Tujuh.

7.5K 1.1K 20
                                    

Chenle memasuki bengkel, tapi jaemin dan jeno tetap diluar sehingga hanya chenle jisung dibengkel. Terdengar suara meringis jisung di sofa itu masih merasakan sakit dibadan nya, sedangkan chenle sedikit jijik dengan bengkel ini terlihat kotor dengan oli yang berceceran akibat ulah anak otomotif.

Jisung tersadar chenle disini, dia agak kaget sambil terperanjat duduk.

Chenle menelisik wajah dan tubuh jisung, terdapat banyak luka lebam disana. Apalagi jisung hanya memakai kaos putih tanpa lengan, semakin jelas memperlihatkan otot tangan nya.

"Lo kenapa sih?" Chenle mulai duduk disamping jisung, menarik bahu jisung agar chenle bisa lebih jelas memperhatikan luka itu.

Tapi jisung salah tingkah, karena jarak mereka cukup dekat dan suara nafas chenle terdengar jelas.

"Gapapa, ngapain lo kesini?" Chenle mendengar nya langsung menjauhkan pandangan nya.

"Ya kata jeno, lo gak mau diobatin kalo bukan gue.." chenle kini berwajah datar. Dibalas cengengesan jisung

"Ish! " Ketus chenle, lalu berdiri mencari kotak p3k.

Chenle kembali dengan muka masam nya, memperhatikan jisung yang sok manja banget. Kalau bukan karena jisung sakit, kotak p3k mungkin sudah melayang ke wajah jisung.

"Sini muka lo!" Chenle galak, sambil menuangkan sedikit alkohol dikapas. Jisung dengan senang hati memajukan wajahnya hingga berjarak beberapa centi aja dari chenle.

Chenle mengernyitkan kesal, lalu mendorong jisung.

"Terlalu deket, ogeb!"

Lah sekarang malah wajah chenle yang mendekat, tampak jelas pria manis ini fokus memperhatikan luka diwajah jisung sambil mengusap nya dengan alkohol. Perih tak terasa jadi nya, tak disengaja jisung tersenyum tipis.

Sudah selesai dengan urusan wajah, kini chenle beralih pada luka di leher jisung. Seperti luka sayatan gitu, chenle hanya bisa menggeleng sabar.

Chenle menarik kasar tengkuk jisung, dengan maksud agar jisung menghadap ke arah lain.

"Akh!" Pekik jisung. Chenle hanya terkekeh, dia tidak sengaja.

"Maap maap.." ucap chenle sambil mulai membersihkan luka itu.

Aneh.. kan bisa dibawa ke RS biar lebih cepat sembuh, batin chenle.

Jisung bergidik saat nafas chenle menerpa leher nya. Jisung segera mundur mengode menyudahi saja mengobati di leher nya.

"Kenapa?" Tanya chenle bingung, "gue aja yang ngobatin.." jawab jisung dengan muka memucat.

Chenle sekarang beralih ke tangan, dia fokus mengobati luka itu. Sampai tak sadar jisung malah fokus memperhatikan wajah manis chenle.

Selesai di tangan, dan....

"Perut lo.. gak mau di obatin juga? Sini liat!" Kata chenle sambil menarik kaos jisung, hanya saja jisung lebih cepat mencegah.

"Jangan!! Hehe aku aja" kata jisung panik.

"Parah banget gak?" Tanya chenle lagi sambil menyipitkan mata nya tak percaya.

"Gak kok, udah makasih yaa" jisung menjauhkan tangan chenle.

"Hm, bagus deh.. lo mau makan apa?" Chenle sambil membereskan kotak p3k itu.

"Gausah, lo disini aja jangan kemana mana.." pinta jisung sambil memegang tangan mulus chenle, namun dengan cepat ditepis sang empu tangan.

"Lo beruntung, jam segini gue gaada kelas.." kata chenle, dia menenggelamkan tangan nya di hoodie karena kedinginan, ternyata diluar turun hujan lebat.

"Mau gue peluk?" Kata jisung menggoda, "idih, lo bau!" Ketus chenle bercanda.

"Lo kenapa begini? Tawuran??"

"Enggak.."

"Terus? Kok ini kayak digebukin?"

"Jatoh dari motor.."

"Ohh balapan?"

Jisung pun berdehem.

"Gak gak, gak percaya gue.. tuh dileher kok kayak kena pisau?"

"Tau apa lo!" Jisung mengelak.

"Ya tau lah, beda aja gitu.." jisung terdiam, tak membalas perdebatan.

"Lo... Udah makan?" Jisung membuka kembali ke percakapan.

"Udah"

"Emm semalam gue gak chat.."

"Bagus, gue gak suka diganggu kalo malem.."

Jisung berdehem.

Mata chenle memberat, hawa dingin dari hujan semakin mempengaruhi dia untuk tidur. Tidur saat hujan adalah waktu yang tepat.

"Hoaaamm" chenle menguap, lalu mengusap mata nya yang berair.

"Ngantuk? Tidur aja!" Dibalas lirikan datar dari chenle.

"Entar kalo ketinggalan kelas gimana?"

"Gak, nanti gue bangunin.."

Chenle percaya saja lalu menyamankan posisi senderan nya, mulai menutup mata yang sedari tadi sudah berat. Gemuruh hujan tak lagi dihiraukan.

Terbesik dalam pikiran jisung, manusia seKaya Zhong chenle tidak masalah tidur ditempat kotor seperti bengkel ini. Haha unik.

Melihat damai nya wajah chenle saat sudah terlelap, tangan jisung terulur untuk membuat chenle bersandar di bahu nya. Tak apa bahu jisung sedang sakit, tapi tergantikan moment langka ini.

Jisung tersenyum tipis saat kepala chenle sudah mendarat dibahu nya, jisung ikut menyenderkan kepalanya di kepala chenle. Tapi sebelum itu dia sekilas mencium rambut legam milik pria manis itu.

Jisung ikut terlelap, dari semalam dia susah tidur. Tapi disamping chenle dia sangat nyaman dan mudah tertidur.

Jeno dan jaemin menyadari chenle tak kunjung keluar dari bengkel pun, sedikit mengintip. Hati mereka adem, melihat chenle dan jisung tertidur dengan wajah damai. Jaemin tersenyum manis, sedangkan jeno ikut senang.

Jeno dan Jaemin membiarkan hal itu, dan mereka tidak mau menganggu. Jeno pun mengajak jaemin ke kantin saja, hujan begini sangat cocok makan ramyeon dan minum coklat hangat.

.
.
.
.
.

Vomment juseyo ~

Love friend [ ChenJi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang