Curiga

43 8 0
                                    

Kau adalah Langit
Tapi aku bukan Bumi
Kita berbeda
Takdir yang membawa kita pada perbedaan

Kau adalah Langit yang tinggi
Indah berselimut awan putih
Bersinar dikala mentari menyapamu
Luas melingkupi cakrawala dunia yang takkan lengkap..., tanpamu

Lalu siapa aku?
Aku bukan Bumi!
Aku adalah inti dasar bumi yang takkan pernah kau lihat
Tapi bisa kau benci

Aku tak terlihat oleh Langit
Tapi Langit tahu kalau aku ada
Langit tahu di mana aku bersembunyi
Dan Langit tahu bagaimana caranya membenciku

Kau Langit dan aku bukan Bumi
Kita bukan hanya sekedar tak sama
Tapi kita juga tak pantas untuk saling mengetahui
Karena kau Langit dan aku bukan Bumi.

- Cassandra Oktaviany -

Kyara dan Farel membaca puisi itu bersama sesaat setelah Bu Lia memasangnya di mading. Farel tetap tak melepas penutup wajahnya agar tak ketahuan masuk ke area sekolah saat masih diskors. Kyara menatapnya.

"Dia berbakat loh Far, puisi ini bagus banget," puji Kyara.

"Itulah yang AL bilang sama anak-anak. Cassandra itu memang tidak menguasai semua bidang, tapi dia punya keterampilan khusus pada satu bidang. Gue yakin, ini yang AL maksud," ujar Farel.

Kyara bersandar ke dinding.

"Sampai saat ini gue masih nggak habis pikir sama kelakuannya Key. Kalau memang dia bisa membongkar keterkaitan antara juri penentu dan kemenangan palsu itu, kenapa dia nggak mencoba mencari tahu apakah Cassandra memang terlibat atau tidak?" Kyara berpikir keras.

"Kemungkinan..., ini kemungkinan ya..., cuma perkiraan gue aja. Pasti ada seseorang yang terus memanas-manasi Key untuk langsung membenci Cassandra, ketimbang mencari tahu apakah Cassandra terlibat atau nggak. Maka dari itu Key seakan menjadi buta arah dan menggila," menurut Farel.

"Bukankah Seven B selama ini selalu bersama-sama? Maksud lo ada salah satu dari anggota Seven B yang memanas-manasi Key gitu?" Kyara tak mengerti.

"Nggak! Bukan gitu! Bukan dari Seven B! Jadi gini, Seven B sempat terpecah, gue yakin lo udah pernah dengar masalah itu. Mereka berpisah dan jalan masing-masing meskipun tujuan pulang mereka adalah rumah yang sama, yaitu rumah Kak Hendri yang lama," Farel mencoba menjelaskan.

Kyara memperhatikannya dengan serius.

"Nah, di saat mereka jalan masing-masing itulah, ada orang yang pasti menanamkan hal-hal tidak baik ke dalam diri mereka. Hanya, ada yang sadar dan ada yang tidak sadar kalau dirinya sudah terpengaruh. Orang-orang yang sadar kalau dirinya sedang dipengaruhi, adalah AL, Vey, Ian, Tita, dan Difta. Sementara orang yang dipengaruhi tapi tidak sadar adalah Key."

"Ooh..., jadi termasuk saat Key pura-pura memacari Difta sebagai ajang balas dendam, itu adalah bagian di mana orang yang mempengaruhi Key itu ikut berperan?" tebak Kyara.

"Nah..., iya..., itu maksud gue," balas Farel.

"Menurut lo, apakah orang itu adalah orang yang sama dengan orang yang mengadu domba antara Key dan Cassandra?"

RaFa ; Ketika Potret Sosokmu Adalah TakdirkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang