Cerita Bubur Ayam

48 10 0
                                    

"Hai Kak...," sapa Farel pada Kyara dan Debby di depan asrama.

"Hai Far," jawab Kyara dan Debby serempak saat mereka berdua baru saja keluar dari asrama.

"Kak Debby, gue boleh pinjam Kak Kyara sebentar nggak?" pinta Farel.

"Oh, boleh kok. Gue juga kebetulan mau ke perpustakaan dulu sebelum ke sekolah," balas Debby.

Kyara menatap Debby dengan wajah terkejut. Debby memilih tak menanggapi keterkejutan di wajah Kyara, ia lebih memilih segera pergi meninggalkan gadis itu bersama Farel.

Kyara kini menatap Farel, Pria itu langsung meraih tangannya dan menggenggamnya dengan lembut. Kyara mengikuti langkahnya dengan wajah memerah karena malu dan dada berdebar-debar. Mereka pun tiba di belakang asrama tak lama kemudian, di mana sudah terdapat sebuah meja kecil dengan dengan dua mangkuk bubur ayam yang tersaji di atasnya.

"Ayo duduk, kita sarapan dulu sebelum ke sekolah," ajak Farel.

Kyara pun menuruti ajakan Pria itu. Mereka duduk berhadapan, Farel mengeluarkan sesuatu dari dalam ranselnya dan meletakkannya di tengah-tengah meja kecil itu. Sebuah vas bunga dan bunga mawar putih yang segar.

"Gimana? Udah romantis belum?" tanya Farel.

Kyara pun tertawa bahagia atas usaha yang Farel lakukan untuknya. Ia pun segera menganggukan kepalanya dengan cepat untuk menjawab pertanyaan Farel.

"Ini boleh gue foto?" tanya Kyara malu-malu.

"Boleh..., sekalian kita foto berdua juga boleh," jawab Farel.

Kyara pun mengeluarkan tripodnya dan memasang kamera hingga pas mengarah ke meja makan itu. Farel meraih tangan Kyara untuk di genggam meskipun mereka duduk berseberangan. Kilatan blitz menandakan kalau foto itu telah terambil. Kyara pun segera mengambil kameranya kembali.

"Oke. Sekarang makan dulu buburnya, takut dingin," ujarnya.

Kyara pun langsung menyuap bubur ayam yang masih panas itu pelan-pelan. Farel melakukan hal yang sama, sekaligus mengeluarkan dua kaleng susu beruang dari dalam ranselnya.

"Lo nyiapin ini sendiri?" tanya Kyara.

"Nggak. Gue dibantuin sama sahabat-sahabat gue yang lain. Ini juga dapat saran dari Key, untuk membuat kita semakin dekat katanya," jawab Farel, jujur.

Kyara tersenyum bahagia mendengar kejujuran itu.

"Maaf ya, cuma bubur ayam aja yang bisa gue bawain pagi ini," ujar Farel.

"Eh..., nggak apa-apa Far. Gue suka kok sama bubur ayam, dan kalau pagi memang gue cuma bisa makan bubur ayam aja, nggak bisa makan yang lain," Kyara tak ingin Farel berkecil hati.

Pria itu sudah bersusah payah membuat kejutan untuknya, dan kejutan kecil itu sangat manis bagi Kyara sehingga ia tak ingin menuntut lebih. Farel pun tersenyum malu-malu sambil memakan bubur ayamnya sendiri.

"Lo grogi ya?" tanya Kyara.

"Iya, kok tahu?" Farel bertanya balik.

"Sama. Gue juga grogi kok. Ini pertama kalinya gue makan satu meja sama cowok, sebelumnya belum pernah sama sekali," jawab Kyara, jujur dengan ekspresi salah tingkah.

"Sekalipun dengan pacar lo sebelumnya?" tanya Farel lagi.

"Hah? Pacar gue sebelumnya? Gue nggak pernah punya pacar Far, gue benar-benar baru kali ini dekat sama cowok dan orang adalah elo," jelas Kyara.

Wajah Farel pun memerah seketika. Pria itu segera meminum susu beruangnya hingga habis agar rasa gugupnya menghilang. Kyara sendiri pun menjadi salah tingkah saat mengakui hal itu pada Farel.

"Gue suka dengan kejutan ini. Thank's ya Far, tolong bilang juga sama sahabat-sahabat lo yang lain, thank's dari gue," ungkap Kyara.

"Iya, nanti gue sampaikan sama mereka. Habis ini kita ke sekolah sama-sama ya, boleh kan?" lagi-lagi Farel meminta ijin sebelum melakukan sesuatu.

"Iya boleh," jawab Kyara sambil menghabiskan bubur ayamnya tanpa sisa.

Farel kembali menggenggam tangan Kyara seperti tadi. Pria itu tak merasa ragu-ragu sama sekali saat mengajaknya jalan berdua menuju sekolah. Banyak pasang mata yang menatap ke arah mereka, namun Farel cuek saja dan terus mengajak Kyara berbincang dengan santai.

"Ekhm! Gandengan terus..., udah kaya truk gandeng," sindir Tita.

"Aduh, gue mendadak haus lihat mereka berdua," tambah Ian yang sudah jelas jahilnya kumat.

"Masih pagi kok udah panas ya?" lanjut Keylan.

"Gila, udah gandengan aja nih," goda Difta yang baru muncul bersama Alex.

Alex hanya terkekeh tanpa mengatakan apapun. Farel tak peduli dan tetap berjalan pelan bersama Kyara sambil menoleh ke arah mereka.

"Sirik bin dengki aja sih lo musang!" balasnya.

Kyara tak mampu menahan tawanya melihat kekonyolan mereka secara langsung. Farel pun segera kembali berjalan menuju ke area sekolah untuk mengantar Kyara ke kelasnya di lantai dua. Debby menahan nafasnya saat melihat Kyara benar-benar di antar oleh Farel pagi itu.

"Gue ke kelas dulu ya Kak. Nanti kita ketemu lagi di ruang makan," pamit Farel yang belum juga melepaskan pegangan tangannya pada Kyara.

Debby gemas sekali melihat kedua insan itu dari arah mejanya.

"Iya. Nanti kita ketemu lagi di ruang makan," janji Kyara.

"Bye Kak," Farel melambaikan tangannya ke arah Kyara sambil berjalan mundur perlahan-lahan.

"Bye juga Far," Kyara pun membalas lambaian tangan itu sambil tersenyum malu-malu.

"Gila..., gue pagi-pagi disuguhin sinetron," sindir Debby dengan senyuman terbahagia di wajahnya.

Kyara pun terlonjak-lonjak senang di kursinya. Debby segera menepuk-nepuk pundak gadis itu agar tenang.

"Elo kenapa Kya??? Bahagia banget sih???" tanya Debby.

Kyara tak mampu menjawab, ia hanya segera memperlihatkan kameranya pada Debby agar gadis itu bisa melihat sendiri apa yang terjadi pagi itu.

"Aaaaahhhh!!! Gila!!! Dia bikin ini buat elo??? Kyara??? Jawab???" Debby berbalik histeris.

Kyara mengangguk-angguk senang.

"Ya ampun!!! Sumpah ya demi apa coba dia begini???" Debby benar-benar merasa tak percaya.

"Gue juga kaget tadi Deb..., tapi itulah kenyataannya..., dia menyiapkan itu semua sama sahabatnya. Dia bahkan mengakui kalau itu adalah idenya Key, katanya untuk membuat gue dan dia semakin dekat," jelas Kyara.

"Ah..., ya ampun. Gue ikutan meleleh dong Kya, padahal elo yang di kasih kejutan," Debby mengatakannya dengan lemas.

"Ah..., Debby..., gue bahagia banget," Kyara memeluk Debby dengan erat karena merasa gemas.

'Karena cinta selalu datang tanpa diduga.'

* * *

RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang