Gue Tahu!

40 9 0
                                    

Tommy datang pagi-pagi sekali ke kelas 11 IPA untuk kembali menemui Kyara sesuai dengan yang Farel perintahkan padanya. Kyara memutar kedua bola matanya dengan malas saat kembali melihat tampang Tommy pagi itu. Batinnya sudah ingin menjerit penuh rasa lelah, namun jelas tak bisa ia ungkapkan.

Debby mencoba menyabarkan Kyara untuk tetap menghadapi Tommy seperti biasanya.

"Hai Kya. Gue datang ke sini untuk meminta maaf sama lo atas perbuatan kasar yang gue lakukan kemarin," tutur Tommy.

Deg!

Kyara menatap aneh pada Tommy. Apa ia tidak salah dengar? Tommy meminta maaf? Rasanya ada yang salah dan janggal dengan apa yang Pria itu lakukan.

Semua orang kini berbalik ke arah Tommy dan Kyara sama seperti kemarin. Bedanya, bukan karena Tommy membentak kasar pada Kyara, tapi karena Tommy benar-benar melontarkan kata maaf pada gadis itu.

"Gue harusnya ngerti kalau lo sibuk dan banyak tugas. Gue terlalu egois dan mementingkan keinginan sendiri sampai-sampai gue nggak bisa menerima kalau lo juga butuh waktu untuk mengurus urusan lo sendiri. Gue benar-benar minta maaf Kya," mohon Tommy, bibirnya terlihat gemetar.

Debby yang ada di samping Kyara sejak tadi pun juga merasa kebingungan dengan sikap Tommy yang tidak biasanya.

"Elo kenapa sih Kak? Kok tumben kelakuan lo aneh?" tanya Kyara.

Tommy pun berlutut tiba-tiba sehingga Kyara dan Debby terlonjak dari kursinya. Semua orang mulai berbisik-bisik tentang Tommy.

"Please Kya..., please maafin gue. Gue menyesal banget Kya udah nyakitin perasaan lo dan buat lo malu di depan semua teman-teman lo ini. Please..., maafin gue."

Tubuh Tommy kini terlihat ikut bergetar hebat saat bersimpuh di lantai seperti itu. Kyara menggenggam tangan Debby dengan erat karena mendadak ada kejadian aneh seperti itu.

"Elo kenapa sih Kak? Bangun deh..., jangan bikin sensasi...," ujar Kyara, setengah panik.

"Nggak Kya! Sampai lo maafin gue, gue nggak akan bangun dari posisi gue saat ini," tolak Tommy.

"Kak, lo kesambet apa gimana? Jangan aneh-aneh deh!" Debby menambahkan.

"Pokoknya nggak Deb! Sampai sohib lo maafin gue, gue nggak akan bangun dari sini! Gue lebih baik malu seumur hidup daripada harus menghadapi kemarahannya Far lagi! Gue nggak mau!" jelas Tommy.

"Far? Far Seven B?" Kyara mencoba untuk meyakinkan diri.

"Iya Kya, Far! Farel Jonathan! Far Seven B! Dia marah besar kemarin sama gue, dia nggak terima perbuatan gue yang kasar ke elo. Dia nggak terima karena gue bentak-bentak elo dan bikin malu elo Kya. Please..., maafin gue atau riwayat gue bakalan tamat hari ini Kya," Tommy benar-benar memohon.

Kini Kyara dan Debby saling menatap satu sama lain. Terjawab sudah keanehan yang terjadi pada Tommy pagi itu. Farel adalah ketakutan terbesar Pria itu saat ini.

"Jadi, kalau gue maafin lo, gue boleh kan nggak jadi panitia di acara PORSENI?" tanya Kyara.

Farel memberinya jalan untuk mendapatkan waktu menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya, jadi ia takkan menyia-nyiakan jalan itu.

"Iya Kya, gue nggak akan meminta lo jadi panitia apapun selama lo masih sibuk. Lo bebas dari tugas apapun dan gue nggak akan memaksa lagi," jawab Tommy.

Kyara menganggukan kepalanya.

"Oke, kalau begitu gue akan memaafkan perbuatan lo kemarin," putus Kyara.

Tommy pun bangkit dari posisi berlututnya lalu berjalan ke depan kelas 11 IPA. Semua kini benar-benar menatap ke arah Pria itu.

"Hari ini, gue mengakui kesalahan besar yang udah gue lakukan pada Kyara Amelia Annastasya kemarin. Tolong jangan contoh perbuatan gue yang egois dan tidak berperasaan. Kyara nggak salah, gue memang yang salah karena memaksakan kehendak tanpa memikirkan apa alasan sebenarnya yang Kyara katakan. Terima kasih atas perhatian kalian semua, maaf kalau gue mengganggu. Permisi," pamit Tommy.

Maya pun masuk ke kelas itu sambil menekan tombol off pada kamera yang dipegangnya. Kyara mengenali kamera itu, kamera milik Farel.

"Awas lo ya! Sekali lagi sampai gue yang dengar lo ganggu Kak Kyara, gue bakalan bikin elo berhadapan sama yang lebih menakutkan daripada Far!" ancam Maya.

Tommy hanya mengangguk dan bergegas pergi dari kelas itu. Maya menatap Kyara yang mendekat ke arahnya, ia tersenyum lalu memeluk gadis itu dengan erat.

"Udah ya, Kak Kyara nggak perlu khawatir lagi. Semuanya udah diurus sama Far," ucap Maya.

"Far bilang apa aja sama lo May?" tanya Kyara.

"Dia bilang semuanya Kak, dan dia meminta gue untuk membantu jagain lo selama dia belum bisa masuk ke area sekolah," jawab Maya.

Kyara pun merasa lega, ia pikir Farel hanya akan bersabar seperti biasanya. Tapi nyatanya tidak. Pria itu melakukan segalanya bahkan di saat dirinya tak sedang berada di samping Kyara.

"May, jangan bilang sama Far ya kalau gue tahu bahwa dia yang meminta Tommy untuk minta maaf," pinta Kyara.

* * *

Farel menemui Kyara di halaman asrama. Gadis itu sudah menunggunya sejak tadi, sementara dirinya harus mandi lebih dulu karena baru saja bangun tidur.

"Hai Kak, maaf ya gue lama keluar dari kamar. Gue mandi dulu tadi," sesal Farel.

Kyara tersenyum dan segera melingkarkan lengannya di lengan kokoh Pria kesayangannya itu.

"Nggak apa-apa kok, gue senang sekali-sekali bisa nungguin lo. Jangan lo terus yang nungguin gue," ucap Kyara.

Farel tertawa mendengar jawaban manis yang Kyara berikan untuknya.

"Kita ke minimarket yuk," ajak Kyara.

"Ayo," Farel setuju.

Mereka berjalan pelan menuju ke minimarket.

"Far, tadi pagi Kak Tommy datang lagi ke kelas gue dan minta maaf," tutur Kyara.

"Serius? Bagus lah kalau begitu, berarti dia sadar dengan kesalahannya," ujar Farel, santai.

"Iya. Gue kaget banget tadi pas dia datang minta maaf. Seakan-akan ada yang membuat dia melakukan hal itu secara spontan. Jujur aja gue senang, karena merasa ada yang melindungi gue dari jauh," ungkap Kyara, jujur.

Farel memilih tak mengatakan apapun, Kyara semakin gemas dibuatnya.

"Far..., kok diam aja sih?" tanya Kyara.

"Ke minimarket mau beli apa?" Farel tetap berpura-pura tak mengerti.

Kyara menggigit bibir bawahnya dengan gemas.

"Far! Gue tahu kalau elo yang marah sama Tommy dan meminta dia minta maaf sama gue! Ih..., gemas deh gue sama lo!!!" rajuk Kyara sambil mencubit lengan Farel berulang-ulang.

"Aaahhh..., sakit..., ampun! Iya.., iya..., gue yang marahin Tommy! Udah..., ampun!"

Kyara benar-benar dibuat merajuk sore itu oleh Farel.

'Perlindunganku akan selalu ada untukmu, meskipun aku sedang tak berada di sampingmu.'

* * *

RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang