Pagi hari, Anton terbangun dengan aroma masakan yang sangat menusuk hidung..
"..Huuk..hukk... Duh siapa sich yang goreng cabe pagi pagi..huuuk..??" ujar Anton sambil bangun. Semalaman sehabis ngobrol, Anton tertidur di karpet ruang tengah.., dia tersadar bahwa dirinya telah berselimut, gak tau siapa yang menyelimutinya..
Dengan langkah gontai, dengan mata yang masih berat dibuka alias ngantuk.. Menuju dapur..
"..Masak apaan sich Na.. Sampe menusuk hidung gini..?? Tanya Anton
Braaak.. Tiba tiba sesuatu dibanting ke wajan.
".. Maaf kalo aku jadi bangunin kamu.. Aku emang gak bisa masak kayak Anna ton..!!" Dengan suara seperti yang kecewa. ternyata Renata yang memasak nasi goreng pedas, lalu ditinggalkan wajan berisi bumbu nasi goreng yang udah menghitam alias gosong kedepan terlihat wajahnya mesem kecewa campur marah. Pas melewati Anton, tangan Renata digenggam Anton.
"..Ehh.. Mut kamu yang masak.. gak papa kali.. Lanjut aja, aku mau kok nyobain masakan kamu. Maaf aku gak tau..." Anton merayu.
"..Nanti aja nunggu Anna.." jawabnya pelan raut kekecewaannya tetap terpancar dalam wajahnya.
"..Pagiiiii.. " sapa Anna yang muncul dari depan.
".. Na dari mana kamu... " tanya Anton sambil mengedipkan mata ke Anna memberi kode agar melihat Renata. Lalu Anna memperhatikan Renata dan menoleh ke arah wajan.
".. Oo habis dari warung... Belanja.., Ren kita masak yuk kita siapin sarapan, .. Kak Anton mandi dulu gih... Kita jam sepuluh kan musti ke kampus..."..balas Anna sambil mengajak Rena memasak, seakan tau maksud kode dari Anton..
"..Aku gak bisa Na, tadi aku mau bikin nasi goreng aja gagal.. " lemas Renata..
"..Udah nanti aku ajari, jangan merengut terus dong..!!" balas Anna.
Beberapa saat kemudian...
Mereka sedang menyelesaikan sarapan di meja makan.. Tiba tiba..
"..Ton... Bukain pintu, bantu papah..!!" teriak Surya dari teras depan..
Mereka lalu menyambut kepulangan Surya, saat Anton membuka pintu..
"..Ibu..!!! Lho ibu kok ada disini.." ujar Anton heran sambil menoleh kebelakang Surya dan bu Asih, Terlihat mereka banyak membawa barang..
"..Kamu tuch cium tangan dulu kek.. Bukannya bengong.." ingat Surya..
".. Oh iya.. Maaf lupa habisnya kaget baru kemarin pamitan ke ibu sekarang ibu ada disini.." balas Anton sambil mengecup tangan Surya dan bu Asih, diikuti oleh Rena dan Anna..
"..Lho ini siapa Ton, ibu baru kenal.. ?.." tanya bu Asih sambil menerima ciuman tangan Anna
"..Eehh.. Anu buu..., !!" Anton seperti kehabisan kata kata saat ditanya sosok Anna.
"..Dia teman Anton sih.. Dia tinggal disini, dah ku anggap sebagai anak ku kok..!!" tiba tiba Surya menjawab pertanyaan Asih sambil menerima cium tangan Anna.
Renata dan Anton hanya tersenyum kecil mendengar jawaban spontan Surya yang mengakui Anna sebagai anaknya. Sedangkan Anna langsung berbalik ke kamarnya gak tau apa ya g dia rasakan saat Surya berkata demikian, padahal bertatap muka pun mereka tak pernah
Melihat gelagat Anna, Rena lalu mengejar Anna, melihat kedua gadis meninggalkan mereka membuat Anton jadi serba salah, ingin rasanya mengikuti Anna..
"..biarkan mereka Ton, Rena pasti bisa ngatasi Anna, sekarang kamu bantu papah masukin semua barang, setelah beres nanti papah pengen bicara berdua dengan kamu..!!"
"..Iya pah, tapi jangan sekarang Anton akan ke kampus dulu...".. Jawab Anton mengangkat barang2 kedalam rumah.
***
Dalam kamar..
"..Kenapa Na, kok kamu nangis ..." ujar Rena mengelus rambut Anna, Anna yang berbaring di tempat tidur, sedang menangis .
"..Aku malu Ren... Aku malu ama mereka.. Melihat Anton, dan orang tuanya baik bener ke aku... Sedangkan aku hanya bisa menyakiti Anton ... Hiiks..." jawab Anna sambil menangis
"..Yang jelas kamu kan sekarang dah nyesel, dah jangan nangis terus ntar jelek lho.." sambil mengusap ait mata Anna .." Kalo kamu gini terus nanti mereka akan sebel sama kamu, dah yach sekarang kamu siap siap kita ke kampus kamu, aku mau bantuin mereka dulu.." perintah Rena. Dijawab dengan anggukan Anna dengan senyum tipis
KAMU SEDANG MEMBACA
GELOMBANG NESTAPA
AléatoireWARNING ⚠️⚠️ ADEGAN 21+ Seorang Pemuda yang mencari kebenaran masa lalu kelam kedua orang tuanya. Tak kala dirinya mencoba mengorek semuanya, orang orang yang di sayanginya semakin terancam hidupnya. Bagaimana dia bisa mengatasi itu semua? Mampuka...