Delapan.

7.4K 1.1K 31
                                    

Cetarrrr..

Itu suara petir berhasil membuat chenle memekik kaget dan akhir nya bangun. Tapi sebelum dia mengangkat kepala nya, ada suatu benda seperti bersender dikepala nya. Membuat dia merotasikan mata nya memastikan apa itu,

Eh!?

Chenle tak pikir panjang langsung duduk normal, membuat kepala yang lain hampir terjatuh tapi tidak jadi karena chenle cepat menangkap dan disenderkan ke senderan sofa.

"Dasar jisung park!" Ketus chenle, dia mengucek mata nya untuk memfokuskan penglihatan nya.

Melirik apple watch yang melingkar ditangan kiri nya, chenle bernapas lega karena dia tidak telat kelas. Dan masih ada waktu beberapa menit.

Chenle beranjak dari sofa, sekali memperhatikan jisung masih terlelap tidur.

Chenle keluar bengkel, menelisik pemandangan disana mencari seseorang. Ya mencari Na jaemin.

Bengkel itu sangat sepi, hanya ada dia dan jisung disini. Chenle mengusap wajah nya gusar lalu mengeluarkan benda pipih pintar dari kocek hoodie nya. Dia capek kalo harus berkeliling mencari jaemin, apalagi dengan kondisi hujan cukup lebat begini.

"Halo?"

"....."

"Lo dimana? Jemput gue disini, bentar lagi kan ada kelas jaemin.."

"....."

"Oke gue tunggu, cepat ya"

Tutt...

Sambungan terputus.

Tangan chenle tergerak untuk mengulurkan tangan nya ke rintikan hujan, dingin tapi sensasi nya menyenangkan. Chenle pertama kali bermain air hujan seperti ini, karena jika ayah nya tau maka hanya akan ada kemarahan dari sang ayah.

Chenle tersenyum manis tapi senyum nya memiliki banyak makna, merasakan sensasi sejuk menyentuh kulit tangan nya

Mata nya menatap lekat lekat tetesan bening hujan, sungguh chenle baru pertama kali seperti ini. Chenle ingin seperti ini terus, pria manis itu sampai menutup mata nya.

Tak lama ketika chenle merasakan rintikan hujan, ada tangan besar meraih tangan nya lalu menjauhkan nya dari hujan.

Chenle kaget sontak membuka mata dan mendapati pria tinggi menyebalkan itu sudah berdiri. Namun sekarang menggunakan jaket kulit hitam.

"Ih apa sih?" Ketus chenle menarik tangan nya dari genggaman orang itu.

"Apa? Jangan main hujan, ntar sakit" jisung mulai duduk disamping chenle, menyodorkan sebuah cangkir berisi coklat panas.

Hah!? Kok dibengkel ada stok coklat panas?' pikir chenle.

Chenle hanya diam, tak meneguk coklat panas yang beruap. Aroma nya juga tajam dan nikmat.

"Kok gak diminum? Itu bukan racun, tenang.." ucap jisung, kini coklat panas milik nya sudah habis setengah.

Chenle menatap curiga tuan park itu, lalu mulai menyicip coklat panas dengan hati hati.

Jisung hanya bisa terkekeh pelan, chenle sangat imut.

"Kok bangun? Pura pura tidur ya?"

"Siapa? Gue? Yee enggak lah, tadi kepala gue jatuh eh terus gue liat orang disamping gue udah gaada.."

"Oh,"

Suasana kembali hening, hanya ada gemuruh hujan dan sesekali petir.

"Habis ini ada kelas?"

"Itu tau, gue minta bangunin eh gue duluan yang bangun.. gimana sih lo!?" Ketus chenle.

"Haha maaf.. gue ketiduran tadi, enak banget aroma rambut lo sampe gue bisa tidur!" Jawab jisung sambil bercanda.

"Idih!" Chenle merotasikan mata nya malas.

"Gue antar ke kelas lo mau?"

"Hah!? Gak, jaemin bentar lagi datang.."

"Oh,,"

Kembali hening, sebenarnya ini moment yang tepat untuk jisung. Hanya saja...

"Hai chenle!" Jaemin datang bersama jeno, mereka sepayung.

"Hai.. lama banget!" Chenle beranjak dari duduk, meletakkan coklat panas nya ke kursi.

"Maap, tadi cari payung dulu haha.. fakultas kita kan lumayan juga kalo jalan kaki" canda jaemin, tapi jaemin jujur. Dia sampai meminjam payung milik salah satu bibi kantin.

"Oke, yuk ke kelas.."

Jaemin berpamitan dengan jeno dan tak lupa dengan jisung juga, sedangkan chenle hanya tersenyum tipis.

Mereka berdua pun meninggalkan bengkel. Jisung menghela nafas panjang, memandangi punggung chenle kian menjauh.

"Terima kasih zhong chenle~" batin jisung.

.
.
.
.
.
.

Vote juseyo~

Love friend [ ChenJi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang