Its a Trap

14 4 0
                                    

"anu.. permisi.. boleh minta tolong?"

Tiba tiba seorang perempuan menghampiri kami yang tengah membaca berkas berkas anak yang akan kami pantau esok hari.

 
"y-ya?" jawab Billa "bisa bantu pasangin ini? Disana." Kata nya sambil memegang sebuah kertas yang biasa dibuat untuk dekor.

"dimana?" Tanya gue "disebelah sana, karena gedung olahraga ini besok kan mau di pakai untuk ekskul tari, jadi kita mau nerusin dekor nya" jelasnya. Padahal gue gak minta di jelasin juga sih.

"lo anggota khusus?" Tanya billa tiba tiba, membuat kami serempak menoleh padanya "billa!" teriak Tasya "apa" kata billa menengadahkan kedua telapak tangannya "just asking" sambungnya kemudian. "ya" katanya setelah diam beberapa saat "oh!! Kalau gitu kita punya tugas yang-" "TASYA!" putus gue, kenapa juga ia membicarakan hal yang tidak perlu.
Maksud gue, mungkin saja kan kalau ia hanya mengaku sebagai anggota khusus, Paskal dan para MPK udah mengingatkan kami berkali kali dengan 'don't trust anyone' nya smpai gue bosan mendengarnya "hmfh... its ok, ayo" katanya

"Tasya, Billa, lo tunggu sini aja"

Mereka mengangguk dengan tatapan yang menurut gue tidak ikhlas, dan gue bisa liat jelas muka Billa yang terpampang ketidakpercayaan dengan perempuan ini.

Memang memcurigakan, kalau ia tak bisa menempelkan kertas ini kan bisa cari tangga, lagipula tidak mungkin dari kemarin ia menghias tanpa menggunakan tangga sedikitpun bukan?
Bagi gue, permintaannya tak masuk akal.
Gue memang tinggi, tapi tak cukup tinggi untuk menempelkan kertas itu seperti di bilik yang gue tempati sama Billa dan Tasya tadi.

Di dalam satu gedung sudah diseket melalui triplek dan hordeng by the way, jadi kami terpisah dan gue pikir gedung ini kosong ternyata ada beberapa orang di dalamnya untung saja sedari tadi kami tak terlalu kencang bicaranya.
Yah, yang jelas perempuan ini hanya mencari alasan untuk mendekati gue dan mengajak gue ke bilik satunya.

Dan yang mencurigakan bilik yang satu itu tertutup rapat bahkan sampai membuat atap tersendiri untuk sebuah bilik, mungkin akan di gunakan untuk ruang ganti pakaian?

"Nama gue Dilla, btw. Lo?" katanya sambil berjalan membimbing gue melewati bilik bilik ini hingga bilik terakhir yang gue bilang mencurigakan.

"Lyoni. Nice to meet you" jawab gue berusaha kalem "too. Lo anggota khusus itu ya" katanya, membuat gue sedikit tediam, gue gak berniat menjawab ucapannya karena bagi gue itu aneh, dia bilang 'anggota khusus itu'  seakan ia hanya mendengar rumor dan tidak tahu langsung dan pasti tentang 'Anggota Khusus'  "haha, its ok kalau gak mau jawab gak penting juga dan gakmau tau juga tugas lo, karena bukan urusan gue karena..."

Dilla membuka pintu bilik terakhir, dan tiba tiba saja seperti ada sesuatu yang mendorong gue dan membuat gue tersungkur "karena urusan gue itu ngasih lo pelajaran" katanya menyeringai sambil melipat tangannya di depan dada di hadapan gue, sementara di sebelahnya berdiri seorang perempuan yang membawa air.
Ah.
Sepertinya gue mau disiram.

"sayang banget Cuma dapet lo doang"

"sayang banget Cuma dapet lo doang"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
3 DARA Stories [ Finished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang