LimaBelas.

6.6K 939 26
                                    

Setelah berbincang random dan menghabiskan waktu berdua, jaemin pamit kembali ke kampus karena sebentar lagi kelas di mulai.

"Sampai sekarang, papa kamu belom ngehubungin aku.. kamu jangan khawatir aku bakal tutup rapat keberadaan kamu sekarang. Ingat chenle kamu harus istirahat dengan baik, sambil pikirkan kedepan nya gimana. Kamu bisa kan??" Jaemin memberikan beberapa note sebelum benar benar pergi, chenle hanya tersenyum tipis meng'iya'kan apa saja yang diucapkan sang sahabat.

Oh ya jaemin tidak sendiri, tentu saja dia bersama jeno.

"Aku pamit pergi yaa, papay papayy.. woy jisung jagain tuh chenle, awas aja!" Jisung hanya mengangguk.

Setelah itu mereka benar benar pergi.

Ceklek!

"Hoaahh, gue ngantuk.." chenle langsung menaiki tangga, di ekori jisung.

"Eh! Lo ngapain sih ngikutin gue? Gue bilang mau tidur.." chenle mendorong jisung tapi kancing kemeja lengan nya tersangkut di kaos jisung.

"Apa nih? Takdir aja gak mau misahin kita.." jisung hanya cengengesan sambil melepas kancing yang tersangkut.

"Gue mau tidur jisung, sono gak?!" Jisung memasang ekspresi datar, lalu membalikkan badan.

"Ya ya ya.. tidur yang nyenyak" jisung melangkah keluar kamar.

Jisung pergi ke suatu tempat, suara berisik motor tersebut membuat chenle sadar dan mengintip dari jendela.

'Jisung mau kemana?'. Batin chenle.

~~~

Brak!!

"Mana bang jaehyun?"

"Lo kenapa sih jisung? Santai napa?" Ini yang jawab bang yuta satu geng sama bang jaehyun.

"Tadi bang jaehyun ada pergi gak?"

"Ada!" Kini yang jawab adalah objek yang dicari jisung.

"Bang! Gue udah bilang jangan kerumah!" Jisung menoleh ke sumber suara, menatap penuh intimidasi jaehyun yang baru tiba sambil memegang minuman kaleng.

"Kenapa? Lo nyimpan harta karun dirumah lo?!" Jaehyun berSmirk jahat, menampak lubang cacat di pipi nya dengan manis.

"Bang!!!!??"

Bugh!

Lesatan bogem mendarat Begitu saja ke rahang tegas jaehyun, dia sedikit terdorong sambil mengusap rahang nya yang terasa sangat ngilu.

"Gue peringatin bang, dia gaada kaitan nya sama masalah kita!!"

"Hah?! Lo pandai juga ye jisung main nya, lo ternyata lebih licik daripada gue!" Jaehyun mendekat sambil menatap remeh ke arah jisung.

"Gue tau ya tuh anak siapa. Dia cucu konglomerat kan?? Zhong chenle." Jisung membelalak mendengar pernyataan dari mulut jaehyun.

"Lo..."

"Gue udah lama pengen culik dia, kenapa emang? Dengar jisung, kita bisa kerjasama. Dia bisa menghasilkan banyak uang untuk kita, hutang lo lunas dan lo juga dapat banyak duit.." jaehyun mengatakan itu penuh keyakinan, kerjaan jaehyun memang seperti itu kalau bukan malak secara terang terangan ya dia akan pakai cara lebih sadis seperti menyandera orang elit dan minta tebusan.

Jisung sudah tau semua itu.

Jisung menggeleng keras, tangan nya kembali mengepal seperti bersiap ingin melesatkan tinjuan lagi.

"Bang, jangan chenle! Gue yakin bisa lunasi semua hutang gue secepet nya. Tapi jangan kaitkan chenle--"

"Kapan jisung?? Lo pinjam duit 20 juta ke gue, sampe sekarang lo nyicil aja kagak??! Jangan lupain bunga lo ituu" jaehyun melempar kaleng minuman nya hingga berderai.

Yuta yang seperti nya sudah merasakan aura gelap di antara kedua nya, memilih untuk keluar dari markas.

"Lo bisa gantikan dengan gue! Gue siap! Asal jangan chenle.. jauhi dia, dia gak tau apa apa.."

Jaehyun kembali berSmirk iblis.

"Yakin lo? Ga nyesel hah?"

Jisung mengangguk yakin, walaupun sebenarnya ada sepercik ragu dihati nya.

"Oke deal, malam ini lo harus siap siap ikut gue! Gue tunggu janji lo, atau lo bakal tau akibat nya." Jaehyun menepuk pundak jisung. Lalu pergi.

Jisung mengusap wajah nya frustasi, dan sedikit gugup. Apa yang akan jaehyun lakukan terhadap nya(?) Tapi jika chenle yang ada ditangan jaehyun, maka jisung akan lebih tersiksa.

~~~

Ceklek!

Dilihat nya chenle sedang melompat kecil berusaha meraih sesuatu diatas lemari.

"Nih!" Jisung sigap mengambilkan.

"Oh? Makasih.." chenle tersenyum tipis lalu pergi ke ruang tv.

"Buat apa tuh raket? Udah usang juga.."

"Lo kok gak bilang sih ada mainan begini? Untung gue liat.." chenle sibuk membersihkan debu di dua raket tersebut.

Jisung ikut duduk disamping chenle, ikut membantu membersihkan dan membenarkan senar yang berantakan.

"Muka lo kusut banget, tadi kemana?" Chenle menyadari kondisi wajah jisung yang beda sejak tadi.

"Mmm biasa.." dibalas anggukan paham chenle.

"Ini bakal gue pakai buat main, lo ikut juga yaa.. kita main di balkon atas atau didepan rumah. Mau gak?"

"Ha? Gue harus banget ikut ya?"

"Kan ada dua raket jisunggg, masa gue main sendiri sih?"

"Oke oke, lo main aja sepuasnya.. ntar malam gue gaada dirumah"

"Ish kemana lagi??"

Jisung menatap wajah chenle sedikit mencebik tak suka, Aaa~ gemas nya.

Tak sadar jisung tersenyum tipis.

"Apa? Lo mau gue temenin tidur?"

Bugh!

"Akh! Sakit, astagaa" tinjuan chenle tak main main, membuat jisung meringis sakit di lengan kiri nya.

"Lo sih kalo ngomong ngadi ngadi banget"

Mengobrol sambil membersihkan raket sangatlah menyenangkan. Pembicaraan mereka random dan terkadang saling mengejek dan bercanda. Jisung merasakan moment seperti ini pertama kali, yaa biasa jisung jika sudah bersama teman teman pembahasan nya beda.

"Udah nih, kock nya pake apa?" Jisung baru menyadari.

"Pake kertas diremuk, ada gak?" Chenle menoleh ke arah jisung.

"Hmm ada noh buku tugas gue, gue beli buku juga cuma satu"

"Gapapa nih?"

"Gapapa, bentar gue ambilin" dibalas senyum tipis chenle.

Setelah semua sudah siap, mereka benar benar bermain tapi didepan rumah. Sangat seru dan tambah seru karena jisung buruk dalam bermain, tawa chenle pecah dan menghiasi setiap jisung tak bisa menangkap kock itu.

Jisung ikut tersenyum senang jadi nya.

Bermain seperti ini hanya ketika jisung masih kecil, itu pun hanya sekali bersama ayah dan ibu nya. Setelah itu dia ditinggal selama nya berusaha hidup mandiri dengan keras.

Senyum sudah sangat langka untuk jisung, hidupnya yang keras lah menjadikan dia pribadi yang dingin dan sedikit tempramen. Tapi hadir nya chenle yang memiliki setiap warna dalam tawa, membuat hidup jisung selalu teringat kenangan indah di masa kecil.

Disaat kebahagian sederhananya bersama dua orang yang dia cintai yaitu ayah dan ibu nya. Jisung tak mau lagi kehilangan orang yang dia cintai untuk ketiga kalinya.

Jika jisung harus bertaruh nyawa untuk pria manis yang sekarang tertawa bersama nya, Maka jelaslah dia lakukan itu.

.
.
.
.
.
.
.

Vote juseyo~
👇

Love friend [ ChenJi ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang