Rendyansyah Verro

46 3 0
                                    

“gimana masalah nya?”

Daniel mendekati kami bertiga yang masih suntuk dan merasa tak enak karena keributan tadi.
Sebelumnya setelah kejadian itu, ketua kelas meminta satu kelas untuk tutup mulut tentang apa yang terjadi, dan ia mendampingi kami bertiga di ruang BK menjelaskan seperlu nya tanpa menyinggung dengan aib Rendy, gue dan Billa mati matian membungkam Tasya supaya tak membicarakan soal Rendy yang memiliki image jelek di belakang.

Dan meyakinkan guru kalau semua masalah sudah beres dan tak perlu ada keterangan lagi dari pihak manapun, yah karena kejadian itu terlanjur terjadi kami tak bisa menghentikan rumor dan segala spekulasi siswa lainnya bahkan ada yang bisa menebak apa yang terjadi diantara kami, ada pula yang berspekulasi jika Paskal dan Rendy memperebutkan gue, haha itu berlebihan.
Gue gak secantik itu kok.

“Beres” Jawab gue singkat.
Bahkan kami tidak benar benar menceritakan apa yang terjadi pada Daniel, Fajar, dan Stevi.

“Stev. Keep your mouth shut about this ok?” kata Billa, mencoba memperingati Stevi yang notabene nya pintar mencari dan memilih informasi.

Karena Billa tau Stevi bisa mengerti apa yang terjadi tanpa di ceritakan sekalipun.

******

Sudah hampir seminggu sejak kejadian senin kemarin, gue, Billa maupun Tasya tak kunjung melihat batang hidung Rendy sama sekali bahkan ketika kami berpapasan dengan Paskal hari senin, ia hanya memberikan tatapan yang mengerikan, gue tebak dia habis bertengkar dengan Rendy, karena ujung bibirnya terlihat memar dan berdarah lalu setelahnya kami berpapasan kembali dengan Paskal tapi sama seperti hari itu, ia memasang wajah tak bersahabat, alhasil yang menegur kami hanya Erik dan Clarra yang selalu mengikuti Paskal kemanapun.

Menurut gue Paskal dan Rendy belum kunjung berbaikan sejak itu dan Rendy, menurut gue ia malu atau marah karena hal itu, jadi ia memutuskan menghilang selama beberapa hari dari sekolah.

Sementara gue? Itu kesempatan gue mencari tau kebenaran tentang Rendy yang Paskal beri tau ke gue, berkat koneksi Stevi dan Billa yang pandai mencari informasi diam diam akhirnya gue mendapatkan beberapa fakta dari kakak kelas yang pernah di pacari dan diselingkuhi olehnya dan tentunya gue bertanya langsung dengan teman dekat Rendy.
Bukan Paskal tapi Erik.

Gue gak berani tanyakan soal hal ini lagi dengan Paskal, selain gengsi sekarang ini ia berwajah tak bersahabat alias menakutkan, yang ada gue bisa kena semprot olehnya. Karena itu gue memutuskan untuk Tanya langsung dengan Erik yang waktu itu sedang berada di perpustakaan, yah tempat kesukaan ia memang di perpustakaan atau di UKS sih, gue sudah terlalu sering melihat dia di tempat yang sepi untuk baca buku atau main game.

Sekalian mengobrol debgan Erik sekalian pula gue cari tau soal Rendy, dan dengan wajah taplak nya ia bercerita santai soal Rendy dan dari keseleruhan cerita akhirnya gue menyimpulkan kalau Rendy memang benar suka mempermainkan perempuan bahkan perempuan yang jauh lebih tua dari nya, tak heran setelah mendengar kalau ayah Rendy adalah pemilik bar di beberapa cabang dan salah satu cabang di kelola olehnya, sejenak gue tabjuk dengannya karena masih sekolah saja ia sudah diberikan kepercayaan oleh ayahnya untuk mengelolah salah satu cabang usaha ayahnya.

Gue dapat info baru tentang Paskal dan Erik, ayah Erik yang bekerja sebagai dokter di sebuah rumah sakit besar, dan Ayah Paskal adalah seorang Pebisnis luar negeri dan dalam negeri, dan wajah ayahnya sudah sangat dikenal di kalangan pebisinis dan politikus, namun tetap saja gue gak kenal sama wajah ayahnya, ganteng sih. Karena Erik terus bercerita tentang dirinya , Paskal, dan Rendy akhirnya gue terpaksa mendengarkan, gue gak terlalu perduli sih tentang Paskal tapi ia terus bercerita. Walaupun hanya sebagian gue mengerti sedikit tentang mereka, kecuali Paskal sih.
Gue gak perduli soal dia, sumpah.

3 DARA Stories [ Finished ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang