Event-2

44 4 0
                                    


“ayo dong, jangan marah ya”

Gue duduk di salah satu bangku panjang di dalam mall, melipat tangan di depan dada dan memanyunkan bibir gue sepanjang mungkin, gue gak peduli lagi. Gue benar benar kesal dengannya  yang sudah membuat gue malu di depan orang!

Memangsih tetap banyak yang tepuk tangan, tapi tetap saja itu memalukan, mana dia pakai segala merekam gue!!!lebih lagi dia gak mau menghapus rekamannya!! Jelas saja membuat gue tambah badmood!

Dan dari tadi ia terus membujuk gue, yang sudah gak minat lagi jalan jalan di event ini dengan menyogok gue berbagai makanan, mulai dari takoyaki, burger, kentang, tempura, dan ice cream yang dari tadi gue cuekin.

Gue amat dongkol sampai ke ubun ubun!! Kalau saja dia yang gue perlakukan begitu, ah.
Tapi dia sudah biasa di depan banyak orang!
Curang!!

“Bodo ah! Gue males sama lo, seenaknya aja daftarin gue tanpa izin, padahal gue udah bilang sama lo kalo gue gak terlalu bisa dijadiin pusat perhatian, tapi lo malah dengan sengaja bikin gue begitu… bagus gue gak pingsan!” sewot gue, setelah sekian lama cemberut tanpa mengatakan apapun.

“Yaudah….. sorry, gue salah Ther…. Gue minta maaf, jadi bikin lo gak mood lagi… gue gak tau lo orangnya moodyan banget…” katanya sambil terus memperhatikan gue dari samping. Karena gue masih kesal ekspresi gue masih tetap datar dan tidak menanggapi ucapannya.

“tau gitu tadi gue nemenin ayah gue aja dirumah, toh dia juga jarang dirumah”
Setelah beberapa detik diantara kami akhirnya gue memutuskan untuk mengucapkannya dan kali ini wajah dan gesture Erik tampak merasa tidak enak dengan gue, mungkin ia benar benar merasa bersalah jadinya.
Jahat juga ya gue, bisa membuat orang merasa bersalah ke gue.

“ah.. Maaf” Hanya itu. Kali ini hanya itu yang ia katakana ke gue, tapi setelah itu ia terlihat ingin mengatakan sesuatu lagi ke gue.

“y-yaudah, lo bilang lo pengen beli merchandise langka yang lo cari cari, disini kan? biar gue yang terakthir, semahal apapun harganya”

Katanya mencoba membujuk gue lagi, sebenarnya gue gak peduli sih dia mau membayari gue atau enggak, hanya saja rasanya gue jadi ingin jalan sendirian saja!

“hhhhhhhhhhhhh……. Terserah lo aja, gue gak peduli lagi” Gue bangun dari bangku itu dan jalan meninggalkan Erik, tapi Erik mengikuti gue dengan membawa kresek yang isinya makanan tadi.

“Ther….”

Dari belakang ia memanggil gue, ia tampak berwajah merasa bersalah.
Haha.

Asik juga membuat orang merasa bersalah.
Mungkin memang gue jahat.
Siapa suruh main main sama gue.
Terima akibatnya kalau mengerjai gue, karena kebanyakan orang yang jahili gue langsung kena akibatnya, alias kualat. Hahahahhahah.

“maafin gue oke?”  Katanya, benar benar berbicara ke gue.

Tapi sedetik kemudian gue mendengus geli melihat wajahnya yang benar benar super merasa bersalah itu, karena setelah dipikir pikir dari tadi Erik menunjukan banyak ekspresi selain ‘datar’ seperti wajahnya yang seperti biasa disekolah.

Gue baru benar benar sadar kalau dari tadi Erik berekspresi, mulai dari bertemu dengan ayah gue, menahan tawa, tertawa geli, bahkan wajah bersalah nya itu!
Gue puas sih bisa lihat ekspresi lain dari cowok ganteng satu ini.

“Ther??” panggil nya masih terlihat bingung.

“yaudah lah, lagian bukan gue yang harusnya lo khawatirin kan?? kalo ketauan cewek lo kita jalan kek gini apa dia gak marah?” kata gue sambil terus berjalan dan Erik mengikuti di belakang.

3 DARA Stories [ Finished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang