Panas, gumam Rose dalam pikirannya. Tenggorokannya terasa terbakar. Dadanya begitu nyeri. Napasnya juga sesak seperti dipenuhi sesuatu yang tak kasat mata. Dengan susah payah, ia mengatakan keluhan yang ia alami ini kepada pria yang sedang memeriksa detak jantungnya. Pria dengan rambut hitam yang sebagian sudah memutih itu menanyakan keluhan lainnya. "Kepalaku agak pening dan aku— sulit bernapas," lirih Rose. Pria tua itu hanya menatap wajah pucat gadis itu, berusaha menangkap sesuatu melalui mata cokelat pucatnya.
"Apakah kau punya masalah dengan paru-parumu sebelumnya, Miss?" ujar Dokter King. Rose menggelengkan kepala dengan lemah. Dokter itu menghela napasnya lalu menghadap pasangan Ferrars yang sedang berdiri sekitar 3 meter dari Rose. "Sepertinya asam lambungnya masih belum menurun," kata Dokter King.
Marianne berkata dengan nada cemas yang begitu pekat. "Demamnya juga masih belum membaik meskipun sudah meminum obat yang kau berikan."
"Aku akan memberikan obat tambahan. Namun ia harus makan banyak karena obat ini agak keras untuknya." Dokter itu membongkar kopernya yang dipenuhi botol-botol kaca bening. Ia menulis sesuatu di kertas lalu menyerahkannya kepada Lord Brackley. Tidak sanggup mendengarkan pembicaraan mereka, Rose pun memejamkan matanya.
Tidak lama kemudian setelah dokter itu pergi, Rose mendengar suara derap kaki kuda yang tidak asing di telinganya. Itu pasti ia, bersama dengan ibuku, batin Rose.
Rose tidak menyalahkan pria itu karena memilih ibunya. Meskipun telah berusia 30 tahun lebih, ibunya masih tampak muda dan cantik. Sangat cantik dan memesona. Berbeda dengan diriku, pikir Rose getir. Ia membayangkan fisiknya dengan ibunya. Sekilas mereka memang mirip. Namun jika diperhatikan lebih dalam lagi, penampilan mereka begitu berbeda.
Mata mereka mirip, namun rambut mereka berbeda. Camilla memiliki rambut coklat kehitaman sedangkan Rose merah cerah layaknya sinar matahari terbit. Kulitnya agak pucat sedangkan Camilla putih cerah tanpa bercak cokelat di hidungnya. Badan Camilla lebih berisi namun langsing dengan dadanya yang montok—sesuai dengan selera kaum adam. Sedangkan Rose begitu kurus. Tidak ada yang spesial di dalam dirinya. Ia hanya si kutu buku yang senang menghabiskan waktu bersama kuda-kuda milik ayahnya.
Entah berapa lama, Rose diselimuti oleh kegelapan yang pekat hingga akhirnya ia mendengar suara pertengkaran wanita. "Untuk apa aku harus memberitahu orang yang menjadi dalang semua ini!" geram Marianne.
"Beraninya kau menyalahkanku! Ini semua kesalahan putriku sendiri yang mengabaikan kesehatannya!" sergah Camilla.
Yah, mungkin ia benar, renung Rose setengah mengantuk. Ia telah meremehkan kesehatannya sendiri. Rose kira ia akan baik-baik saja. Sejak ayahnya meninggal, ia sudah mulai jarang sakit. Bahkan jika merasakan gejalanya pun, ia bisa mengurus dirinya sendiri. Namun kali ini, Rose tidak berdaya. Tangan dan kakinya terlalu lemas. Pertengkaran itu terus berlangsung, hingga Lord Brackley— diikuti oleh Edward di belakangnya, memasuki kamar Rose.
"Hentikan!" seru Lord Brackley jengkel. "Tidakkah kalian sadar bahwa keributan kalian ini mengganggu Rose?!"
Rose hanya sibuk memandang wajah yang ternyata sangat ia rindukan itu. Edward hanya meliriknya sekilas lalu memandang Camilla. Ekspresinya begitu misterius bagi Rose. Rose hanya memejamkan mata, menahan rasa sakit sikap tak acuh Edward kepadanya. Rasa panas membara naik melalui kerongkongannya. Memahami sinyal itu, Rose pun bergegas meraih baskom di nakas.
Terlambat.
Cairan itu keluar begitu cepat melalui mulutnya. Rose menatap cairan kuning di lantai dengan jijik. Cairan itu begitu lengket dan panas di mulutnya. Pasangan Ferrars bergegas mendekatinya, diikuti pelayan wanita setengah baya yang memegang baskom dengan kedua tangannya. Marianne membersihkan cairan lengket yang tersisa di mulutnya dengan handuk basah. Perlahan, Rose mengangkat kepalanya, melirik sosok ibunya yang hanya menatapnya dengan jijik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond Fate [𝓗𝓲𝓼𝓽𝓸𝓻𝓲𝓬𝓪𝓵 𝓡𝓸𝓶𝓪𝓷𝓬𝓮]
أدب تاريخي🏅2020 Watty Award Winner (Indonesia), Historical Fiction Sempat menduduki Rank : 🥉#3 fiksi sejarah dari 2,02 k cerita. 🏅#1 historical romance dari 352 cerita. 🏅#1 victoria dari 328 cerita 🏅#1 lord dari 483 cerita. 🏅#3 lady dari 444 cerita. ==...