keningnya ke arah Debby dan Kyara.

"Kalian sedang apa? Kenapa gordennya semua ditutup begini?" tanya Hendri.

Kyara dan Debby saling pandang sesaat.

"Kata mereka, Dokter lagi memberikan treatment untuk Seven B, dan gordennya dilarang untuk dibuka Kak," jawab Debby.

Hendri menatap ke arah Radit, Andra, Maya dan Sally.

"Kalian ini keterlaluan ya, kenapa harus jahil seperti ini sih? Nggak kasihan sama Debby yang sudah satu bulan nangis nggak berhenti karena nunggu Vey bangun?" tanya Hendri, kesal.

"Kita cuma mau ngasih surprise buat mereka berdua Kak," jawab Radit.

"Surprise?" tanya Debby dan Kyara bersamaan.

Mereka berdua pun terdiam beberapa saat lalu segera membuka gorden yang menutupi ranjang Vey dan Far. Mereka terpaku saat melihat kalau sosok yang mereka nantikan sudah bangun dan membuka kedua matanya meskipun masih terbaring dalam keadaan lemah.

RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang