Kyara tertawa saat Farel menjemputnya malam itu. Veyza dan Debby memakai kemeja batik couple yang serasi, sementara dirinya memakai dress berwarna putih yang serasi dengan tuksedo putih yang Farel pakai.
CIEEEEE!!!
Sorakan tiba-tiba bergema di seluruh sudut lantai tiga asrama itu. Wajah mereka tentu saja memerah karena malu.
"Wah..., yang satu pakai dress putih dan tuksedo putih, udah kaya' pengantin. Yang satu lagi pakai baju batik couple, udah kaya' mau kondangan!," ujar Wayan.
Farel segera menggandeng tangan Kyara dan membawa gadis itu ke acara Malam Api Unggun. Kyara berjalan di samping Farel dengan nyaman, seperti biasanya.
"Lo sekarang naik ke kelas 12 dan gue di kelas 11," ujar Farel.
"Iya, dan tahun depan gue akan lulus duluan sebelum elo," sahut Kyara.
"It's okay..., lo harus kuliah dan fokus sama tujuan. Gue akan nyusul dan kembali ada di samping lo," janji Farel.
Kyara tersenyum.
"Gue masih mikir-mikir Far buat kuliah," tutur Kyara.
"Loh, kenapa?" tanya Far, heran.
"Entahlah, gue rasa kuliah bukan prioritas utama setelah lulus. Kalaupun iya gue akhirnya akan kuliah, gue akan lakukan itu setelah gue mendapatkan apa yang gue mau," jawab Kyara.
"Tapi kan gue belum lulus Kak. Gimana caranya gue bisa memberikan impian lo, kalau gue belum bisa keluar dari sini?" Farel mendadak bingung.
Kyara menatapnya sambil tersenyum setengah meringis.
"Memangnya lo tahu apa yang gue impikan setelah lulus SMA? Kan gue belum bilang."
"Lo mau terbang di langit dan memijak tempat-tempat baru kan? Lo udah pernah bilang Kak."
"Far, itu keinginan gue ketika nanti kita sama-sama berjalan di masa depan. Beda sama keinginan pribadi gue."
"Jadi, apa keinginan pribadi lo?" tanya Farel sambil mengerenyitkan keningnya.
"Gue mau buka studio pameran khusus bidang photografi," jawab Kyara.
Farel menatapnya dan berusaha mencerna.
"Jadi, gue mau buat satu wadah untuk para pecinta photografi, di mana mereka bisa memperlihatkan hasil karyanya di studio pameran yang gue buat. Gue akan meminta dari banyak SMA yang ada di seluruh Indonesia untuk menyumbangkan karya terbaik anak didik mereka agar bisa dipamerkan di studio pameran itu. Hasil dari pameran yang di dapatkan akan gue gunakan untuk membangun sekolah bagi anak-anak yang tidak mampu," jelas Kyara.
Farel akhirnya tersenyum dan mendekat untuk mengecup kening Kyara dengan lembut. Mereka berdua saling menatap beberapa saat.
"Gue dukung! Gue akan selalu mendukung apapun yang lo lakukan!" tegas Farel.
"Thank's ya Far atas dukungan lo, gue juga udah bicarakan hal ini sama Debby dan Difta, mereka berdua juga mau ikut membantu untuk membangun studio pameran yang gue cetuskan," ujar Kyara.
"Gue juga akan ikut bantu. Pasti!"
Farel merangkul pundak Kyara dengan erat.
"Ayo, kita ke tempat acara," ajak Farel.
"Ayo," Kyara setuju.
Mereka berjalan menuju ke tempat acara Malam Api Unggun dilaksanakan. Semua orang terlihat bahagia, Kyara dan Farel merasakannya dengan jelas. Sosok Cassandra yang muncul bersama Keylan yang malam itu terlihat sangat sangat sangat konyol pun membuat semua orang tertawa tanpa henti.
"Itu Key kenapa sih Far? Ya ampun...," ujar Kyara yang tak bisa menahan tawanya.
Farel menutup wajahnya seperti semua sahabatnya yang lain untuk menghindari tatapan Keylan malam itu.
"Udah nggak usah dilihatin, lo nggak mau malu seumur hidup kan? Udah abaikan aja," jawab Farel.
Kyara benar-benar terkikik geli melihat tingkah Farel yang kompak dengan semua anggota Seven B lainnya dalam menghindari kegilaan Keylan. Ia sangat suka dengan semua hal yang terjadi malam itu.
"Udahlah Far, kasihan Key kalau kalian begini terus," bujuk Kyara.
Farel pun tersenyum seraya membuka penutup wajahnya. Kyara merangkul lengan Pria itu dengan lembut. Keylan dan Cassandra berjalan mendekat ke arah mereka berdua tak lama kemudian.
"Hai Kak Kyara..., hai Far...," sapa Cassandra.
"Hai Cassandra, itu pengawalnya dibawa terus? Nggak niat dikunciin aja di gudang gitu?" tawar Farel.
Keylan pun mendekat lalu mencekik Farel dengan gemas. Cassandra dan Kyara hanya tertawa melihat kelakuan dua sahabat baik itu. Debby mendekat bersama Veyza.
"Lawan Far..., gue dukung!!!" seru Veyza berapi-api.
"Dukung apanya lo??? Bantuin gue buat lepas dari pengawal keraton jadi-jadian ini!!!" Farel membalas lebih keras.
"Apa lo Vey? Maju sini! Gue bikin lo lebih menderita daripada Far," tawar Keylan.
Difta mendekat sambil merekam kejadian itu dalam handycam-nya, Farel benar-benar mengumpat setengah mati karena tak ada yang mau menolongnya dari Keylan. Kyara menatap kekonyolannya yang luar biasa, dan ia merasa lengkap.
* * *
"Jangan coba-coba genit sama anak baru yang masih MOS ya! Awas aja kalau sampai gue lihat lo kecentilan," ancam Kyara pada Farel yang ditugaskan menjadi salah satu panitia MOS tahun ajaran baru.
Farel tersenyum manis lalu segera memeluk Kyara dengan erat di tengah lapangan tanpa merasa malu sama sekali. Banyak gadis-gadis yang menggerutu hebat di tempatnya setelah mereka tahu kalau Farel adalah milik Kyara.
"Woy!!! Jangan mesra-mesraan terus lah..., masih pagi ini!!!" teriak Wayan dari arah asrama.
"Pergi kuliah aja sana!!! Peluk-pelukan urusan gue!!!" balas Farel, tak kalah keras.
Kyara tertawa hebat di dalam pelukan Farel. Farel menatapnya beberapa saat lalu mengecup keningnya dengan lembut.
"Gue cinta sama lo, dan cinta gue nggak akan pernah berakhir," ungkap Farel.
"Gue juga cinta sama lo, dan cinta gue nggak akan pernah berakhir," balas Kyara.
"Luar biasa! Masih pagi Far..., udah nempel aja kaya cicak-cicak di dinding!" ledek Ian yang juga menjadi panitia MOS.
Farel tak menanggapinya dan memilih memeluk Kyara dengan lebih erat. Keylan, Veyza, Alex, Difta dan Tita hanya menertawai Ian yang tak dipedulikan oleh Farel yang sedang dalam puncak-puncaknya kasamaran bersama Kyara.
'Suatu saat kita akan benar-benar bersama dalam suka cita maupun duka. Dan aku berjanji, hanya akan ada suka cita yang kuberikan dalam hidupmu bersamaku.'
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah Takdirku
Novela JuvenilDia sangat konyol saat berada di hadapan sahabatnya, hanya untuk membuat sahabatnya tertawa. Dia senang melakukan hal-hal konyol agar sahabatnya tetap tertawa. Kenapa aku memperhatikannya? Padahal dia adalah Pria biasa yang sama sekali tidak berusah...