Impian (Kita)

52 7 0
                                    

Farel menghampiri Difta, ia tersenyum saat mengetahui bahwa Difta sedang memperhatikan Alex yang mulai menjauh.

"Ekhm..., ekhm..., serius banget lihat AL," tegur Farel.

Difta terlonjak dan segera memukul lengan Farel.

"Gila lo, kenapa sih hobi banget ngagetin gue?" Difta masih shock.

Farel tertawa penuh kemenangan.

"Ayo sini, Ekskul udah mau mulai," ajak Farel.

Mereka berdua berjalan menuju Ruang Ekskul Photografi, para senior sudah bersiap menunggu junior mereka. Kyara sudah selesai mengatur kameranya dan mulai membidik ke arah pintu, bertepatan saat Farel dan Difta masuk ke ruang itu.

"Eits maaf, gue lagi coba-coba kamera...," Kyara meminta maaf.

"Iya Kak, nggak apa-apa kok," jawab Farel antara gugup dan malu-malu.

"Nggak apa-apa kok Kak, sering-sering juga boleh," gurau Difta.

Kyara tertawa. Farel terpesona saat melihat tawa riang dari wajah cantik Kyara. Ia tak berhenti menatap seniornya itu. Difta segera mendorongnya untuk masuk ke dalam.

"Oke, karena semua sudah berkumpul, sekarang kami akan langsung memberikan latihan untuk kalian," ujar Tommy.

"Latihannya akan kita lakukan di luar asrama. Temanya, ABSTRAK. Objek yang akan kalian potret, bebas. Kalian yang tentukan sendiri. Hasil latihannya diserahkan pada kami sebelum jam enam sore," jelas Debby.

"Oke, silahkan dimulai dari sekarang," perintah Kyara.

Farel dan Difta kembali keluar bersama, Farel sempat mencuri pandang ke arah Kyara sesaat sebelum keluar dari sana. Tak lama kemudian, Debby mengajak Kyara keluar untuk mencari objek.

Kyara membidik ke arah langit menggunakan kameranya. Debby juga sedang membidik objeknya sendiri.

"Kya, lo mau ikut lomba juga kan?" tanya Debby.

"Ikut kok Deb," jawab Kyara sambil mengambil satu shoot lagi.

Ia segera bersandar di pembatas atap sekolah sambil menatap Debby yang begitu serius dengan lomba kali ini.

"Deb, kemarin gimana sama Vey? Dia masih ngamuk nggak pas lo bawain dia batagor?" tanya Kyara.

Debby pun langsung terkekeh saat mengingat momennya sendiri. Kyara menatapnya curiga.

"Nggak kok, dia udah baik-baik aja pas gue bawain batagor. Udah ketawa lagi dan udah konyol lagi seperti biasanya," jawab Debby.

"Mereka bertujuh itu lucu ya, apalagi cowok-cowoknya. Biasanya cowok manapun akan senang sekali saat mendapat pernyataan cinta dari cewek cantik. Tapi mereka nggak, malahan marah besar sampai harus ngamuk karena nggak suka kalau ada cewek cantik yang nembak. Unik," ujar Kyara.

"Iya. Gue juga bingung pada awalnya, tapi setelah gue pikirin, apa yang mereka lakukan nggak salah sama sekali. Kalau menurut sudut pandang gue, mereka bertindak seperti itu karena mereka nggak melihat seseorang dari kecantikannya aja. Mereka mungkin lebih mengedepankan nilai-nilai baik dalam bersikap ketimbang nilai-nilai kecantikan yang relatif," ujar Debby.

Kyara memikirkan pendapat yang Debby kemukakan. Ia berbalik dan menatap indahnya langit yang terlihat tak berbatas. Kedua matanya menikmati pemandangan sore itu hingga akhirnya tertuju pada seseorang yang sedang memotret di taman depan sekolah.

Farel!

Senyuman di wajah Kyara pun terbit secara tiba-tiba saat melihat sosok Pria itu. Ia segera membidik lagi menggunakan kameranya tepat ke arah tempat Farel berdiri. Beberapa kali jepretan, hingga tanpa Kyara sadari Farel menangkap kilatan blitz kamera gadis itu melalui ekor matanya. Pria itu menatap ke arah atap sekolah dan tersenyum bahagia.

"Hai Kak...," sapanya sambil melambaikan tangan seperti biasa.

Kyara menghentikan jepretannya dan tersenyum ke arah Pria itu. Ia membalas lambaian tangannya.

"Udah dapat objek?" tanya Kyara.

"Udah. Kak Kyara bagaimana? Udah dapat objek?" Farel balas bertanya.

"Udah..., elo objeknya!" jawab Kyara.

HAHAHAHAHAHA!!!

Debby tertawa secara spontan saat mendengar Kyara menjawab pertanyaan Farel dengan sangat jujur.

"Eh..., anak orang pakai digombalin sore-sore!" sindir Debby.

"Biarin Deb..., biar dia tahu gimana rasanya digombalin!" balas Kyara.

Kyara kembali berbalik, namun sosok Farel sudah tak ada di taman depan sekolah. Ia sangat kecewa karena Pria itu tiba-tiba saja menghilang tanpa mengatakan apapun.

"Lagi cari siapa Kak?"

Kyara terlonjak kaget dan berbalik ke arah suara yang membisiknya tepat di telinga. Farel tersenyum ke arah Kyara lalu memeluknya agar rasa kaget gadis itu hilang.

"Maaf ya, gue nggak bermaksud ngagetin," ucap Farel.

"Iya nggak apa-apa kok Far, gue baik-baik aja," ujar Kyara sambil membalas pelukan Pria itu.

"Ekhm! Maaf..., dunia bukan milik kalian berdua aja di sini," Debby segera menyadarkan mereka setelah membidik momen itu secara diam-diam menggunakan kameranya.

Farel dan Kyara pun saling melepaskan pelukan mereka.

"Hai Kak Debby," sapa Farel dengan wajahnya yang masih merah merona.

"Hai Far..., ada apa datang ke sini?" tanya Debby.

"Gue mau cari cewek yang tadi gombalin gue Kak," jawab Farel, jujur.

Wajah Kyara kini sangat memerah luar biasa.

"Oh, mau cari cewek yang gombalin elo. Udah ketemu?" pancing Debby.

"Udah nih, tinggal di jemput aja terus di ajak dansa kaya cerita dongeng."

"Oke, gue turun duluan ya kalau begitu. Jagain dia, jangan sampai lepas," pesan Debby sambil berjalan turun dari atap.

Kyara gemas sekali karena Debby meninggalkannya setelah menggodanya di depan Farel secara terang-terangan tanpa bisa membalasnya. Setelah Debby pergi, Farel pun segera meraih jemari Kyara dan menggenggamnya dengan lembut. Mereka menatap langit senja yang mulai menunjukan warna lembayung.

"Indah ya...," puji Farel.

"Iya, langitnya indah. Gue pengen banget bisa terbang di atas sana," ujar Kyara.

"Bukan langitnya Kak. Elo yang gue maksud," jelas Farel.

Kyara menoleh ke arah Farel yang ternyata memang sedang menatap dirinya sejak tadi.

"Di masa depan nanti gue bakal bawa lo terbang di atas langit itu dan menjejak ke tempat-tempat baru yang lo inginkan," janji Farel.

"Lo kok bisa yakin banget sih kalau kita akan selalu bersama sampai di masa depan?" tanya Kyara.

Farel tersenyum.

"Karena setiap kali gue menatap kedua mata lo, di situ gue bisa menatap masa depan. Lo adalah satu-satunya yang gue mau, dan akan terus gue perjuangkan sampai nafas gue berhenti," jawab Farel bersungguh-sungguh.

Kyara tersenyum bahagia mendengarnya.

'Ya, aku pun menginginkan hal yang sama denganmu.'

* * *

RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang